15 Oleh-Oleh Umroh yang Bermanfaat dan Kekinian untuk Saudara di Indonesia

15 Oleh-Oleh Umroh yang Bermanfaat dan Kekinian untuk Saudara di Indonesia

Oleh-oleh umroh adalah buah tangan yang biasanya dibawa pulang oleh orang-orang yang baru saja kembali dari tanah suci. Biasanya, sebelum orang tersebut kembali ke tanah air dan atau selepas melaksanakan ibadahnya di tanah suci, banyak orang yang menyempatkan diri untuk membeli oleh-oleh umroh buat saudara, baik untuk anak, orang dewasa wanita dan laki-laki. 

Beberapa jenis oleh-oleh umroh sangat dinanti-nanti karena beberapa makanan dan benda unik itu hanya bisa ditemukan di kota Mekkah dan Madinah, dan atau Arab Saudi serta sukar ditemukan di tempat yang lain. Apabila Kamu membutuhkan inspirasi di dalam mencari oleh-oleh umroh, maka Kamu bisa simak beberapa idenya di sini!

Oleh-oleh Umroh Haji yang Bermanfaat dan Kekinian

Oleh-Oleh Umroh
Gambar oleh oleh umroh yang bermanfaat dan kekinian: Kurma

Beberapa ide buah tangan haji dan umrah ini, mungkin sudah seringkali Kamu temukan, tapi beberapa darinya, mungkin bisa menjadi alternatif agar variasi buah tangan haji dan umrah yang disiapkan menjadi jauh lebih banyak. Berikut ini beberapa ide oleh-oleh umroh yang bermanfaat untuk saudara:

Air Zam-Zam

Oleh-oleh umroh dan haji yang satu ini sering dijadikan oleh-oleh oleh jemaah yang baru saja berkunjung ke Mekah dan Madinah. Air zam-zam dipercaya sebagai air suci karena merupakan pertama kalinya air muncul dari telapak kaki Nabi Ismail. Sumur zam-zam ini juga memiliki mata air yang tidak berhenti mengalir sampai saat ini. Itulah kenapa banyak jamaah dari Indonesia yang membawa air zam-zam ini dalam jumlah yang sangat besar. 

Kurma

Buah yang sangat berkaitan dengan budaya Arab ini sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh umroh dari Mekkah kalau kamu pulang haji atau umroh. Bukan hanya memiliki rasa yang lezat tetapi buah ini juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti sebagai sumber energi. Kamu bisa membeli kurma yang keadaannya masih segar atau membeli yang sudah dikeringkan agar bisa bertahan lama. 

Parfum 

Parfum adalah barang yang sering dijadikan oleh-oleh dari Mekkah dan Madinah. Parfum ini cukup terkenal karena pedagang Arab yang pada dahulu sering menjual parfum ke seluruh dunia. Parfum yang bisa kamu temukan biasanya memiliki wangi seperti misik, rempah dan kasturi.

Buah Tin

Oleh-oleh umroh dan haji yang satu ini dipercaya merupakan buah kesukaan Rasulullah SAW. Buah ini terbilang memiliki cukup banyak manfaat untuk kesehatan seperti sebagai sumber energi dan juga bisa melancarkan sistem pencernaan. Buah tin ini sering dijual dalam keadaan sudah dikeringkan dan dikemas sehingga sering dijadikan oleh-oleh. 

Coklat Batu 

Coklat batu merupakan coklat yang memiliki bentuk seperti batu dan sering dijadikan oleh-oleh ketika seseorang pergi haji atau umrah. Rasanya manis dan bentuknya unik sehingga dianggap sebagai oleh-oleh khas dari Mekah.

Gelang Tasbih 

Gelang tasbih sering digunakan untuk menghitung bacaan tasbih dan digunakan sebagai penanda hitungan. Kamu bisa menemukan cukup banyak variasi gelang tasbih ketika kamu pergi haji atau umroh. Bahannya cukup beragam, seperti mutiara dan kayu. 

Sajadah

Oleh-oleh umroh dan haji lainnya yang cukup khas dari Mekah dan akan membawa suatu kesan tersendiri adalah sajadah. Kamu bisa memilih sajadah yang memiliki corak Kota Mekah atau masjid. 

Henna 

Henna merupakan pacar kuku di mana kamu bisa menggunakannya sebagai penghias tangan. Menggunakan Henna tidak akan membuat wudhu kamu batal karena bahan-bahan yang digunakan tidak akan membuat air tidak bisa dirasakan oleh tubuh. Henna ini sering kali diberikan untuk perempuan. 

Siwak 

Siwak adalah suatu bahan yang diambil dari dahan pohon salvadora dan penggunaan dari bahan ini sangat direkomendasikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pembersih gusi dan gigi. Kamu bisa menjadikan bahan ini alternatif oleh-oleh ketika kamu pergi umroh atau haji.

Bukhur

Bukhur adalah dupa yang berasal dari Timur Tengah dan sering digunakan dalam upacara keagamaan atau digunakan sebagai pewangi ruangan dan aromaterapi. Aromanya cukup khas dan sering dijadikan oleh-oleh ketika haji atau umroh. 

Kismis

Kismis adalah makanan yang mudah untuk kamu temukan di pasar tradisional dan tempat wisata yang ada di Arab. Kismis yang kamu temukan disana memiliki warna yang cukup beragam, ada yang warna kuning sampai kecoklatan. Kamu bisa menggunakan bahan ini sebagai oleh-oleh untuk haji dan umroh atau dijadikan cemilan dan campuran ketika memasak. 

Kacang Arab

Kacang arab adalah kacang yang berbeda dari kebanyakan kacang lainnya dan terbilang unik karena rasanya gurih dan renyah. Kamu bisa menemukan kacang ini pada Jalan Mekah dan Madinah untuk dijadikan oleh-oleh untuk saudara. 

Maamoul

Cemilan yang satu ini terbuat dari tepung semolina dan terigu yang nantinya akan diisikan pistachio, kurma dan kenari. Bentuknya adalah bola atau kubah dan memiliki rasa manis yang cukup khas sehingga bisa kamu jadikan oleh-oleh umroh dan haji untuk kerabat di Indonesia.

Kacang Pistachio

Kacang yang satu ini memiliki kulit yang warnanya krem dan dagingnya hijau sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh ketika haji atau umrah. Rasa dari kacang ini juga terbilang khas dan kamu bisa menemukan cukup banyak kacang ini di daerah Arab. 

Kacang Almond 

Almond merupakan kacang yang cukup terkenal dari Arab dan meski kamu bisa menemukannya di Indonesia tetapi almond yang berasal dari Arab memiliki perbedaan nya karena rasanya lebih lembut dan gurih. Hal inilah yang membuat kamu bisa membawa makanan ini menjadi oleh-oleh ketika haji atau umrah. 

Tips Berbelanja Ketika Umroh dan Haji

Boleh-boleh saja berbelanja, tapi jangan sampai kalap, ya? Nah, simak tips berikut ini agar Kamu tak berlebihan saat berbelanja untuk keperluan oleh-oleh umroh dan haji.

Buat Daftar Belanjaan

Pastikan untuk menuliskan hal-hal yang kamu perlukan untuk dijadikan oleh-oleh ketika pergi umroh. Kalau perlu, kamu bisa menentukan oleh-oleh apa saja yang ingin kamu beli sehingga kamu bisa mempersiapkan budget dan daftar belanjaan. Pastikan untuk menyesuaikan dengan budget yang kamu miliki dan tidak melebihi budget yang sudah kamu buat sehingga kalau ada yang menitip maka kamu bisa meminta uangnya terlebih dahulu supaya budget kamu tidak bertambah. 

Jangan Tampil Mencolok

Kedua yang bisa kamu lakukan adalah tampil sederhana karena banyak pedagang di sana yang bisa mengukur apakah kamu orang kaya atau tidak. Kalau penampilan kamu cukup mencolok maka kamu tentunya akan mendapatkan harga barang yang lebih mahal. Kamu akan sulit untuk negosiasi dan akan mendapatkan harga yang tidak ramah kantong. 

Catat Pengeluaranmu selama Perjalanan Umroh

Bukan hanya pengeluaran sehari-hari saja tetapi kamu juga perlu untuk mencatat pengeluaran kamu ketika kamu sedang pergi umroh karena hal ini dapat memberi tahu kamu apakah pengeluaran kamu sudah sesuai dengan jumlah yang sama anggarkan sebelumnya. 

Pilih Tempat Belanja yang Sesuai Budget

Kalau kamu ingin lebih hemat maka kamu bisa pergi ke tempat-tempat yang tidak berbentuk mal atau outlet indoor. Kamu bisa belanja di pedagang kaki lima yang tentunya tidak memberikan barang yang kualitasnya sangatlah jelek tapi harganya tentunya murah. Kamu membutuhkan kejelian ketika memilih barang supaya kamu bisa mendapatkan barang yang bagus dan harga yang murah. Pastikan untuk pelan-pelan ketika mengambil keputusan saat ingin membeli barang. 

Mencari Tahu Tempat Belanja

Kalau kamu sudah tahu hal-hal yang ingin kamu beli maka kamu harus mencari tahu pasar atau tempat belanja yang terkenal. Ketika kamu membeli barang di tempat yang terkenal maka kamu bisa mendapatkan harga yang lebih murah dan kualitasnya juga terjamin. Rekomendasi tempat-tempat yang bisa kamu kunjungi dengan harga yang murah adalah Pasar Zakfariyah, Pasar Balad dan Bab Mekkah dan pasar kurma. Kamu tentunya bisa menemukan cukup banyak tempat belanja di daerah Mekkah, terutama saat musim umroh atau haji. Pastikan untuk mencari tahu tempat-tempat mana yang harganya murah dan menjual barang yang berkualitas.

Berbicara Bahasa Arab

Seperti ketika kamu ada di Indonesia, kalau pembelinya berkomunikasi dengan bahasa Indonesia maka pedagang juga akan merasa lebih tenang dan terbantu. Meski memang kita bisa menemukan banyak pedagang yang bisa berbahasa Indonesia di Mekkah. Kamu tidak harus benar-benar fasih dalam bahasa Arab tapi kamu bisa menggunakan kata-kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika melakukan kegiatan jual beli. Usaha kamu akan dihargai oleh mereka dan tentunya mereka akan berusaha untuk memberikan harga yang lebih murah. 

Tidak Membahas Harga di dalam Toko

Pedagang yang ada di Kota Mekah tentunya memiliki cukup banyak keahlian dan sering kali kamu akan menemukan pedagang yang pandai bahasa asing sehingga Jangan pernah mencoba untuk membahas harga dengan teman di dalam toko karena penjual yang ada dalam  toko itu bisa mengerti apa yang sedang kamu bicarakan. Kalau kamu ingin membahas tentang harga maka kamu perlu melakukannya di luar toko dengan mengatakan kalau kamu ingin melihat tokoh lainnya terlebih dahulu. Baru kamu bisa membahas tentang harga dengan temanmu.

Pandai Menawar

Kita tentunya tidak bisa selalu menemukan pedagang yang jujur dan menyebutkan harga asli barang yang ia jual karena banyak pedagang yang ada di Arab Saudi akan menaikkan harga mereka secara signifikan dan cukup gila. Seringkali mereka akan menyebutkan harga yang lebih mahal sebesar 200% dari harga aslinya. Harga ini bisa dinaikkan karena berbagai macam faktor, karena pembeli dari luar negeri atau pembeli yang terlihat bisa membayar dengan harga tinggi. Itulah kenapa kami harus pintar untuk menawar karena kamu setidaknya bisa mendapatkan barang dengan harga sebesar 30% lebih murah dari harga yang ditawarkan. 

Menyiapkan Mental saat Berbelanja

Kalau kamu suka melihat-lihat dan gangguan banyak pertimbangan sebelum kamu membeli maka kamu harus menyiapkan mental untuk disebut sebagai pelit ketika kamu keluar toko. Kamu hanya perlu mengabaikannya saja karena hal ini sering terjadi.

Berhati-hati ketika Memilih Barang 

Kalau kamu melihat barang yang made in Indonesia atau made in China maka kamu bisa tidak membeli barang tersebut dan membelinya di Indonesia saja supaya kamu tidak harus membayar bagasi yang overload. 

Demikian pembahasan terkait oleh-oleh umroh yang bermanfaat dan cocok untuk dibawa kembali ke Indonesia. Bila Kamu ingin umroh, jangan lupa pilih Arrayyan Al Mubarak!

Menabung Umroh: Cara dan Tabungan Perbankan Syariah

Menabung Umroh: Cara dan Tabungan Perbankan Syariah

Sebagai seorang Muslim, mengunjungi Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji atau umroh adalah impian besar. Namun, mengingat biaya yang tinggi, khususnya untuk perjalanan umroh yang diperkirakan mencapai Rp28 juta per orang, maka persiapan finansial perlu dilakukan sejak dini. Menabung adalah solusi bijak agar impian umroh dapat terwujud tanpa harus terbebani secara keuangan. Kali ini, kita akan membahas cara efektif menabung umroh serta keuntungan menggunakan tabungan khusus di bank syariah.

Cara Menabung Umroh dengan Efektif

gambar ilustrasi menabung umroh

Menabung umroh membutuhkan disiplin, perencanaan yang matang, serta pengetahuan tentang produk perbankan yang sesuai. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa membantu Anda mencapai tujuan tersebut:

1. Tentukan Target Biaya Umroh

Langkah pertama adalah menentukan besaran biaya umroh. Setiap tahun, Kementerian Agama memberikan rekomendasi biaya minimum, tetapi besaran biaya umroh juga dipengaruhi oleh fasilitas yang dipilih dan pihak penyelenggara. Untuk itu, pilih paket umroh yang sesuai dengan kemampuan Anda.

2. Pilih Metode Anggaran yang Sesuai

Setelah mengetahui estimasi biaya umroh, buat rencana anggaran bulanan yang jelas. Pilih metode anggaran yang tepat, misalnya metode 50/30/20, di mana 50% dari penghasilan digunakan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keperluan pribadi, dan 20% untuk tabungan. Pastikan anggaran tabungan umroh tetap konsisten setiap bulannya.

3. Buka Akun Tabungan Khusus

Bank syariah menyediakan produk tabungan khusus untuk umroh dengan akad syariah, seperti akad Mudharabah atau Wadiah. Buka akun ini agar dana Anda lebih aman dan mudah dikelola. Keuntungan menggunakan tabungan khusus ini adalah pengaturan autodebet, yang membuat Anda lebih disiplin dalam menabung.

4. Tetapkan Jumlah Tabungan Bulanan

Hitunglah jumlah yang harus ditabung setiap bulan berdasarkan perkiraan waktu keberangkatan. Jika biaya umroh sekitar Rp30 juta, dan Anda ingin pergi dalam dua tahun, maka setiap bulan Anda perlu menabung sekitar Rp1,25 juta. Dengan target yang jelas, Anda bisa memantau progres menabung secara berkala.

5. Disiplin dalam Menabung

Kunci sukses dalam mencapai target umroh adalah disiplin. Jangan tergoda untuk mengambil dana tabungan umroh untuk kebutuhan lain. Anggaplah tabungan ini sebagai bentuk komitmen untuk ibadah, sehingga menabung menjadi lebih berarti dan tidak mudah diabaikan.

6. Terapkan Gaya Hidup Hemat

Gaya hidup hemat sangat penting dalam proses menabung umroh. Kurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting, seperti makan di luar atau belanja yang tidak mendesak. Anda bisa memasak di rumah, membawa bekal ke kantor, atau berbelanja saat ada diskon.

7. Pertimbangkan Investasi

Selain menabung, Anda juga bisa mempertimbangkan investasi syariah untuk mengumpulkan biaya umroh, seperti deposito syariah atau reksa dana syariah. Hasil investasi ini dapat digunakan untuk mempercepat pencapaian target umroh.

8. Cari Sumber Pendapatan Tambahan

Jika memungkinkan, carilah sumber pendapatan tambahan seperti pekerjaan paruh waktu, jualan online, atau membuka jasa kecil-kecilan. Pendapatan tambahan ini bisa dialokasikan untuk mempercepat pencapaian target umroh.

Mengenal Tabungan Umroh di Bank Syariah

Bank syariah memiliki produk tabungan umroh yang dirancang khusus bagi nasabah yang ingin menabung untuk tujuan ibadah umroh. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang tabungan umroh di bank syariah:

Apa Itu Tabungan Umroh?

Tabungan umroh adalah produk simpanan di bank syariah yang diperuntukkan bagi nasabah yang ingin mengumpulkan biaya umroh. Tabungan ini bekerja mirip dengan tabungan berjangka, di mana nasabah secara rutin menabung hingga dana mencukupi biaya umroh. Biasanya, produk ini menggunakan akad Mudharabah atau Wadiah, yang memberikan imbal hasil kepada nasabah.

Ketika saldo tabungan mencapai jumlah yang cukup untuk paket umroh pilihan, nasabah dapat langsung menggunakannya untuk keberangkatan ke Tanah Suci.

Manfaat Membuka Tabungan Umroh di Bank Syariah

Berikut adalah beberapa manfaat membuka tabungan khusus untuk umroh di bank syariah:

1. Mengumpulkan Biaya Umroh Menjadi Lebih Mudah

Tabungan umroh di bank syariah dirancang untuk memudahkan nasabah dalam mengumpulkan dana perjalanan. Dengan setoran yang ringan dan bebas biaya administrasi, nasabah dapat menabung tanpa merasa terbebani.

2. Dana Lebih Aman

Salah satu keuntungan tabungan umroh di bank syariah adalah keamanan dana. Apabila bank tersebut tergabung dalam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), maka dana Anda akan terjamin hingga Rp2 miliar. Dengan demikian, Anda tidak perlu khawatir dengan risiko kehilangan uang.

3. Fleksibilitas Setoran

Bank syariah biasanya memberikan fleksibilitas dalam hal besaran setoran bulanan. Nasabah bisa menentukan sendiri jumlah setoran yang sesuai dengan kemampuan finansial. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang memiliki penghasilan tidak tetap.

4. Kepastian Keberangkatan

Tabungan umroh di bank syariah biasanya bekerja sama dengan agen perjalanan yang terpercaya untuk memastikan keberangkatan nasabah. Sehingga, Anda tidak hanya menabung, tetapi juga bisa mendapatkan jaminan keberangkatan. Bahkan, beberapa bank juga memberikan pilihan liburan tambahan ke negara sekitar Tanah Suci, seperti Turki atau Dubai.

Cara Membuka Tabungan Umroh di Bank Syariah

Berikut langkah-langkah untuk membuka tabungan umroh di bank syariah:

Persyaratan Umum

  • Kartu identitas resmi (KTP): Menunjukkan identitas diri.
  • NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak): Beberapa bank memerlukannya untuk pengaturan pajak.
  • Setoran awal: Bank syariah umumnya memiliki ketentuan setoran awal yang ringan.
  • Formulir pembukaan rekening: Formulir ini harus diisi secara lengkap dan benar.

Biasanya, setelah saldo tabungan mencapai nominal tertentu, dana dapat digunakan sebagai uang muka umroh. Anda juga perlu menyiapkan dokumen lain menjelang keberangkatan, seperti paspor asli dan bukti vaksinasi.

Menabung umroh adalah langkah mulia dan membutuhkan perencanaan matang. Dengan menetapkan target biaya, memilih metode anggaran, dan disiplin menabung, Anda bisa mewujudkan impian ke Tanah Suci. Tabungan umroh di bank syariah memberikan berbagai kemudahan, seperti keamanan dana, fleksibilitas setoran, dan kepastian keberangkatan. Pilihlah bank yang sesuai dengan kebutuhan dan pastikan mengikuti ketentuan syariah yang berlaku.

Mulailah menabung sejak sekarang, baik untuk diri sendiri maupun bersama keluarga. Dengan niat yang ikhlas dan usaha yang disiplin, perjalanan umroh bisa menjadi kenyataan dalam waktu yang lebih cepat.

Jika Anda ingin menabung umroh dengan cara yang lebih terencana dan aman, buka tabungan umroh melalui travel umroh terbaik dan terpercaya seperti Arrayyan Al Mubarak. Dengan berbagai pilihan paket dan kerja sama dengan bank syariah, Arrayyan Al Mubarak memastikan dana umroh Anda terkelola dengan baik, serta memberikan kemudahan dalam proses keberangkatan. Mulailah menabung dari sekarang dan wujudkan impian Anda untuk menunaikan ibadah umroh dengan nyaman dan lancar bersama Arrayyan Al Mubarak, pilihan tepat untuk perjalanan ibadah Anda.

Bacaan Talbiyah Haji dan Umroh Lengkap dengan Artinya

Bacaan Talbiyah Haji dan Umroh Lengkap dengan Artinya

Talbiyah adalah salah satu bacaan yang wajib atau disunnahkan untuk dilafalkan dalam rangkaian ibadah haji dan umrah. Bacaan ini menjadi bentuk jawaban atas panggilan Allah SWT serta pengakuan terhadap keesaan-Nya. Artikel ini mengulas secara lengkap bacaan talbiyah, waktu pelafalannya, hukum yang mengatur, dan makna di balik kalimat talbiyah.

Apa itu Talbiyah?

Dalam bahasa Arab, kata “talbiyah” berarti pemenuhan, jawaban, atau pengabulan atas sebuah panggilan. Menurut Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama (2020), istilah talbiyah merujuk pada kalimat yang diucapkan oleh jemaah untuk memenuhi panggilan Allah SWT saat memasuki ihram untuk haji atau umrah.

Makna Spiritual Talbiyah

Talbiyah bukan sekadar bacaan, melainkan wujud pengakuan terhadap keesaan Allah SWT (tauhid) dan deklarasi ketundukan total kepada-Nya. Bacaan ini mengajarkan bahwa hanya Allah-lah yang layak disembah, dan segala bentuk pujian serta kekuasaan hanyalah milik-Nya.

Para ulama memiliki pandangan berbeda mengenai hukum membaca talbiyah. Menurut Imam Abu Hanifah, talbiyah adalah syarat sah ihram, sementara Imam Maliki berpendapat bahwa bacaan ini hukumnya wajib. Di sisi lain, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal menilai bacaan ini sebagai amalan sunah yang sangat dianjurkan.

Bacaan Talbiyah Haji dan Umroh

Berikut adalah teks bacaan talbiyah haji dan umroh yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya:

Teks Bacaan Talbiyah

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Latin:

Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. La syarika laka.

Artinya:

“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin, lafal talbiyah yang paling dianjurkan adalah yang dibaca oleh Rasulullah SAW. Bacaan ini juga menjadi pengingat untuk menjauhkan diri dari syirik, yaitu menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu.

Kapan Bacaan Talbiyah Dilafalkan?

Bacaan talbiyah dibaca oleh jemaah setelah mereka berniat ihram di miqat. Miqat adalah tempat tertentu yang telah ditetapkan sebagai batas awal bagi seseorang untuk memulai ihram. Bacaan talbiyah menjadi tanda seseorang telah memulai ritual suci dalam ibadah haji atau umrah.

Momen Akhir Talbiyah

  1. Untuk Umrah: Bacaan talbiyah berakhir ketika jemaah memulai tawaf di Masjidil Haram.
  2. Untuk Haji: Talbiyah dihentikan setelah jemaah selesai melempar jumrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijah. Setelah itu, bacaan talbiyah digantikan dengan takbir.

Ketentuan Membaca Talbiyah

Terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi ketika membaca talbiyah, baik dalam haji maupun umrah:

  1. Jemaah Laki-laki: Disunnahkan membaca talbiyah dengan suara keras, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, disebutkan bahwa Nabi dan para sahabat mengeraskan suara saat bertalbiyah.
  2. Jemaah Perempuan: Disarankan membaca talbiyah dengan suara pelan untuk menjaga kehormatan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
  3. Waktu Pelafalan: Bacaan talbiyah dimulai setelah niat ihram di miqat hingga jemaah tiba di Masjidil Haram atau selesai melempar jumrah aqabah, tergantung pada jenis ibadah yang dilaksanakan.
  4. Jumlah Pengulangan: Bacaan talbiyah diulang tiga kali dan dilanjutkan dengan membaca shalawat serta doa setelah shalawat.

Makna Kalimat Talbiyah

Talbiyah memiliki makna mendalam yang mencerminkan tauhid dan ketundukan penuh kepada Allah SWT. Kalimat ini terdiri dari beberapa pengakuan penting:

  1. Pemenuhan Panggilan: “Labbaik” berarti “Aku datang memenuhi panggilan-Mu,” menunjukkan kesiapan seorang hamba untuk menjalankan perintah Allah.
  2. Keikhlasan: Kalimat “la syarika laka” (tidak ada sekutu bagi-Mu) menegaskan pengakuan terhadap keesaan Allah SWT dan pengingkaran terhadap segala bentuk kemusyrikan.
  3. Pujian dan Syukur: “Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk” (Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah milik-Mu) mencerminkan rasa syukur dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah SWT.

Shalawat Setelah Bacaan Talbiyah

Setelah membaca talbiyah, jemaah dianjurkan untuk melanjutkan dengan shalawat sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah teks shalawat yang biasa dibaca:

Teks Shalawat

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Artinya:

“Ya Allah, berilah kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad serta keluarganya.”

Shalawat ini menjadi pelengkap setelah talbiyah dan merupakan bentuk kecintaan serta doa untuk Nabi Muhammad SAW.

Hukum Membaca Talbiyah

Berikut ini adalah pembahasan tentang hukum membaca talbiyah:

Pandangan Ulama

Para ulama memiliki pandangan berbeda mengenai hukum membaca talbiyah:

  1. Imam Maliki: Melafalkan talbiyah hukumnya wajib.
  2. Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal: Hukum membaca talbiyah adalah sunah yang sangat dianjurkan.
  3. Imam Abu Hanifah: Talbiyah merupakan syarat sah ihram, sehingga harus dilafalkan untuk memastikan keabsahan ibadah.

Mengeraskan Suara bagi Laki-laki

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qalabah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengeraskan suara saat membaca talbiyah selama ihram. Ini menunjukkan bahwa mengeraskan suara dalam talbiyah memiliki keutamaan tersendiri bagi laki-laki.

Bacaan talbiyah adalah inti dari perjalanan spiritual haji dan umrah. Selain menjadi jawaban atas panggilan Allah SWT, talbiyah mencerminkan tauhid, keikhlasan, serta rasa syukur kepada-Nya. Membaca talbiyah tidak hanya menjadi syarat atau amalan sunnah dalam ihram, tetapi juga mengandung pengakuan mendalam tentang keesaan Allah dan kekuasaan-Nya.

Dengan memahami makna dan ketentuan talbiyah, jemaah dapat melafalkannya dengan penuh penghayatan. Semoga setiap talbiyah yang diucapkan menjadi pengingat untuk tetap setia pada Allah SWT dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan.

Lengkapi pengalaman ibadah haji Anda dengan memahami makna talbiyah bersama kami. Daftarkan diri untuk Paket Haji Khusus dan Furoda Arrayyan Al Mubarak. Nikmati perjalanan ibadah yang nyaman dan berkesan dengan fasilitas premium serta bimbingan manasik lengkap dari Arrayyan Al Mubarak. Hubungi kami sekarang dan wujudkan mimpi menuju Baitullah dengan sempurna!

Apa Itu Tasreh Haji dan Umrah? Cara Membuat dan Artinya

Apa Itu Tasreh Haji dan Umrah? Cara Membuat dan Artinya

Masjid Nabawi di Madinah adalah salah satu destinasi utama bagi para jemaah haji dan umrah. Salah satu area yang paling dirindukan untuk dikunjungi adalah Raudhah, tempat istimewa yang disebut sebagai taman dari taman-taman surga. Namun, untuk memasuki Raudhah, diperlukan surat izin khusus yang disebut tasreh. Artikel ini akan membahas apa itu tasreh, bagaimana cara membuatnya, dan pentingnya Raudhah dalam Islam.

Apa Itu Tasreh Haji dan Umrah?

Tasreh adalah surat izin resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk jemaah haji dan umrah yang ingin mengunjungi Raudhah di Masjid Nabawi. Surat ini dikeluarkan melalui sistem yang terintegrasi dan dikelola oleh petugas bimbingan ibadah di Kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Fungsi Tasreh

Tasreh berfungsi sebagai panduan jadwal masuk ke Raudhah bagi jemaah haji atau umrah. Surat ini memastikan setiap rombongan memiliki waktu khusus untuk mengunjungi Raudhah, sehingga dapat menghindari kerumunan yang berlebihan di area tersebut. Hal ini sangat penting mengingat Raudhah adalah tempat suci yang perlu dijaga kesakralannya.

Batasan Tasreh

  • Hanya diberikan satu kali untuk setiap kloter.
  • Jemaah yang melewatkan jadwal yang telah ditentukan tidak dapat meminta tasreh baru.
  • Penggunaan tasreh hanya diperbolehkan sesuai jadwal dan tidak boleh disalahgunakan atau dipalsukan.

Cara Membuat Tasreh untuk Haji dan Umrah

Proses pembuatan tasreh dilakukan oleh petugas bimbingan ibadah dengan memanfaatkan aplikasi berbasis digital seperti E-Hajj. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan dan penggunaannya:

  1. Pengajuan Tasreh: Petugas bimbingan ibadah di Daker Madinah mengajukan tasreh melalui aplikasi E-Hajj. Informasi yang diperlukan meliputi nama rombongan, nomor kloter, dan jadwal masuk ke Raudhah.
  2. Penerbitan Tasreh: Setelah data diproses, tasreh diterbitkan untuk setiap kloter. Tasreh ini mencakup jadwal yang jelas mengenai waktu masuk ke Raudhah.

Keistimewaan Raudhah dalam Islam

Raudhah memiliki arti khusus dalam Islam karena tempat ini merupakan lokasi Rasulullah SAW memimpin shalat, menerima wahyu, dan beribadah. Area ini berada di antara mimbar dan rumah Rasulullah, seperti yang disebutkan dalam hadis:

“Di antara rumahku dan mimbarku, terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman surga.” (HR. Bukhari)

Luas dan Lokasi

Raudhah memiliki luas sekitar 26 x 15 meter. Meski tidak terlalu besar, tempat ini mampu menampung sejumlah besar jemaah yang ingin berdoa atau beribadah. Karena kapasitasnya yang terbatas, jemaah perlu mengantre untuk mendapatkan giliran masuk.

Keutamaan Raudhah

Beberapa ulama menyebutkan bahwa Raudhah adalah tempat yang penuh berkah, di mana doa lebih mustajab untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Tempat ini juga memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi hati, sehingga menjadi lokasi favorit bagi para jemaah untuk memanjatkan doa dan harapan.

Alur Ziarah Raudhah dengan Tasreh

Bagi jemaah yang sudah mendapatkan tasreh, berikut adalah alur ziarah yang perlu diikuti:

  1. Penerbitan Tasreh:Pemerintah Arab Saudi memfasilitasi penerbitan tasreh bagi jemaah melalui Daker Madinah.
  2. Penyerahan Tasreh: Tasreh diserahkan kepada petugas sektor khusus di Masjid Nabawi.
  3. Pemberitahuan Jadwal: Jadwal ziarah disampaikan kepada petugas kloter dan jemaah terkait.
  4. Kumpul di Titik Antrean: Jemaah berkumpul di pintu 360 Masjid Nabawi, setidaknya 30 menit sebelum jadwal.
  5. Pemeriksaan dan Masuk: Tasreh diperiksa melalui barcode scanning oleh petugas Masyarik, dan jemaah dipandu masuk ke dalam Raudhah.

Titik Pemeriksaan Tasreh

Selain digunakan untuk masuk ke Raudhah, tasreh juga diperlukan untuk memastikan aktivitas jemaah sesuai dengan prosedur resmi. Ketua PPIH Arab Saudi, Nasrullah Jasam, menjelaskan bahwa pemeriksaan tasreh dilakukan di beberapa titik, seperti Zaidi dan Syumaisi, terutama bagi jemaah yang menuju ke Makkah. Hal ini bertujuan untuk memastikan jemaah memiliki visa haji atau umrah yang sah dan tidak terlantar selama perjalanan.

Tips Sebelum Masuk Raudhah

Bagi jemaah yang memiliki jadwal masuk ke Raudhah, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Persiapkan Perbekalan: Bawa air minum, makanan ringan, serta perlengkapan ibadah.
  2. Lindungi Diri dari Cuaca: Gunakan topi, payung, atau kacamata hitam untuk melindungi diri dari sinar matahari yang terik, terutama saat jadwal masuk siang hari.
  3. Patuhi Aturan: Gunakan pakaian resmi seperti batik jemaah haji, kenakan ID card, dan ikuti arahan petugas.
  4. Datang Lebih Awal: Pastikan berada di titik antrean setidaknya 30 menit sebelum jadwal untuk menghindari keterlambatan.

Pentingnya Mematuhi Peraturan Tasreh

Tasreh dikeluarkan untuk memastikan kelancaran ibadah di tempat suci seperti Raudhah. Oleh karena itu, jemaah diharapkan untuk mematuhi aturan, seperti:

  • Tidak mengubah data atau memalsukan tasreh.
  • Tidak mendaftarkan diri secara pribadi di aplikasi Nusuk jika sudah terdaftar melalui kloter, karena dapat menyebabkan pembatalan kolektif.

Petugas juga mengimbau agar jemaah segera melapor jika terdapat kesalahan data pada tasreh untuk menghindari masalah selama proses ibadah.

Tasreh haji dan umrah adalah salah satu bentuk pelayanan dari Pemerintah Arab Saudi untuk memudahkan jemaah mengakses tempat-tempat suci seperti Raudhah. Dengan mengikuti prosedur pembuatan dan aturan penggunaan tasreh, jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih tertib dan nyaman. Selain itu, penting bagi jemaah untuk memahami keutamaan Raudhah dan menghormati tempat suci ini selama berziarah. Semoga ibadah yang dilakukan di Raudhah membawa berkah dan diterima oleh Allah SWT.

Nikmati pengalaman haji dan umrah yang nyaman dengan Arrayyan Al Mubarak. Kami menawarkan paket haji plus khusus dan furoda. Dengan layanan profesional, ibadah Anda di tempat suci menjadi lebih tertata. Daftar sekarang untuk perjalanan ibadah haji yang berkesan! Hubungi Whatsapp Kami segera untuk informasi lebih lanjut.

Janji Allah tentang Umroh dan Haji yang Mabrur

Janji Allah tentang Umroh dan Haji yang Mabrur

Dalam ajaran Islam, setiap ibadah memiliki nilai tersendiri yang menjadi bentuk pengabdian manusia kepada Tuhannya. Salah satu bentuk ibadah yang menonjol adalah perjalanan suci menuju Makkah untuk menunaikan haji atau umrah. Ibadah ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna, ditopang oleh berbagai janji Allah yang mengundang umat Muslim untuk berlomba-lomba menunaikannya.

Seperti dalam kaidah fiqih yang berbunyi, “An-ni’mah bi qadrin niqmah, wan niqmah bi qadrin ni’mah”—bahwa tingkat kenikmatan sebanding dengan kadar pengorbanannya, demikian juga sebaliknya. Dalam konteks haji dan umrah, pengorbanan besar baik fisik, waktu, maupun harta ini terbayar lunas oleh pahala besar yang Allah janjikan. Janji-janji ini menjadi magnet kuat bagi umat Islam dari seluruh dunia, tanpa memandang latar belakang.

Ibadah haji dan umrah mengandung keistimewaan luar biasa yang tidak hanya berhubungan dengan pahala di akhirat tetapi juga memberikan keberkahan dalam kehidupan dunia. Di bawah ini adalah penjelasan rinci mengenai beberapa keutamaan haji dan umrah yang mabrur, sebagaimana dilansir dari nu.or.id yang dijelaskan dalam berbagai hadits dan referensi terpercaya.

1. Pelaku Haji yang Taat secara Totalitas Akan Disucikan dari Segala Noda

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji dengan sungguh-sungguh akan kembali dalam keadaan suci, seperti bayi yang baru lahir. Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع كما ولدته أمه 

“Siapapun yang berhaji dan tidak berkata kotor atau melakukan kefasikan, maka dia akan kembali bersih sebagaimana saat dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan haji yang dikerjakan dengan ikhlas dan menjaga adab-adabnya.

2. Haji Menghapus Dosa yang Pernah Dilakukan

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ibadah haji memiliki kemampuan untuk menghapus dosa-dosa masa lalu. Ketika sahabat Amr bin Ash memeluk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah, ia meminta syarat agar dosa-dosanya diampuni. Rasulullah menjawab:

أما علمت أن الإسلام يهدم ما كان قبله، وأن الهجرة تهدم ما كان قبلها، وأن الحج يهدم ما كان قبله

“Apakah kamu tidak tahu bahwa Islam menghapus dosa sebelumnya, hijrah menghapus dosa sebelumnya, dan haji menghapus dosa sebelumnya?”

Hal ini menggarisbawahi bahwa ibadah haji memberikan kesempatan besar bagi manusia untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya dengan hati yang bersih.

3. Umrah to Umrah Menghapus Dosa, Haji Mabrur Berbuah Surga

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

 العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Satu umrah menuju umrah berikutnya dapat menghapus dosa yang ada di antara keduanya, dan haji yang mabrur hanya akan diganjar dengan surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibadah umrah yang dilakukan dengan ikhlas dan konsisten bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan juga cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang imbalannya adalah surga bagi haji yang mabrur.

4. Haji Mabrur Sebagai Amal Terbaik setelah Jihad

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW ditanya tentang amal terbaik. 

Beliau menjawab bahwa amal terbaik adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, diikuti oleh jihad di jalan Allah, dan selanjutnya adalah haji yang mabrur (HR. Bukhari).

Kedudukan haji mabrur sangat tinggi karena tidak hanya membutuhkan pengorbanan fisik dan materi, tetapi juga menuntut ketulusan hati dan ketaatan penuh kepada Allah.

5. Haji dan Umrah Menghapus Kefakiran dan Dosa

Ibadah haji dan umrah tidak hanya memberikan pahala di akhirat, tetapi juga membawa dampak positif dalam kehidupan dunia. Dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:

تابعوا بين الحج والعمرة؛ فإنهما ينفيان الفقر والذنوب كما ينفي الكير خبث الحديد والذهب والفضة وليس للحج المبرور ثواب إلا الجنة


“Lakukanlah haji dan umrah secara berturut-turut, karena keduanya dapat menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak.” (HR. At-Tirmidzi).

Hadits ini mengindikasikan bahwa keberkahan ibadah ini bisa membuka pintu rezeki sekaligus menjadi sarana pembersihan jiwa.

6. Jamaah Haji dan Umrah sebagai Wakil Allah di Dunia

Rasulullah menyebutkan dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah bahwa tiga golongan manusia dianggap sebagai wakil Allah di dunia, yaitu para mujahid di jalan Allah, jamaah haji, dan jamaah umrah. Hadits tersebut menyebutkan:

وفد اللَّه ثلاثة: الغازي، والحاج، والمعتمر

“Wakil Allah ada tiga: pejuang di jalan Allah, jamaah haji, dan jamaah umrah.”

Kedudukan mulia ini menunjukkan betapa pentingnya haji dan umrah sebagai ibadah yang menghubungkan manusia dengan Allah secara langsung.

7. Haji Sebagai Jihad Paling Elegan

Sayyidah Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah tentang jihad yang lebih sering dilakukan oleh laki-laki. Rasulullah menjawab:

 لَكنَّ أحسن الجهاد وأجمله الحجُّ حجٌّ مبرور 


“Haji mabrur adalah jihad terbaik dan paling elegan untuk perempuan.” (HR. Bukhari).

Jawaban ini menunjukkan bahwa haji adalah bentuk perjuangan yang tidak kalah mulia dengan jihad dalam arti perang fisik.

8. Umrah di Bulan Ramadhan Setara dengan Haji

Rasulullah SAW sangat mengapresiasi umat Islam yang melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits riwayat Abdullah bin Abbas, beliau bersabda:

عمرة في رمضان تعدل حجة أو حجة معي


“Umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji, atau setara dengan haji bersamaku.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bulan Ramadhan yang penuh berkah memberikan nilai tambah bagi umrah yang dilakukan dalam waktu tersebut.

9. Mendapat Fasilitas Doa Mustajab

Orang yang menunaikan ibadah haji atau umrah mendapatkan keistimewaan berupa dikabulkannya doa-doa mereka. Dalam hadits lain disebutkan:

 الغازي في سبيل اللَّه، والحاج، والمعتمر، وفد اللَّه دعاهم فأجابوا وسألوه فأعطاهم

“Bala tentara fi sabilillah, jamaah haji, dan jamaah umrah adalah wakil Allah. Saat dipanggil, mereka berduyun-duyun memenuhi panggilan, dan saat mereka meminta, Allah pasti kabulkan.”

Doa para jamaah haji dan umrah memiliki peluang besar untuk diijabah oleh Allah, menjadikan mereka orang-orang yang istimewa.

Selain keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan, pelaksanaan haji dan umrah juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meraih rahmat Allah yang tak terbatas. Dengan melaksanakan ibadah ini, seorang Muslim menunjukkan ketaatannya yang total kepada Allah, membuka jalan untuk mendapat keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.

Ibadah haji dan umrah bukan sekadar ritual fisik, tetapi merupakan bentuk pengabdian total yang diiringi oleh pengorbanan. Janji-janji Allah yang begitu besar terhadap ibadah ini menjadi motivasi luar biasa bagi umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Dari penghapusan dosa hingga doa yang mustajab, setiap aspek haji dan umrah penuh dengan nilai spiritual yang mendalam.

Ingin umrah penuh makna dan berkah? Arrayyan Al Mubarak hadir dengan paket terbaik, memastikan perjalanan Anda nyaman dan berkah. Raih janji Allah melalui ibadah umrah yang sempurna. Daftar sekarang dan jadilah bagian dari rombongan istimewa menuju Tanah Suci. Hubungi Kami untuk informasi paket umroh lebih lanjut, dan wujudkan mimpi Anda bersama Arrayyan Al Mubarak!

Doa Manasik Haji dan Artinya dengan Teks Arab dan Latin

Doa Manasik Haji dan Artinya dengan Teks Arab dan Latin

Pelaksanaan manasik haji melibatkan serangkaian doa yang dibaca pada berbagai tahapan ibadah, setiap doa memiliki makna dan tujuan tertentu sesuai dengan ritual yang dilakukan. Doa-doa tersebut disusun dalam teks Arab sebagai panduan pengucapan, diikuti dengan transliterasi Latin untuk memudahkan pembacaan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia agar maknanya dapat dipahami.

Daftar Doa Manasik Haji dan Artinya

Berikut ini adalah kumpulan doa manasik haji dan artinya yang telah Arrayyan Al Mubarak susun: 

1. Doa saat Berangkat

Doa manasik haji pertama yakni bacaan ketika memulai perjalanan haji, bacaan yang dianjurkan adalah:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

  • Latin: Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, la hawla wa la quwwata illa billah.
  • Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”

2. Doa setelah Duduk dalam Kendaraan

Doa manasik haji kedua adalah saat menaiki kendaraan, bacaan berikut dapat dipanjatkan:

بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَاۗ اِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

  • Latin: wa qâlarkabû fîhâ bismillâhi majr)hâ wa mursâhâ, inna rabbî laghafûrur raḫîm
  • Artinya: “Dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS. Hud: 41).”

3. Doa saat Kendaraan Mulai Bergerak

Doa manasik haji ketiga adalah bacaaan pada saat kendaraan mulai bergerak:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَلَنَا هٰذَا وَ مَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَ . وَ إِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

  • Latin: Bimillâhir-raḫmânir-raḫîm. Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar. Subhaanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin. Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun.
  • Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat).”

4. Doa Niat Haji

Doa manasik haji keempat adalah niat penting sebelum memulai ibadah. Contohnya:

نَوَيْتُ أَلْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِمَا لِلَّهِ تَعَالَى

  • Latin: Nawaitu hajja wal ‘umrata wa ahramtu bihimaa lillaahi ta’aala
  • Artinya: “Aku niat haji dan umrah dengan berihram untuk haji dan umrah karena Allah Ta’ala.”

5. Doa Bacaan Talbiyah

Pada manasik haji, doa bacaan talbiyah pun dipanjatkan. Berikut ini bacaannya:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ

  • Latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk, la syarika laka.
  • Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu.”

6. Doa saat Memasuki Kota Mekah

Doa manasik keenam adalah bacaan saat memasuki tanah suci Mekkah.

اللَّهُمَّ هَذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ فَحَرِّمْنِي عَلَى النَّارِ وَأَمِّنِّي مِن عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَولِيَائِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ

  • Latin: Allahumma haadza haramuka wa amnuka faharrimlahmi wadamii wabasyarii ‘alannar, wa aminnii min ‘adzabika yauma tab’atsu ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli thoo’atik.
  • Artinya: “Ya Allah kota ini adalah tanah Haram-Mu dan tempat yang aman, maka hindarkanlah daging, darah, rambut, bulu dan kulitku dari neraka. Amankanlah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan aku ke dalam golongan aulia-Mu dan ahli ta’at pada-Mu.”

7. Doa saat Memasuki Masjidil Haram

Pada saat manasik haji pun diberikan bacaan doa saat memasuki masjidil haram, seperti ini:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، رَبِّ اغْفِرَ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، بِسْمِ اللَّهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلُ اللَّهِ

  • Latin: Allahumma antas salaam wa minkas salaam fa hayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal jannata daaras salaam tabaarakta yaa dzaljalaali wal-ikraam, rabbighfir lii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatik, bismillaahi wal hamdu lillaahi wash shalaatu was salaamu ‘ala rasuulillah
  • Artinya: “Ya Allah, Engkau sumber keselamatan dan dari-Mu datangnya keselamatan, maka hidupkanlah kami wahai Tuhan dengan keselamatan, dan tempatkanlah kami di surga, negeri keselamatan, Maha Berkah Engkau wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan. Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu, dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah, selawat dan salam kepada Rasulullah.”

8. Doa saat Melihat Ka’bah

Doa manasik haji kedelapan adalah bacaan saat melihat Ka’bah.

اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفاً وَتَعْظِيْماً وَتَكْرِيماً وَمَهَابَةً، وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفاً وَتَكْرِيماً وَتَعْظِيماً وَبِرًّا

  • Latin: Allahumma zid hadzal bayta tasyriifan wa ta’dziiman wa takriiman wa mahaabatan wa zid man syarrafahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wa takriiman wa ta’dziiman wa birran
  • Artinya: “Ya Allah, berilah tambahan kepada rumah ini kemuliaan dan kebesaran, kehormatan dan wibawa, dan berilah (pula) tambahan kepada orang yang memuliakannya dan yang menghormatinya dari kalangan orang yang berhaji dan berumrah kepadanya, tambahan kemuliaan, kehormatan, kebesaran, dan ketakwaan.”

9. Doa saat Tawaf

Bacaan doa manasik haji selama tawaf, doa antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad adalah:

بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

  • Latin: Bismillahi wallahu akbar. Allahumma imanan bika, wa tashdiqan bi kitabika, wa wafa’an bi‘ahdika, wattiba‘an li sunnati nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallam.
  • Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, (aku bertawaf) karena keimanan kepada-Mu, kepercayaan terhadap kitab suci-Mu, pemenuhan terhadap janji-Mu, dan kepatuhan terhadap sunah nabi-Mu Muhammad saw.”

10. Doa Sa’i

Pada saat sa’i antara Shafa dan Marwah:

اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

  • Latin: Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, kabîran walhamdulillâhi katsîran wa subḥânallâhi bukratan wa ashîlâ
  • Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Maha Besar Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.”

11. Doa di Bukit Shafa dan Marwah

Doa manasik haji mencakup juga bacaan di Bukit Shafa dan Marwah, seperti:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ولِلَّهِ الْحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَا أَوَّلَانَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ أَدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ، وَإِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ وَإِنِّي أَسْأَلُكَ كَمَا هَدَيْتَنِيْ لِلْإِسْلَامِ أَنْ لَا تَنْزِعَهُ مِنِّي حَتَّى تَتَوَفَّانِيْ وَأَنَا مُسْلِمٌ

  • Latin: Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhil hamd, Allâhu akbar ‘alâ mâ hadânâ, walhamdu lillâhi ‘alâ mâ aulânâ, lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumît, biyadihil khair, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr. Lâ ilâha illallâhu anjaza wa’dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal ahzâba wahdah. Lâ ilâha illallâhu wa lâ na’budu illâ iyyâhu mukhlisîna lahud dîna wa law karihal kâfirûn. Allâhumma innaka qulta ud’ûnî astajib lakum, wa innaka lâ tukhliful mî’âd, wa innî as’aluka kamâ hadaitanî lil islâmi an lâ tanzi’ahu minnî hattâ tatawaffanî wa anâ muslim.
  • Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, dan segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya kepada kami. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan musuh-musuh sendirian. Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan tulus dalam beragama meskipun orang-orang kafir membenci. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman ‘berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan’, dan Engkau tidak mengingkari janji. Aku memohon kepada-Mu, sebagaimana Engkau telah memberi hidayah Islam kepadaku, janganlah Engkau mencabutnya dariku hingga Engkau wafatkan aku dalam keadaan Muslim.”

12. Doa di Muzdalifah

Doa manasik haji pun mencakup bacaan di Muzdalifah seperti:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ هٰذِهِ مُزْدَلِفَةُ جُمِعَتْ فِيْهَا أَلْسِنَةٌ مُخْتَلِفَةٌ تَسْأَلُكَ حَوَائِجَ مُتَنَوِّعَةً فَاجْعَلْنِيْ مِمَّنْ دَعَاكَ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ وَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فَكَفَّيْتَهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

  • Latin: Allâhumma innâ hâdzihi Muzdalifah jumi’at fîhâ alsinatun mukhtalifatun tas’aluka hawâ’ija mutanawwi’atan, faj’alnî mimman da’âka fastajabta lah, wa tawakkala ‘alaika fakafaitah, yâ arhamar râhimîn.
  • Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya di Muzdalifah ini berkumpul berbagai bahasa yang memohon kepada-Mu dengan beragam kebutuhan. Maka jadikanlah aku termasuk orang yang berdoa kepada-Mu lalu Engkau kabulkan, dan yang berserah diri kepada-Mu lalu Engkau cukupkan kebutuhannya, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”

13. Doa di Mina

Di tempat ini jamaah membaca doa dengan khusyuk memohon ampunan Allah.

اَللّٰهُمَّ هٰذَا مِنَى فَامْنُنْ عَلَيَّ بِمَا مَنَنْتَ بِهِ عَلَى أَوْلِيَائِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ

  • Latin: Allâhumma hâdzâ Minâ famnun ‘alayya bimâ mananta bihi ‘alâ awliyâ’ika wa ahli thâ’atik.
  • Artinya: Ya Allah, tempat ini adalah Mina, maka anugerahkanlah kepadaku apa yang telah Engkau anugerahkan kepada para kekasih-Mu dan orang-orang yang taat kepada-Mu.

14. Doa saat Melontar Jumrah

Doa manasik haji pun mencakup bacaan saat melontar jumrah.

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ وَرِضًا لِلرَّحْمٰنِ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا

  • Latin: Bismillâhi wallâhu akbar, rajman lissyayâthîn wa ridhân lirrahmân, Allâhummaj’al hajjan mabrûran wa sa’yan masykûran.
  • Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Untuk melempar setan dan demi keridhaan Allah Yang Maha Pengasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur dan sa’i yang diterima.”

15. Doa saat Masuk Kota Madinah

Doa manasik haji pun mencakup bacaan saat masuk kota Madinah, seperti:

اَللّٰهُمَّ هٰذَا حَرَمُ رَسُوْلِكَ وَاجْعَلْهُ لِيْ وِقَايَةً مِنَ النَّارِ وَأَمَانًا مِنَ الْعَذَابِ وَسُوْءِ الْحِسَابِ

  • Latin: Allâhumma hâdzâ ḥaramu rasûlika waj’alhu lî wiqâyatan minan nâri wa amânan minal ‘adzâbi wa sû’il ḥisâb.
  • Artinya: “Ya Allah, ini adalah tanah haram Rasul-Mu, jadikanlah tempat ini sebagai pelindung bagiku dari neraka, keamanan dari siksa dan buruknya hisab.”

16. Doa Masuk Masjid Nabawi

Tidak hanya masuk Madinah, doa manasik haji yang diberikan pun mencakup bacaan masuk Masjid Nabawi.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيمِ وَوَجْهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

  • Latin: Bismillahir raḫmânir rahîm. A‘ûdzubillâhil ‘adhîmi wa wajhil karîmi wa sulthânihil qadîmi minasy syaithânir rajîmi, allâhumma-ftaḫlî abwâba raḫmatika.
  • Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, Dzat-Nya yang Maha Mulia, dan kekuasaan-Nya Yang Mahadahulu, dari godaan setan yang terkutuk. Ya Allah, bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu.”

17. Doa Ketika Pulang Haji

Terkait bacaan ketika pulang haji pun tersedia dalam kumpulan doa manasik haji.

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اٰيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

  • Latin: Lâ ilâha illallâhu waḫdahu lâ syarîkalahu lahul mulku wa lahul ḫamdu wahuwa ‘alâ kulli syai-in qadîr(un), âyibûn tâibûn ‘âbidûn sâjidûna li rabbinâ ḫâmidûn shadaqallâhu wa‘dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal aḫzâba waḫdahu.
  • Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Tuhan yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia pemilik seluruh kerajaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga kami termasuk orang-orang yang kembali, orang-orang yang ahli tobat, ahli ibadah, ahli sujud dan ahli memuji Tuhan kami. Allah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan sendiri musuh-musuh -Nya..”

Kumpulan doa manasik haji ini adalah bagian dari panduan spiritual yang membantu jamaah haji tetap dekat dengan Allah selama perjalanan. Referensi lengkap dapat ditemukan di BPKH dan Quran NU Online​

Nikmati perjalanan haji eksklusif bersama Arrayyan Al Mubarak dengan paket haji khusus dan Furoda terbaik! Didukung panduan doa lengkap dan fasilitas premium, wujudkan pengalaman ibadah tak terlupakan. Gabungkan kenyamanan dan khusyuknya beribadah. Segera daftarkan diri Anda untuk kuota terbatas tahun ini! Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut.

.

Rukun Haji: Panduan Lengkap untuk Menunaikan Ibadah yang Suci

Rukun Haji: Panduan Lengkap untuk Menunaikan Ibadah yang Suci

Ibadah haji, rukun Islam yang kelima, adalah sebuah perjalanan spiritual yang mendalam, yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan mental. Sebuah prosesi yang sarat makna dan penuh pengorbanan, ibadah haji tidak hanya menjadi puncak pengabdian kepada Allah, tetapi juga menjadi simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia. Namun, pelaksanaan ibadah haji tidaklah sesederhana niat untuk berangkat. Ada rukun haji yang harus dipenuhi, karena tanpa pelaksanaannya, ibadah haji dianggap tidak sah.

Panduan Lengkap Rukun Haji

Rukun Haji

Dalam mazhab Asy-Syafiiyah, rukun haji terdiri dari enam elemen penting: Ihram, Wukuf di Arafah, Thawaf Ifadhah, Sai, Tahallul, dan Tertib. 

  1. Ihram
  2. Wukuf di Arafah
  3. Thawaf Ifadhah
  4. Sai, 
  5. Tahallul
  6. Tertib

Mari kita telaah lebih dalam setiap rukun ini.

1. Ihram: Langkah Awal yang Sakral

Ihram menandai dimulainya prosesi haji. Ini adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji, yang disertai dengan pengenaan pakaian ihram dan pembacaan talbiyah. Pakaian ihram sendiri berbeda antara laki-laki dan perempuan.

  • Laki-laki mengenakan dua lembar kain putih tak berjahit: satu sebagai izar (penutup tubuh bawah) dan satu sebagai rida (penutup tubuh atas).
  • Perempuan memakai pakaian yang menutup seluruh aurat, kecuali wajah dan telapak tangan.

Niat ihram diucapkan dengan lafadz:
Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala
(Aku berniat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala).

Setelah niat, jemaah harus menghindari berbagai larangan, seperti memakai wewangian, memotong kuku dan rambut, serta melakukan hubungan suami-istri. Ihram menjadi pijakan awal yang menunjukkan kesiapan hati dan jiwa untuk beribadah secara total.

2. Wukuf di Arafah: Puncak Haji

Tidak ada yang lebih sakral dalam ibadah haji selain wukuf di Arafah. Inilah puncak dari semua prosesi, di mana setiap jemaah berdiri di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari tergelincir matahari hingga terbenamnya.

Pada saat inilah, jemaah dianjurkan untuk memperbanyak:

  • Membaca talbiyah,
  • Berzikir,
  • Memanjatkan doa-doa ampunan,
  • Membaca Al-Qur’an.

Wukuf menjadi momen introspeksi, refleksi, dan penghambaan total kepada Allah. Banyak jemaah yang merasakan spiritualitas mendalam di tempat ini, seolah berada lebih dekat dengan Sang Pencipta.

3. Thawaf Ifadhah: Mengelilingi Kabah

Setelah wukuf, jemaah melanjutkan perjalanan dengan melakukan Thawaf Ifadhah, yaitu mengelilingi Kabah sebanyak tujuh putaran. Thawaf dilakukan dengan posisi Kabah selalu di sebelah kiri badan jemaah, dimulai dari titik sejajar dengan Hajar Aswad.

Thawaf Ifadhah dapat dilakukan setelah melempar jumrah Aqabah dan tahallul pada tanggal 10 Dzulhijjah. Meski ada waktu yang lebih utama, thawaf tetap sah dilakukan sebelum berakhirnya hari-hari tasyrik (tanggal 11-13 Dzulhijjah). Selama thawaf, jemaah harus dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil.

4. Sai: Menapaktilasi Perjuangan Hajar

Sai adalah perjalanan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Sai mengenang perjuangan Hajar, ibu Nabi Ismail, yang mencari air untuk anaknya di tengah gurun pasir.

Satu kali perjalanan dimulai dari Bukit Safa menuju Bukit Marwah, dan begitu seterusnya hingga genap tujuh kali. Meski disunnahkan untuk melaksanakan Sai dalam keadaan suci, Sai tetap sah meskipun dilakukan tanpa wudhu. Ritual ini mengingatkan akan pentingnya kesabaran, doa, dan usaha tanpa henti.

5. Tahallul: Simbol Penyucian

Setelah menyelesaikan Sai, tibalah saatnya untuk Tahallul, yaitu mencukur rambut sebagai simbol penyelesaian rangkaian ibadah haji.

  • Laki-laki dianjurkan mencukur rambut hingga gundul, meskipun cukup memotong sebagian rambut.
  • Perempuan memotong setidaknya tiga helai rambut sepanjang jari.

Tahallul terbagi menjadi dua tahap: Tahallul Awal dan Tahallul Tsani. Dengan tahallul, jemaah menandai akhir dari larangan-larangan ihram dan kembali ke keadaan normal.

6. Tertib: Mengutamakan Urutan

Rukun terakhir adalah tertib, yang mengharuskan semua rukun haji dilakukan secara berurutan, mulai dari ihram hingga tahallul. Jika tertib ini dilanggar, maka ibadah haji dianggap tidak sah. Inilah yang menjadikan rukun haji tidak bisa dianggap sepele, karena semuanya saling berkaitan.

Pengetahuan tentang rukun haji adalah bekal penting sebelum keberangkatan. Setiap jemaah harus memahami langkah-langkah ini dengan baik agar ibadah haji dapat terlaksana dengan sempurna dan memberikan makna mendalam dalam kehidupan.

Haji bukan hanya sebuah perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa yang menuntut keikhlasan, pengorbanan, dan pengabdian penuh. Semoga setiap langkah yang Anda tempuh di tanah suci membawa keberkahan dan menjadikan Anda haji yang mabrur

Demikian pembahasan tentang rukun haji yang sesuai dengan syariat islam. Pastikan Anda tunaikan rukun haji agar ibadah haji jadi sah dan pilih paket haji dari Arrayyan yang akan memudahkan kegiatan ibadah haji Anda.

Jumrah Aqabah: Waktu Lempar, hingga Doa Setelah Ibadahnya

Jumrah Aqabah: Waktu Lempar, hingga Doa Setelah Ibadahnya

Jumrah Aqabah adalah salah satu rangkaian penting dalam pelaksanaan ibadah haji yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Ritual ini dilakukan dengan melemparkan tujuh butir batu kecil ke tiang jumrah terbesar, yang melambangkan perlawanan terhadap godaan setan. Artikel ini akan membahas waktu pelaksanaan Jumrah Aqabah, tata cara melempar batu, hingga doa yang dianjurkan setelah menjalankan ibadah ini, sehingga para jamaah dapat memahami esensi dan tuntunan ritual dengan lebih mendalam.

jumrah aqabah
Photo by Kemenag

1. Waktu Melempar Jumrah Aqabah

Berdasarkan muhammadiyah.or.id, pada tanggal 10 Zulhijah, setelah tiba di Mina, para jemaah haji melaksanakan salah satu ritual penting dalam ibadah haji, yaitu melempar Jumrah Aqabah. Ritual ini dilakukan dengan melemparkan tujuh butir batu kerikil secara berurutan. Pelaksanaan melempar Jumrah Aqabah berlandaskan pada hadis Nabi Muhammad Saw.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas melalui al-Fadl Ibn ‘Abbas, yang saat itu membonceng di belakang Rasulullah Saw. Dalam hadis itu disebutkan bahwa Rasulullah Saw memberi arahan kepada umatnya pada sore hari di Arafah dan pagi hari di Jamak saat mereka bergerak menuju Mina. Beliau berkata, “Berjalanlah dengan tenang.” Rasulullah Saw pun mengarahkan untanya dengan perlahan hingga tiba di lembah Muhassir. Ketika itu, beliau berseru, “Ambillah kerikil untuk melempar Jumrah.” (H.R. Muslim).

2. Doa Lempar Jumrah Aqabah

Berdasarkan muhammadiyah.or.id, setiap kali melemparkan batu kerikil, jemaah haji dianjurkan untuk mengucapkan takbir “Allahu Akbar” dan memanjatkan doa berikut:

اللهم اجعلْهُ حَجًّا مبرورًا، وذَنْبًا مغفورًا

Allahumma-j‘alhu ḥajjan mabrūran, wa dzanban maghfūran

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ini haji yang mabrur dan dosa yang diampuni.”

Anjuran ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh ‘Abd ar-Rahman Ibn Yazid. Dalam hadis tersebut disebutkan:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ عَبْدِ اللهِ، حَتَّى انْتَهَى إِلَى جَمْرَةِ الْعَقَبَةِ، فَقَالَ: نَاوِلْنِي أَحْجَارًا، قَالَ: فَنَاوَلْتُهُ سَبْعَةَ أَحْجَارٍ، فَقَالَ لِي: خُذْ بِزِمَامِ النَّاقَةِ، قَالَ: ثُمَّ عَادَ إِلَيْهَا، فَرَمَى بِهَا مِنْ بَطْنِ الْوَادِي بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ، وَهُوَ رَاكِبٌ، يُكَبِّرُ مَعَ كُلِّ حَصَاةٍ، وَقَالَ: اللهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا، ثُمَّ قَالَ: ” هَاهُنَا كَانَ يَقُومُ الَّذِي أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ “

“Dari ‘Abd ar-Rahman Ibn Yazid, ia berkata: Aku bersama Abdullah hingga tiba di Jumrah Aqabah. Kemudian ia berkata, ‘Berikanlah aku beberapa batu kerikil.’ Aku pun memberikannya tujuh butir kerikil, lalu ia berkata kepadaku, ‘Peganglah tali kekang unta ini.’ Setelah itu, ia melemparkan batu kerikil dari lembah tersebut sebanyak tujuh kali, sambil bertakbir pada setiap lemparan. Ia juga berdoa, ‘Allahumma-j‘alhu ḥajjan mabrūran, wa dzanban maghfūran.’ Setelah selesai, ia menambahkan, ‘Di sinilah tempat berdirinya orang yang diturunkan kepadanya surat al-Baqarah.'” [H.R. Ahmad].

3. Waktu Larangan Lontar Jumrah

Berdasarkan panduan dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag), terdapat waktu tertentu di mana jemaah haji Indonesia dilarang untuk melontar jumrah. Larangan ini berlaku pada tanggal 10 Zulhijah, tepatnya dari pukul 04.30 hingga 10.00 waktu Arab Saudi. Kebijakan ini ditetapkan untuk menghindari risiko kepadatan dan potensi bahaya yang dapat terjadi karena tingginya jumlah jemaah dari seluruh dunia yang berkumpul di lokasi tersebut pada waktu tersebut.

Pada waktu itu, Jamarat, yakni area pelontaran jumrah, biasanya sangat ramai karena banyak jemaah dari berbagai negara juga melaksanakan ibadah melontar Jumrah Aqabah. Hal ini sering kali menyebabkan kepadatan ekstrem di area Jamarat, yang dapat berisiko menimbulkan bahaya seperti desak-desakan, kelelahan akibat panas, hingga insiden tidak diinginkan lainnya. Mengingat hal ini, Kemenag meminta jemaah haji Indonesia untuk tetap berada di tenda masing-masing di Mina selama waktu larangan tersebut.

Anjuran ini bertujuan untuk menjaga keselamatan jemaah sekaligus memberikan waktu bagi mereka untuk beristirahat dan mempersiapkan diri sebelum melontar jumrah di waktu yang lebih aman. Setelah pukul 10.00 Waktu Arab Saudi, jemaah Indonesia diperbolehkan menuju Jamarat untuk melontar Jumrah Aqabah dengan lebih leluasa karena situasi umumnya sudah lebih kondusif dan tidak terlalu ramai.

Panduan ini mencerminkan perhatian pihak berwenang terhadap keamanan dan kenyamanan para jemaah. Selain itu, langkah ini juga mengedepankan prinsip mempermudah ibadah (tasir) dalam Islam, yang mengajarkan umat untuk melaksanakan ibadah dengan bijaksana sesuai situasi dan kondisi tanpa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Jemaah haji juga diingatkan untuk selalu mematuhi arahan dari petugas haji, mengenakan perlengkapan yang mendukung seperti payung dan masker untuk mengurangi efek panas, serta membawa air minum agar terhindar dari dehidrasi selama menjalankan ibadah di Mina dan Jamarat.

4. Tata Cara Melempar Jumrah

Saat melaksanakan pelemparan jumrah, ada beberapa tata cara yang disarankan untuk dilakukan oleh jemaah haji, salah satunya adalah dengan memposisikan Ka’bah di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan. Kemudian, melemparkan tujuh batu dengan hati-hati, sesuai dengan jumlah batu yang disarankan dalam syariat. 

Anjuran ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah R.A’. Dalam hadis tersebut disebutkan: 

Ia sampai di al-Jumrah al-Kubra (al-‘Aqabah) dengan memposisikan Baitullah di sebelah kirinya dan Mina di sisi kanannya. Ia kemudian melempar dengan tujuh batu sambil berkata, “Beginilah cara melempar orang yang telah diturunkan kepadanya surah al-Baqarah, yaitu Muhammad Saw.” (H.R. al-Bukhari).

5. Urutan yang Benar dalam Melempar Jumrah

Melontar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang harus dilakukan dengan urutan yang benar, dimulai dari jumrah Ula, kemudian jumrah Wustha, dan terakhir jumrah Aqabah. Setiap lontaran harus menggunakan satu kerikil, dan melontar tujuh kerikil sekaligus dihitung sebagai satu lontaran saja. Untuk sahnya lontaran, kerikil yang dilempar harus mengenai marma (tunggul batu yang menjadi sasaran) dan masuk ke dalam lubang tempat jumrah tersebut. Proses ini mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama (Kemeng) untuk memastikan kesahihan ibadah ini.

Jika Anda ingin melaksanakan ibadah haji dengan kenyamanan lebih, paket Haji Khusus dan Furoda Arrayyan Al Mubarak bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda. Dengan layanan yang lebih personal dan fasilitas yang lengkap, paket ini menawarkan pengalaman ibadah yang lebih tenang dan penuh makna. Dapatkan kemudahan dalam proses pendaftaran, akomodasi, dan bimbingan spiritual yang akan menemani Anda sepanjang perjalanan haji. Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan persiapkan perjalanan spiritual Anda dengan paket haji istimewa ini!

Bacaan Sholawat Haji dan Artinya dengan Teks Arab dan Latin

Sholawat menjadi amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam dalam berbagai kesempatan, termasuk saat melaksanakan ibadah haji. Membaca sholawat saat menunaikan rukun Islam kelima ini tidak hanya menjadi bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, tetapi juga sebagai doa agar ibadah haji berjalan lancar dan diterima oleh Allah SWT. Artikel ini akan menghadirkan bacaan sholawat haji lengkap dengan teks Arab, latin, dan artinya untuk memudahkan umat Islam dalam mengamalkannya. Sholawat ini dapat dibaca selama perjalanan, di tanah suci, atau saat berdoa, memperkuat spiritualitas dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bacaan Sholawat Haji Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Dalam Tuntunan Manasik Haji dan Umrah (2020) yang diterbitkan oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, disebutkan bahwa salah satu syarat wajib haji adalah istitha’ah (الاستطاعة).

Istitha’ah diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang muslim sehingga ia diwajibkan dan diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah haji. Istitha’ah mencakup empat aspek penting, yaitu: kemampuan fisik (jasmani), kesehatan mental (rohani), kecukupan ekonomi (pembekalan), serta jaminan keamanan selama perjalanan.

Agar mencapai kondisi istitha’ah, seorang muslim dianjurkan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh melalui cara yang halal, memperkuat keimanan dan ketakwaan, mempelajari lebih dalam tentang agama, berdoa dengan tulus, serta bertawakal sepenuhnya kepada Allah SWT.

Selain itu, amalan seperti membaca sholawat dapat menjadi salah satu bentuk usaha spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berikut beberapa sholawat yang dianjurkan:

1. Sholawat Hajjiyah


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُبَلِّغُنَا بِهَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ، وَزِيَارَةَ حَبِيْبِكَ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ اَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلاَمِ، فِي صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ وَبُلُوْغِ الْمَرَامِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

Latin:
Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholatan tuballighunaa bihaa hajja baitikal haraam wa ziyaarata habibika Muhammadin alaihi afdhalush shalaatu was salaam fi luthfin wa ‘aafiyatin wa salaamatin wa bulughil maraam wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa barik wa sallim.

Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, rahmat yang dengannya Engkau mengantarkan kami melaksanakan haji ke rumah-Mu yang mulia, serta menziarahi kekasih-Mu, Nabi Muhammad SAW. Limpahkan pula kesehatan, keselamatan, dan tercapainya tujuan, serta rahmat dan salam kepada keluarga dan sahabat beliau.”

Sholawat ini ditulis oleh Syaikh Ahmad Qusyairi dalam kitab Al-Wasiilatul Hariyyah fi Ash-Shalawati ‘Ala Khairil Bariyyah. Berdasarkan laman NU Online, KH Ahmad Baedlowie Syamsuri dari Grobogan menyarankan membaca sholawat ini setiap hari sekali setelah shalat Isya dan 40 kali di malam Jumat sebagai wasilah untuk mendapatkan rezeki melaksanakan haji.

2. Sholawat Jibril


صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ

Latin:
Shallallahu ‘ala Muhammad

Artinya:
“Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Menurut Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, salah satu keutamaan membaca sholawat Jibril adalah dapat menjadi sarana terkabulnya hajat dan harapan.

3. Sholawat Tausi’ul Arzaq


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُوَسِّعُ بِهَا عَلَيْنَا الْأَرْزَاقَ وَيُحْسِنُ بِهَا لَنَا الْأَخْلَاقَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Latin:
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin sholatan tuwassi’u biha ‘alainal arzaaqa wa tuhassinu biha lanal akhlaaqa wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallim.

Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, rahmat yang melapangkan rezeki kami, memperbaiki akhlak kami, serta limpahkan rahmat kepada keluarga dan sahabat beliau.”

Keutamaan sholawat ini adalah menjadi sarana untuk memperoleh kelapangan rezeki bagi pembacanya.

Amalan-amalan tersebut tidak hanya menambah keberkahan dalam hidup, tetapi juga menjadi doa agar diberi kemudahan dan kemampuan untuk menunaikan ibadah haji.

Amalan Lain Agar Cepat Naik Haji

Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa terdapat amalan tertentu yang jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsistensi, maka pahalanya setara dengan ibadah haji dan umrah. Berikut beberapa amalan yang memiliki ganjaran setara dengan pahala haji dan umrah:

1. Shalat Jamaah Lima Waktu di Masjid dan Shalat Dhuha

Shalat berjamaah memiliki keutamaan yang besar dibandingkan shalat sendirian. Selain mendapatkan pahala yang dilipatgandakan hingga dua puluh tujuh kali, melaksanakan shalat berjamaah secara konsisten di masjid mendapatkan pahala setara dengan ibadah haji.

Adapun bagi orang yang mengerjakan shalat dhuha di masjid dengan niat yang tulus, ia akan diberi pahala setara dengan pahala umrah. Hal ini sesuai dengan hadis dari Abu Umamah, di mana Rasulullah bersabda:

“مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ، وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يُنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ”

Artinya: “Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan shalat fardhu, maka pahalanya seperti pahala haji yang sedang berihram. Dan barang siapa keluar hanya untuk melaksanakan shalat dhuha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala umrah.” (HR Abu Daud).

2. Zikir Setelah Shalat Subuh Hingga Terbit Matahari, Lalu Shalat Dua Rakaat

Orang yang berzikir setelah shalat subuh berjamaah hingga terbit matahari, kemudian melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, juga memperoleh pahala setara dengan pahala ibadah haji dan umrah.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

“مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ”

Artinya: “Barang siapa melaksanakan shalat subuh berjamaah, lalu duduk berdzikir mengingat Allah hingga terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka pahalanya seperti pahala haji dan umrah.” (HR At-Tirmidzi).

Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih menjelaskan bahwa zikir yang dimaksud dalam hadis ini tidak terbatas pada melafalkan kalimat zikir, tetapi juga mencakup thawaf di Masjidil Haram, menghadiri majelis ilmu, atau kegiatan ibadah lainnya di masjid hingga waktu matahari meninggi sekitar 15 menit setelah terbit. Setelah itu, disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat yang dikenal dengan shalat isyraq.

3. Menuntut Ilmu atau Mengajarkannya di Masjid

Amalan lain yang pahalanya setara dengan ibadah haji adalah pergi ke masjid untuk menuntut ilmu atau mengajarkan kebaikan. Rasulullah bersabda:

“مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ”

Artinya: “Barang siapa pergi ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR At-Thabarani).

Ketiga amalan di atas memiliki pahala yang diserupakan dengan ibadah haji dan umrah sebagai bentuk motivasi (targhib) bagi umat Islam. Namun, hal ini tidak menggugurkan kewajiban menunaikan ibadah haji dan umrah bagi yang telah mampu secara fisik dan finansial. Ibadah haji dan umrah tetap menjadi rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat.

Keutamaan Membaca Sholawat Haji

Haji adalah ibadah yang dilakukan dengan mendatangi Ka’bah, sebagai bagian dari rukun Islam yang kelima. Ibadah ini menjadi kewajiban bagi umat Islam yang memenuhi syarat, yakni mampu secara fisik, mental, dan finansial.

Menunaikan ibadah haji menjadi dambaan bagi hampir seluruh umat Islam. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk melaksanakannya, sehingga banyak yang berusaha keras agar bisa berangkat ke Tanah Suci.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah membaca sholawat haji. Dengan melantunkan sholawat ini, umat Islam dapat berdoa memohon rezeki dan kemudahan kepada Allah SWT agar dapat memenuhi panggilan haji.

Apakah Wajib Untuk Membaca Sholawat Haji?

Tidak, membaca sholawat bukanlah kewajiban untuk dapat menunaikan ibadah haji. Namun, membaca sholawat sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki niat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Sholawat dipercaya dapat menjadi sarana untuk mempermudah jalan menuju Baitullah dan mendatangkan keberkahan dalam setiap langkah menuju ibadah yang mulia ini.

Meskipun membaca sholawat bukan kewajiban untuk berhaji, melakukannya dapat menjadi salah satu upaya untuk memohon kepada Allah agar diberi kemudahan dan keberkahan dalam perjalanan menuju Baitullah. Sholawat adalah bukti cinta seorang Muslim kepada Rasulullah SAW dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga niat yang tulus dalam setiap ibadah, termasuk haji.

Wujudkan impian Anda untuk menunaikan ibadah haji dengan mudah dan penuh berkah bersama Arrayyan Al Mubarak, penyedia layanan haji terpercaya. Dengan memperbanyak sholawat sebagai doa dan ikhtiar, kami siap membantu mempermudah perjalanan ibadah haji Anda menuju Baitullah. Nikmati layanan terbaik, bimbingan ibadah sesuai sunnah, dan fasilitas nyaman yang akan mendukung ibadah Anda lebih khusyuk. Segera daftarkan diri Anda sekarang via paket haji dan jadikan langkah menuju Tanah Suci sebagai perjalanan penuh keberkahan bersama kami! Hubungi Arrayyan Al Mubarak hari ini.

Perintah Haji dalam Al Quran dan Hadits, Yuk Ketahui!

Perintah Haji dalam Al Quran dan Hadits, Yuk Ketahui!

Haji dan umrah adalah dua ibadah penting dalam Islam yang memiliki nilai spiritual mendalam. Keduanya merupakan bentuk ibadah yang melibatkan perjalanan ke Baitullah di Makkah. Allah SWT telah menetapkan perintah haji dan umrah di dalam Al-Qur’an sebagai salah satu kewajiban bagi umat Islam yang mampu secara fisik, finansial, dan mental. 

Perintah Haji dalam Al Quran dan Hadits, Yuk Ketahui!
Photo by Kemenag

Ayat tentang Perintah Haji dalam Al-Qur’an

Berikut adalah beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan perintah haji dan umrah serta hikmahnya.

1. Surat Ali Imran: 97

Allah SWT memerintahkan ibadah haji kepada umat Islam dalam Surah Ali Imran. Ibadah ini diwajibkan bagi yang mampu, sebagaimana firman-Nya:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Dan (diwajibkan) bagi Allah atas manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa kafir (ingkar), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
(QS. Ali Imran: 97)

Ayat ini menunjukkan bahwa haji adalah kewajiban yang harus ditunaikan sekali dalam seumur hidup oleh orang yang memiliki kemampuan. Tidak hanya ibadah fisik, haji juga merupakan manifestasi ketaatan dan pengorbanan seorang hamba kepada Tuhannya.

2. Surat Al-Baqarah: 196

Allah juga memerintahkan umat Islam untuk menyempurnakan ibadah haji dan umrah dengan penuh keikhlasan. Hal ini disebutkan dalam Surah Al-Baqarah:

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ وَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu bercukur), maka wajib atasnya berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), wajiblah ia menyembelih korban yang mudah didapat. Tetapi jika tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Demikianlah (kewajiban itu) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidilharam. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 196)

Ayat ini menjelaskan tata cara dan ketentuan pelaksanaan haji dan umrah, termasuk dalam kondisi tertentu seperti sakit atau halangan lainnya.

3. Surat Al-Hajj: 27-28

Haji bukan hanya sekadar ritual fisik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendekatkan seorang Muslim kepada Allah. Dalam Surah Al-Hajj, Allah menyebutkan tujuan dan hikmah dari haji:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ. لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

“Dan serukanlah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh, agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.”
(QS. Al-Hajj: 27-28)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa haji memiliki hikmah sosial, ekonomi, dan spiritual. Selain mendekatkan diri kepada Allah, haji juga menjadi momen persaudaraan dan kebersamaan umat Islam dari seluruh dunia.

4. Surat Al-Baqarah Ayat 197

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

“(Musim) haji itu terjadi pada bulan-bulan yang telah diketahui, yaitu Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Barangsiapa berniat untuk menunaikan ibadah haji di bulan-bulan tersebut, maka ia diwajibkan menjaga etika dalam berhaji. Di antara etika tersebut adalah larangan berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, serta bertengkar. Apa pun kebaikan yang kalian lakukan, Allah Maha Mengetahui. Hendaklah kalian membawa bekal, dan sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada Allah, wahai orang-orang yang berakal.”

Tafsir Quraish Shihab menjelaskan bahwa haji dilaksanakan pada waktu yang sudah diketahui sejak masa Nabi Ibrahim a.s., yaitu Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Dalam pelaksanaannya, seorang yang berhaji diwajibkan menjaga etika dengan menghindari maksiat, perselisihan, atau tindakan yang dapat menimbulkan permusuhan. Larangan ini bertujuan agar ibadah haji dapat menjadi momen penyucian jiwa.

5. Surat Al-Baqarah Ayat 158

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

“Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah bagian dari syiar agama Allah. Maka, barangsiapa menunaikan ibadah haji ke Baitullah atau umrah, tidak ada dosa baginya untuk melakukan sa’i (berjalan atau berlari kecil) antara kedua bukit tersebut. Dan barangsiapa dengan ikhlas melakukan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.”

Tafsir Quraish Shihab menjelaskan bahwa Safa dan Marwah merupakan dua bukit yang dimuliakan oleh Allah sebagai bagian dari manasik haji, sebagaimana Ka’bah dimuliakan sebagai kiblat umat Islam. Oleh karena itu, pelaksanaan sa’i antara kedua bukit selama tujuh kali merupakan kewajiban dalam ibadah haji. Selain itu, Allah mengapresiasi setiap kebaikan yang dilakukan hamba-Nya dengan penuh keikhlasan.

Definisi dan Ketentuan Hukumnya

Berikut ini adalah definisi dan ketentuan hukum dari haji.

Definisi Haji

Secara bahasa (etimologi), haji berasal dari kata yang bermakna “bermaksud, menghendaki, atau menyengaja (qasdu)”. Adapun secara istilah (terminologi), haji adalah bermaksud menuju Baitullah al-Haram (Ka’bah) untuk melaksanakan ibadah tertentu sesuai dengan ketentuan syariat.

Ketentuan Hukum Haji

Hukum melaksanakan ibadah haji secara umum adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat wajibnya. Namun, hukum ini bisa berbeda tergantung pada situasi tertentu, sebagaimana dijelaskan oleh Habib Hasan bin Ahmad dalam Taqrirat as-Sadidah:

  1. Fardhu ‘Ain, berlaku ketika semua syarat wajib haji terpenuhi, yaitu: beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, dan mampu (istitha’ah).
  2. Fardhu Kifayah, jika haji bertujuan untuk meramaikan Ka’bah setiap tahunnya.
  3. Sunnah, seperti hajinya anak kecil, budak, atau orang yang mampu berjalan kaki lebih dari dua marhalah (±89 km) dari Makkah.
  4. Makruh, jika perjalanan menuju Makkah berpotensi membahayakan keselamatan jiwa.
  5. Haram, misalnya, hajinya seorang perempuan tanpa mahram yang kondisi perjalanannya tidak aman, atau perempuan yang pergi haji tanpa izin dari suaminya.

(Taqrirat as-Sadidah, Habib Hasan bin Ahmad bin Muhammad al-Kaf, h. 470-472.)

Hikmah Disyariatkannya Haji

Hikmah dari ibadah haji sangat mendalam dan mencerminkan nilai-nilai luhur Islam. Salah satu hikmahnya adalah menciptakan persatuan umat Islam. Syekh Ali Ahmad al-Jarjawi dalam Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh menyatakan bahwa Allah ﷻ mensyariatkan haji untuk menyatukan umat Islam dari berbagai penjuru dunia dalam satu tempat, tanpa memandang perbedaan suku, budaya, atau mazhab. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ  

Artinya: “(Wahai Ibrahim), serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (QS Al-Hajj: 27).

Ketika umat Islam berkumpul di Makkah, akan terjalin hubungan persaudaraan yang erat. Orang-orang dari berbagai belahan dunia, seperti Indonesia, Arab, Turki, India, bahkan Barat dan Timur, saling mengenal dan berbagi kisah. Hal ini mencerminkan kesatuan mereka sebagai umat Islam, tanpa memandang perbedaan identitas duniawi.

Syekh Ali Ahmad al-Jarjawi menambahkan:

وعلى الجملة فانهم يتبادلون كل ما فيه مصلحتهم الدنيوية والأخروية. وهذا هو معنى الجامعة الاسلامية التي تتخوف.

Artinya: “Oleh karenanya, sesungguhnya mereka bisa bertukar pendapat tentang kebaikan dunia dan akhirat. Dan inilah maksud dari persatuan Islam yang ditakuti (oleh musuh-musuh Islam).” (Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh, juz 1, h. 123).

Keistimewaan Makkah sebagai Tempat Haji

Syekh al-Jarjawi menyebut beberapa keistimewaan Makkah:

  1. Kota kelahiran Nabi Muhammad.
  2. Makkah adalah kota suci dan awal munculnya cahaya Islam.
  3. Ibadah haji mengingatkan perjuangan Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah.
  4. Makkah disucikan dan dijaga dari agama selain Islam, sebagaimana sabda Rasulullah :

            لَا يَجْتَمِعُ دِينَانِ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَب

Artinya: “Tidak akan berkumpul dua agama di Jazirah Arab.” 

Ibadah haji bukan sekadar kewajiban individu, tetapi juga simbol persatuan dan kejayaan Islam. Selain menjadi ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah, haji adalah sarana tukar wawasan, pengenalan budaya, serta pengikat ukhuwah Islamiyah. Di hadapan Baitullah, semua umat Islam setara, hanya sebagai hamba Allah dengan tujuan yang sama: meraih ridha-Nya.

Sangat disayangkan jika umat Islam melupakan hikmah besar ini dan menjadikan haji sekadar ritual wajib, tanpa menyadari manfaat spiritual dan sosialnya.

Hadits tentang Haji

Perintah mengenai haji serta tuntunannya ditemukan dalam banyak hadits. Sejumlah hadits perihal haji mengandung keterangan tentang cara Rasulullah SAW melakukan ibadah haji. Berikut ini beberapa bagian hadits tentang haji:

1. Hadits tentang haji sebagai rukun Islam

Hadis dari Ibnu ‘Umar menegaskan bahwa haji merupakan salah satu rukun Islam, sehingga wajib bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji, dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)

2. Hadits tentang perintah haji

Dalam sebuah hadis mutawatir, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menyampaikan kewajiban haji, namun dengan penjelasan bahwa ibadah ini tidak harus dilakukan setiap tahun:

“Rasulullah SAW pernah berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.’ Lantas ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti berhaji)?’ Beliau lantas diam, hingga orang tadi bertanya sampai tiga kali. Rasulullah SAW kemudian bersabda, ‘Seandainya aku mengatakan ‘iya’, tentu haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan belum tentu kalian sanggup.’”
(HR. Muslim no. 1337)

3. Hadits tentang segera melaksanakan haji bagi yang mampu

Rasulullah SAW menganjurkan untuk tidak menunda pelaksanaan haji jika sudah memiliki kemampuan. Beliau bersabda:

مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيْضُ وَتَضِلُّ الضَالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَة                                                                 

“Barangsiapa hendak melaksanakan haji, hendaklah segera ia lakukan, karena terkadang seseorang itu sakit, binatang (kendaraannya) hilang, atau adanya suatu hajat yang menghalangi.”

4. Hadits peringatan bagi yang mampu tetapi tidak berhaji

Rasulullah SAW memperingatkan keras orang yang sudah mampu namun lalai menunaikan haji:

مَنْ لَمْ تَحْبِسْهُ حَاجَةٌ ظَاهِرَةٌ ، أَوْ مَرَضٌ حَابِسٌ ، أَوْ سُلْطَانٌ جَائِرٌ وَلَمْ يَحُجَّ ، فَلْيَمُتْ إِنْ شَاءَ يَهُودِيًّا وَإِنْ شَاءَ نَصْرَانِي

“Siapa saja mati (sebelum mengerjakan haji) tanpa terhalangi oleh kebutuhan yang nyata, penyakit yang menghambat, ataupun penguasa yang zalim, bolehlah ia memilih mati sebagai seorang Yahudi atau Nasrani.”

Hadis-hadis ini menegaskan kewajiban, urgensi, dan konsekuensi terkait ibadah haji, khususnya bagi mereka yang telah memenuhi syarat untuk melaksanakannya.

Perintah haji dan umrah adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Haji tidak hanya mencerminkan ketaatan, tetapi juga menjadi simbol persatuan umat Islam. Sebagai Muslim, kita hendaknya mempersiapkan diri untuk memenuhi panggilan Allah ini dengan niat ikhlas dan kemampuan yang memadai. 

Ingin merasakan perjalanan ibadah haji yang khusyuk dan nyaman tanpa antri panjang? Arrayyan Al Mubarak, sebagai travel umroh terbaik, hadir untuk mewujudkan mimpi Anda melalui paket Haji Khusus dan Haji Furoda yang terpercaya. Dengan layanan eksklusif, bimbingan ibadah yang profesional, dan fasilitas terbaik, Anda dapat fokus menjalankan ibadah dengan tenang. Jangan lewatkan kesempatan untuk menunaikan panggilan Allah SWT dengan persiapan matang bersama kami. Hubungi Arrayyan Al Mubarak sekarang dan jadikan haji Anda perjalanan yang berkesan seumur hidup!