Maqam Ibrahim adalah salah satu situs suci yang sangat dihormati di Masjidil Haram, Makkah. Meskipun sering disalahartikan sebagai kuburan oleh sebagian orang yang belum pernah berhaji atau umrah, Maqam Ibrahim sebenarnya adalah batu tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah. Batu ini menjadi monumen yang memiliki nilai historis dan spiritual bagi umat Islam. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai sejarah, makna, dan keutamaan Maqam Ibrahim dalam ibadah haji dan umrah.
Apa Itu Maqam Ibrahim?
Secara harfiah, kata “maqam” berarti tempat berdiri atau pijakan. Dalam konteks Maqam Ibrahim, ini merujuk pada batu yang menjadi pijakan Nabi Ibrahim saat meninggikan dinding Ka’bah. Batu ini memiliki warna yang khas, antara kekuning-kuningan dan kemerah-merahan. Berdasarkan penelitian Tahir al-Kurdi, tebal batu ini sekitar 20 cm dengan panjang 36 cm. Kedalaman jejak kaki Nabi Ibrahim di batu tersebut sekitar 9-10 cm, menunjukkan betapa kuatnya batu ini bertahan selama ribuan tahun.
Maqam Ibrahim ditempatkan di atas fondasi marmer yang tingginya 36 cm dan selebar satu meter. Fondasi ini melindungi batu dari kerusakan, serta memberikan ruang bagi jamaah yang ingin melaksanakan shalat sunnah di sekitarnya. Penting untuk diketahui bahwa Maqam Ibrahim bukanlah kuburan, melainkan batu yang menjadi saksi sejarah penting dalam pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.
Sejarah Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan erat dengan pembangunan Ka’bah. Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah pertama di bumi. Selama proses pembangunan, Nabi Ibrahim menggunakan batu ini sebagai pijakan agar bisa mencapai bagian yang lebih tinggi dari dinding Ka’bah. Jejak kaki Nabi Ibrahim yang terlihat jelas pada batu tersebut adalah bukti fisik dari kontribusinya dalam pembangunan Ka’bah.
Setelah pembangunan Ka’bah selesai, maqam ini tetap berada di dekat dinding Ka’bah sebagai simbol dari perjuangan dan pengabdian Nabi Ibrahim kepada Allah. Seiring berjalannya waktu, Ka’bah mengalami beberapa kali renovasi. Salah satunya pada tahun 18 Sebelum Hijriyah, di mana tinggi Ka’bah ditingkatkan oleh kaum Quraisy menjadi 8,64 meter dari sebelumnya 4,32 meter. Perubahan ini juga memengaruhi posisi maqam ini, yang tetap berada di dekat Ka’bah namun mengalami beberapa kali pemindahan demi kepentingan ibadah umat Islam yang semakin bertambah.
Relokasi dan Renovasi Maqam Ibrahim
Posisi Maqam Ibrahim telah mengalami beberapa kali relokasi. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Bangunan ini dipindahkan dari dinding Ka’bah untuk memberikan ruang lebih bagi para jamaah yang sedang melaksanakan tawaf. Pemindahan ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu fungsi dan nilai historis dari batu tersebut. Umar bin Khattab mengambil langkah ini karena jumlah jamaah yang melaksanakan haji dan umrah terus meningkat, sehingga area di sekitar Ka’bah harus lebih lapang.
Renovasi besar terhadap Maqam Ibrahim terjadi pada tahun 1967, ketika bangunan pelindung batu tersebut diubah menjadi kotak kaca kristal yang dilapisi dengan emas dan perak. Kaca ini memiliki ketebalan 10 cm, tahan panas, dan antipecah. Renovasi ini bertujuan untuk melindungi bangunan ini dari kerusakan akibat kontak fisik langsung oleh para jamaah yang ingin melihat atau menyentuhnya. Pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz, pelindung Maqam Ibrahim diperbarui dengan lapisan tembaga yang dilapisi emas, sehingga meningkatkan perlindungannya.
Biaya renovasi ini mencapai 2 juta riyal, dan selesai pada tahun 1418 Hijriyah. Selain itu, fondasi Maqam Ibrahim diganti dari granit hitam menjadi marmer putih, dengan bagian bawah dilapisi granit kebiru-biruan. Langkah-langkah ini diambil untuk menjaga integritas situs suci ini agar tetap terjaga keaslian dan keindahannya.
Keutamaan Maqam Ibrahim dalam Ibadah
Maqam Ibrahim memiliki keutamaan tersendiri dalam rangkaian ibadah haji dan umrah. Salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan setelah menunaikan tawaf adalah shalat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim. shalat ini termasuk dalam ibadah sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dan banyak jamaah yang berusaha melakukannya meskipun harus berdesak-desakan dengan jamaah lain.
Namun, pada musim haji, melaksanakan shalat sunnah di dekat maqam ini menjadi tantangan tersendiri. Karena lokasi ini sangat ramai, para petugas atau askar sering kali harus mengatur jamaah yang ingin melaksanakan shalat, bahkan terkadang memindahkan mereka yang mengganggu arus tawaf. Meskipun shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim hanya bersifat sunnah, banyak jamaah yang ingin melaksanakannya karena keutamaan dan keistimewaan tempat tersebut.
Selain menjadi tempat shalat sunnah, Maqam Ibrahim juga menjadi tempat bagi umat Islam untuk merenungkan sejarah perjuangan Nabi Ibrahim dalam membangun Ka’bah. Batu ini bukan hanya simbol fisik, tetapi juga pengingat akan keteguhan iman dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Oleh karena itu, Maqam Ibrahim memiliki tempat istimewa di hati setiap muslim yang melaksanakan haji dan umrah.
Larangan dan Peringatan di Sekitar Maqam Ibrahim
Meskipun Maqam Ibrahim memiliki nilai spiritual yang tinggi, terdapat beberapa larangan yang harus diperhatikan oleh jamaah. Salah satu larangan utama adalah mengusap-usap atau menyentuh batu Maqam Ibrahim dengan keyakinan bahwa tindakan tersebut akan membawa berkah. Tindakan semacam ini dikhawatirkan mengandung unsur penyembahan atau penghormatan yang berlebihan, yang dapat menjurus pada syirik. Oleh karena itu, para petugas sering kali mengingatkan jamaah untuk tidak melakukan hal tersebut.
Larangan lain yang sering diabaikan oleh jamaah adalah berdoa di dekat Maqam Ibrahim dengan cara yang berlebihan. Beberapa jamaah percaya bahwa doa yang dipanjatkan di tempat tersebut akan lebih mustajab atau cepat terkabul. Meskipun berdoa adalah bagian dari ibadah yang dianjurkan, berlebihan dalam berdoa atau menempelkan keyakinan khusus pada Maqam Ibrahim dapat menyebabkan distorsi dalam pemahaman ajaran Islam yang murni.
Maqam Ibrahim bukan hanya sebuah batu yang terletak di Masjidil Haram, melainkan sebuah simbol penting dalam sejarah dan ajaran Islam. Sebagai tempat pijakan Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah, maqam ini menjadi saksi bisu perjuangan dan ketaatan seorang nabi yang sangat dicintai oleh Allah. Meski banyak yang keliru mengaitkan Maqam Ibrahim dengan kuburan, pemahaman yang benar tentang situs ini penting agar umat Islam dapat mengambil pelajaran dan keutamaan yang sebenarnya.
Sebagai tempat ibadah, Maqam Ibrahim memiliki peran khusus dalam pelaksanaan haji dan umrah, terutama sebagai tempat untuk melaksanakan shalat sunnah setelah tawaf. Meskipun demikian, jamaah harus tetap mematuhi aturan dan larangan yang berlaku agar ibadah yang dilakukan tetap sesuai dengan syariat Islam.
Terkait haji dan umroh, Anda bisa meraih kesempurnaan ibadah di Tanah Suci dengan Paket Umroh dan Haji dari Arrayyan Al Mubarak, Anda akan mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam, termasuk berkesempatan berdoa di tempat suci Maqam Ibrahim—salah satu titik yang penuh keberkahan dan sejarah agung.
Mari wujudkan impian suci Anda bersama Arrayyan Al Mubarak. Segera daftar sekarang dan nikmati Paket Umroh dan Haji yang tak hanya memberikan kemudahan, tapi juga menuntun Anda menuju kesempurnaan ibadah. Yuk segera hubungi kami di 021 2128 5678 atau info@arrayyan.travel. Arrayyan Al Mubarak – Mengantarkan Anda Menuju Ridho Allah di Tanah Suci.