Vaksin meningitis merupakan salah satu langkah penting yang perlu dilakukan sebelum bepergian ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang termasuk endemik meningitis, seperti wilayah Afrika Tengah dan Timur Tengah, yang memiliki risiko penularan infeksi meningitis sangat tinggi. Bagaimana dengan keberangkatan haji dan umrah? Apakah vaksin meningitis untuk umroh dan haji ini juga diperlukan?
1. Pentingnya Vaksinasi Meningitis
Menurut Siloam Hospital, meningitis adalah peradangan pada selaput otak yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Penyakit ini harus diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan pendengaran, penglihatan, hingga kerusakan otak. Oleh karena itu, vaksinasi meningitis menjadi langkah pencegahan yang penting dan perlu dilakukan secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan.
Vaksin meningitis juga merupakan salah satu persyaratan bagi mereka yang ingin bepergian ke wilayah endemik meningitis, seperti Afrika Tengah, Timur Tengah, Tiongkok, Australia, dan Amerika Selatan. Selain itu, tenaga medis sangat dianjurkan untuk menerima vaksin ini karena mereka memiliki risiko tinggi terpapar penyakit berbahaya tersebut. Jadi, vaksin meningitis untuk umroh dan haji itu penting ya!
2. Apakah Vaksin Meningitis Wajib untuk Haji dan Umrah?
Berdasarkan informasi dari Siloam Hospital, vaksinasi meningitis sebelumnya merupakan syarat wajib bagi peserta haji dan umrah. Namun, sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan yang berlaku sejak 7 November 2022, vaksin meningitis tetap diwajibkan untuk peserta haji, tetapi tidak lagi menjadi kewajiban bagi mereka yang menggunakan visa umrah. Meskipun begitu, vaksinasi ini tetap sangat dianjurkan bagi jamaah umrah, terutama mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Jadi, vaksin meningitis untuk umroh dan haji itu menjadi salah satu kewajiban yang harus dipenuhi ya!
3. Siapa yang Disarankan untuk Mendapatkan Vaksin Meningitis?
Menurut Siloam Hospital, meskipun vaksin meningitis tidak lagi menjadi kewajiban bagi jamaah umrah, vaksin ini tetap direkomendasikan untuk individu dengan kondisi tertentu, seperti memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid). Selain itu, vaksinasi meningitis juga disarankan untuk:
- Perjalanan ke wilayah endemik. Vaksin meningitis menjadi salah satu keharusan jika Anda akan bepergian ke negara-negara endemik. Sebaiknya vaksinasi dilakukan 2–3 minggu sebelum keberangkatan untuk memastikan efektivitasnya.
- Mereka dengan gangguan sistem imun. Misalnya, penderita penyakit seperti kanker atau HIV/AIDS.
- Orang dengan gangguan limpa.
- Tenaga medis. Karena memiliki risiko tinggi terpapar bakteri atau virus penyebab meningitis.
- Orang yang pernah mengidap meningitis.
Jadi, vaksin meningitis untuk umroh dan haji itu tidak hanya penting sebagai syarat perjalanan tertentu, tetapi juga sebagai perlindungan kesehatan bagi mereka yang berisiko tinggi.
4. Surat Edaran Vaksin Meningitis
Aturan mengenai vaksinasi meningitis bagi calon jemaah haji dan umrah kini merujuk pada dokumen “Umrah Health Requirements and Recommendations for Travelers to Saudi Arabia for Umrah 1445 H (2024).” Meningitis meningokokus, yaitu peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang, tetap menjadi ancaman serius bagi peserta haji dan umrah. Di Arab Saudi, penyakit ini masih tergolong endemik dan memiliki potensi penyebaran yang cepat.
Risiko penularan meningkat secara signifikan karena banyaknya jemaah yang berasal dari negara-negara endemik di Afrika. Wilayah yang disebut sebagai “sabuk meningitis” ini membentang dari Senegal di barat hingga Ethiopia di timur, mencakup total 26 negara.
Gejala meningitis meningokokus bervariasi tergantung jenis, usia, dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum meliputi:
- Demam tinggi
- Kekakuan di leher
- Napas cepat
- Keringat dingin
- Nyeri sendi dan otot
- Sakit kepala berat
- Mual atau muntah
- Hilangnya nafsu makan
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Kesulitan berkonsentrasi
- Mudah mengantuk atau kebingungan
- Kejang-kejang
- Ruam kulit
Karena bahaya penyakit ini, pemerintah telah mengatur langkah pencegahan melalui kebijakan vaksinasi bagi calon jemaah haji dan umrah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menerbitkan Surat Edaran nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis bagi Jamaah Haji dan Umrah. Surat edaran ini menegaskan bahwa vaksinasi meningitis meningokokus kini menjadi syarat wajib bagi jemaah yang datang ke Arab Saudi menggunakan visa haji maupun umrah.
Surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, pada 11 Juli 2024, mengubah status vaksinasi meningitis bagi jemaah umrah dari “direkomendasikan” (2022) menjadi “wajib.”
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, menjelaskan bahwa keputusan ini mengikuti pembaruan regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Berdasarkan nota diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi tanggal 20 Mei 2024 (nomor 211-4239), Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menetapkan vaksin meningitis meningokokus sebagai salah satu syarat utama untuk pengunjung yang hendak melaksanakan ibadah umrah.
Dokumen tersebut mengatur persyaratan kesehatan untuk pelaku perjalanan yang datang ke Arab Saudi demi tujuan umrah 1445 H (2024 M). Salah satu persyaratan utamanya adalah vaksin meningitis meningokokus, yang dikategorikan sebagai “required vaccinations” atau vaksinasi yang wajib dilakukan.
Ketentuan ini berlaku untuk semua individu dari seluruh negara yang akan berkunjung ke Arab Saudi guna melaksanakan ibadah umrah. Dr. Farchanny menjelaskan bahwa Surat Edaran Kemenkes RI merupakan tindak lanjut atas aturan kewajiban vaksinasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. 【Sumber: Kemenkes, 16 Juli 2024】.
5. Lokasi Vaksinasi Meningitis
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dinas kesehatan, unit pelaksana teknis (UPT) bidang kekarantinaan kesehatan, serta fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan vaksinasi internasional diwajibkan memberikan layanan terbaik kepada calon pelaku perjalanan. Hal ini berlaku untuk semua calon jemaah umrah dan haji yang membutuhkan vaksinasi meningitis.
Proses vaksinasi meningitis dapat dilakukan di berbagai lokasi, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kemenkes RI yang tersedia di bandara, pelabuhan, serta rumah sakit yang bekerja sama dengan Kemenkes. Layanan ini tersebar di 30 wilayah, antara lain:
- Pulau Jawa: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
- Sumatra: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung
- Kalimantan: Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur
- Sulawesi dan sekitarnya: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo
- Wilayah lain: Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat
Menurut dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, sejak Juli 2024, otoritas penerbangan Kementerian Perhubungan Arab Saudi memberlakukan pemeriksaan ketat terhadap syarat vaksinasi meningitis bagi jemaah umrah. Bukti vaksinasi meningitis akan menjadi bagian dari dokumen yang harus dilampirkan saat keberangkatan.
Berdasarkan data Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, hingga April 2024, jumlah jemaah umrah Indonesia mencapai 1,2 juta orang. Pada tahun 2023, jumlah tersebut tercatat sebanyak 1,5 juta, dan diperkirakan akan meningkat hingga 2 juta jemaah pada tahun 2024. Sebagai perbandingan, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menargetkan peningkatan jumlah jemaah umrah dari 8 juta menjadi 30 juta orang setiap tahun sejak 2023.
Pengawasan Ketat di Pintu Masuk
Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah menetapkan prosedur pengawasan di pintu-pintu masuk negara untuk mendeteksi penyakit meningitis meningokokus. Pengawasan ini terutama ditujukan kepada negara-negara yang sering mengalami epidemi meningitis, yang berisiko tinggi terhadap epidemi, atau yang mengalami wabah Neisseria meningitidis tanpa vaksinasi.
Bakteri Neisseria meningitidis merupakan penyebab utama meningitis meningokokus, dan risiko tinggi penyebaran penyakit ini dilaporkan lebih banyak terjadi di negara-negara Afrika sesuai dengan informasi WHO International Travel and Health tahun 2015.
6. Vaksin Wajib Lain untuk Jemaah Umrah
Selain vaksin meningitis, beberapa vaksin lain juga diwajibkan bagi jemaah umrah untuk melindungi dari penyakit menular yang berisiko tinggi. Berikut daftar vaksin tersebut:
Vaksin Polio
Vaksin polio atau Poliomyelitis merupakan salah satu syarat wajib untuk jemaah yang berasal dari negara tertentu. Vaksin yang diakui meliputi:
- Bivalen Oral Polio Vaccine (bOPV): Setidaknya satu dosis diberikan dalam bentuk vaksin oral.
- Inactivated Polio Vaccine (IPV): Alternatif imunisasi polio dalam bentuk suntikan.
Negara yang wajib menerima vaksin ini (bOPV/IPV):
- bOPV/IPV: Afghanistan, Pakistan, Madagaskar, Mozambik, Kongo, Yaman.
- Minimal satu dosis IPV atau OPV: Nigeria, Pantai Gading, Burundi, Tanzania, Guinea, Zambia, Kenya, Afrika Tengah, Burkina Faso, Chad, Benin, Mali, Indonesia, Sudan Selatan, Somalia, Palestina, Mauritania, Zimbabwe, dan Mozambik.
Vaksin Yellow Fever
Vaksin demam kuning (Yellow Fever) juga menjadi syarat utama bagi jemaah umrah dari negara yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit ini. Jenis vaksin yang diakui adalah satu dosis IPV atau OPV.
Negara yang wajib menerima vaksin demam kuning:
- Guyana, Argentina, Ghana, Angola, Panama, Venezuela, Guinea, Benin, Paraguay, Bolivia,
- Guinea-Bissau, Burkina Faso, Peru, Brazil, Kenya, Burundi, Suriname, Kolombia, Liberia, Kamerun,
- Ekuador, Trinidad dan Tobago, Mali, Afrika Tengah, Prancis Guiana, Mauritania, Chad, Nigeria, Pantai Gading, Senegal, Sierra Leone, Guinea Khatulistiwa, Sudan, Ethiopia, Gambia, Gabon, Togo, Sudan Selatan, dan Uganda.
Penerapan vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit menular baik di Arab Saudi maupun di negara asal jemaah. Pemeriksaan kelengkapan vaksin dilakukan di pintu masuk Arab Saudi sebagai bagian dari upaya pengendalian kesehatan global. Jemaah diharapkan untuk memenuhi ketentuan ini sebelum keberangkatan.
7. Tips Sehat Saat Haji dan Umrah
Melakukan ibadah haji adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial. Dengan jutaan jemaah dari berbagai belahan dunia yang berkumpul di Mekkah, menjaga kesehatan menjadi hal utama agar dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan optimal. Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan selama haji dan umrah:
Konsultasi dengan Tenaga Medis
Sebelum keberangkatan, lakukan konsultasi dengan dokter, terutama jika memiliki riwayat penyakit atau sedang menjalani pengobatan. Mintalah saran medis terkait kondisi kesehatan, obat-obatan yang perlu dibawa, serta vaksinasi yang diperlukan.
Pastikan Vaksinasi dan Imunisasi
Penuhi vaksinasi wajib dan imunisasi dasar sebelum berangkat. Selain vaksin meningitis, perhatikan imunisasi untuk difteri, tetanus, batuk rejan, polio, dan hepatitis. Konsultasikan dengan petugas kesehatan setempat untuk memastikan kebutuhan vaksinasi terpenuhi.
Jaga Kebersihan dan Higiene
- Cuci tangan secara teratur menggunakan sabun atau hand sanitizer, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
- Gunakan masker untuk melindungi diri dari debu, kuman, atau virus yang dapat menyebar di kerumunan.
- Hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan.
Konsumsi Nutrisi Seimbang
- Pilih makanan yang higienis dan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Hindari makanan yang tidak terjamin kebersihannya untuk mencegah masalah pencernaan.
- Minum air secara cukup untuk mencegah dehidrasi, terutama di cuaca panas.
Beristirahat yang Cukup
- Aktivitas ibadah memerlukan stamina tinggi. Pastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat yang memadai, termasuk tidur yang cukup setiap malam.
- Jangan memaksakan diri jika merasa lelah, beri tubuh waktu untuk pulih.
Lindungi Diri dari Cuaca Panas
- Cuaca di Mekkah sering kali sangat panas, terutama saat musim haji. Lindungi diri dengan pakaian nyaman, topi, payung, dan tabir surya ber-SPF tinggi.
- Hindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama dan cari tempat teduh bila memungkinkan.
Persiapkan Kebugaran Fisik
- Sebelum berangkat, lakukan latihan fisik ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda untuk meningkatkan stamina.
- Saat ibadah, sesuaikan aktivitas fisik dengan kemampuan tubuh, terutama saat thawaf dan sa’i.
Jaga Kesehatan Mental
- Tantangan fisik dan mental selama ibadah dapat memicu stres. Hadapi dengan sabar dan tetap tenang.
- Jika merasa cemas, bicarakan perasaan Anda dengan keluarga, teman, atau sesama jemaah.
- Manfaatkan waktu untuk bermunajat, yang juga membantu menenangkan pikiran.
Dengan persiapan fisik, mental, dan kesehatan yang baik, perjalanan ibadah ini akan menjadi pengalaman berharga yang dapat dilakukan dengan khusyuk dan penuh berkah. Demikian pembahasan tentang vaksin meningitis untuk umroh dan haji.
Tertarik untuk melaksanakan umroh? Yuk percayakan perjalanan ibadah Anda kepada Arrayyan Al Mubarak, penyedia layanan umroh terpercaya yang berkomitmen memberikan pengalaman ibadah terbaik. Dengan dukungan fasilitas premium, pembimbing ibadah profesional, serta layanan kesehatan lengkap seperti vaksinasi meningitis dan imunisasi wajib lainnya, kami memastikan Anda dapat melaksanakan setiap ritual umroh dengan khusyuk dan tenang. Nikmati kenyamanan akomodasi terbaik, pendampingan penuh selama perjalanan, hingga tips kesehatan untuk menjaga stamina di Tanah Suci. Bersama kami, perjalanan umroh Anda bukan sekadar kewajiban, tapi sebuah momen ibadah yang tak terlupakan!