10 Makanan Khas Mekkah yang Wajib Dicoba

10 Makanan Khas Mekkah yang Wajib Dicoba

Mekkah, kota suci umat Islam, bukan hanya terkenal sebagai tempat ibadah dan pusat spiritual, tetapi juga memiliki kekayaan kuliner yang menggugah seler, Mekkah memiliki banyak makanan khas arab yang bisa dicoba. 

Makanan khas Mekkah memiliki cita rasa yang khas, dipengaruhi oleh budaya Arab dan perpaduan berbagai tradisi kuliner dari para jamaah yang datang dari seluruh dunia. Makanan arab dan namanya ini cukup bervariasi dan ini adalah kesempatan untuk mengenalnya jika nanti Anda umroh ke Mekkah.

Berikut adalah 10 makanan khas Mekkah yang wajib Anda coba saat berkunjung ke Tanah Suci.

Makanan Khas Mekkah

Berikut ini adalah makanan khas arab dan oleh-oleh yang bisa Anda konsumsi:

1. Tamees

Tamees adalah sejenis roti khas Arab Saudi yang memiliki tekstur lembut di bagian dalam dan renyah di luar. Biasanya, ciri khas makanan arab roti ini disajikan bersama dengan berbagai jenis kuah seperti hummus, ful medames (kacang fava), atau keju. Tamees merupakan makanan yang banyak dikonsumsi sebagai sarapan oleh penduduk Mekkah dan para jamaah haji.

2. Ruz Bukhari

Ruz Bukhari adalah hidangan nasi khas Timur Tengah yang sering ditemukan di Mekkah. Hidangan ini terbuat dari nasi basmati yang dimasak dengan rempah-rempah khas dan disajikan dengan ayam panggang atau daging kambing. Ruz Bukhari sering disajikan dengan saus tomat pedas dan salad segar untuk menambah cita rasa.

3. Mutabbaq

Mutabbaq adalah makanan ringan yang berasal dari Yaman tetapi sangat populer di Mekkah. Mutabbaq dibuat dari adonan tepung yang diisi dengan campuran daging cincang, bawang, dan rempah-rempah, kemudian digoreng hingga renyah. Ada juga varian Mutabbaq yang diisi dengan pisang dan gula sebagai camilan manis.

4. Jareesh

Jareesh merupakan hidangan tradisional yang terbuat dari gandum pecah yang dimasak hingga lunak dengan tambahan daging dan rempah-rempah. Teksturnya yang creamy dan kaya rasa menjadikan Jareesh sebagai makanan pokok yang sering disajikan dalam acara keluarga atau perayaan di Mekkah.

5. Kabsa

Kabsa adalah salah satu hidangan nasional Arab Saudi yang sangat populer di Mekkah. Makanan ini terdiri dari nasi yang dimasak dengan rempah-rempah seperti kapulaga, cengkeh, dan kayu manis, serta disajikan dengan daging kambing, ayam, atau sapi. Kabsa sering disajikan dalam porsi besar untuk dinikmati bersama keluarga atau dalam jamuan makan besar.

6. Hashi

Hashi adalah daging unta yang diolah dengan berbagai cara, seperti dipanggang, direbus, atau dibuat kari. Daging unta dikenal memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang khas. Hashi sering dijadikan hidangan spesial dalam berbagai kesempatan penting di Mekkah, termasuk saat musim haji.

7. Mandi

Mandi adalah hidangan khas Timur Tengah yang terdiri dari nasi yang dimasak dengan cara dikukus bersama daging ayam atau kambing yang dimarinasi dengan rempah-rempah khas. Proses memasaknya yang unik membuat dagingnya sangat empuk dan nasi memiliki aroma yang harum. Mandi sangat populer di Mekkah dan banyak ditemukan di berbagai restoran.

8. Shawaya

Shawaya adalah ayam panggang khas Arab yang cara memasaknya dengan bumbu sederhana namun kaya rasa. Ayam yang digunakan biasanya direndam dalam campuran rempah-rempah seperti bawang putih, kunyit, dan paprika sebelum dipanggang. Hidangan ini sering disajikan dengan nasi atau roti sebagai pendamping.

9. Ma’soob

Ma’soob adalah makanan penutup tradisional Mekkah yang terbuat dari campuran pisang matang, roti gandum, madu, dan krim. Makanan ini kaya akan energi dan sering jadi konsumsi sebagai sarapan atau camilan. Ma’soob sangat disukai karena rasanya yang manis, lembut, dan mengenyangkan.

10. Saleeq

Saleeq adalah hidangan nasi yang dimasak dengan susu dan kaldu ayam atau daging, sehingga menghasilkan tekstur yang creamy dan lembut. Makanan ini mirip dengan risotto dan sering disajikan dengan ayam panggang atau daging. Saleeq menjadi makanan yang populer di Mekkah karena kelezatannya dan kandungan gizinya yang tinggi.

Kesimpulan

Makanan khas Mekkah mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang telah berkembang selama berabad-abad. Setiap hidangan memiliki cita rasa khas yang mencerminkan perpaduan budaya Arab dan pengaruh dari berbagai negara Muslim lainnya. Bagi jamaah haji atau umrah, mencicipi makanan khas Mekkah bukan hanya pengalaman kuliner, tetapi juga bagian dari perjalanan spiritual yang mendekatkan diri kepada sejarah dan kehidupan di Tanah Suci.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi Mekkah, jangan lewatkan untuk mencicipi hidangan-hidangan khas ini. Selain memuaskan lidah, makanan-makanan ini juga akan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan dan memperkaya wawasan Anda tentang tradisi kuliner Islam. Selamat menikmati dan semoga perjalanan Anda diberkahi!

Tips dan Larangan saat Buka Puasa di Masjid Nabawi

Tips dan Larangan saat Buka Puasa di Masjid Nabawi

tips dan larangan buka puasa di masjid nabawi

Buka puasa di Madinah, khususnya di Masjid Nabawi, merupakan pengalaman spiritual yang sangat berkesan bagi umat Muslim. Masjid yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Rasulullah SAW ini selalu ramai dikunjungi oleh jamaah dari berbagai penjuru dunia, terutama saat bulan Ramadhan. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Nabawi juga menyediakan makanan berbuka yang dibagikan secara gratis kepada para jamaah. Agar pengalaman berbuka di Masjid Nabawi semakin nyaman dan penuh berkah, ada beberapa tips yang dapat diikuti serta larangan yang harus diperhatikan.

Tips Buka Puasa di Masjid Nabawi

  1. Datang Lebih Awal

Masjid Nabawi dipenuhi oleh ribuan jamaah yang ingin berbuka puasa bersama. Untuk mendapatkan tempat yang nyaman, sebaiknya datang lebih awal, sekitar 30-45 menit sebelum waktu berbuka.

  1. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW

Sebaiknya berbuka dengan kurma dan air putih sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ini juga membantu tubuh untuk beradaptasi setelah berpuasa seharian.

  1. Membawa Perlengkapan Pribadi

Saat berbuka puasa di Madinah, sebaiknya bawa sajadah kecil, tisu, dan botol air sendiri agar lebih nyaman saat berbuka dan melaksanakan ibadah setelahnya.

  1. Berbagi dengan Sesama

Jika memungkinkan, bawalah makanan ringan tambahan untuk berbagi dengan jamaah lain, terutama mereka yang datang terlambat atau tidak kebagian makanan.

  1. Menjaga Kebersihan

Pastikan untuk selalu membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Kebersihan di Masjid Nabawi sangat dijaga, dan setiap jamaah bertanggung jawab untuk turut serta menjaganya.

Larangan saat Buka Puasa di Masjid Nabawi

  1. Membawa Makanan Berbau Tajam

Hindari membawa makanan dengan aroma menyengat seperti bawang, ikan asin, atau makanan berbumbu kuat yang bisa mengganggu kenyamanan jamaah lain.

  1. Mengambil Makanan Berlebihan

Jangan mengambil makanan secara berlebihan saat buka puasa di Madinah. Pastikan untuk mengambil secukupnya agar semua jamaah mendapatkan bagian yang sama.

  1. Berisik dan Mengganggu Ketertiban

Tetap tenang dan tidak berbicara terlalu keras saat berbuka. Masjid Nabawi adalah tempat ibadah, sehingga suasana khusyuk harus tetap dijaga.

  1. Meninggalkan Sampah Sembarangan

Setelah berbuka, pastikan untuk mengumpulkan dan membuang sampah pada tempatnya agar kebersihan masjid tetap terjaga.

  1. Mendorong atau Berebut Tempat

Saat mencari tempat berbuka, tetaplah sabar dan tertib. Tidak perlu mendorong atau berebut tempat dengan jamaah lain karena panitia akan mengatur segalanya dengan baik.

Buka puasa di Madinah, khususnya di Masjid Nabawi adalah pengalaman spiritual yang luar biasa. Dengan mengikuti tips yang telah disebutkan dan menghindari larangan yang ada, jamaah dapat berbuka dengan nyaman dan tetap menjaga ketertiban serta kebersihan di masjid. Menjaga adab saat berbuka puasa di tempat suci ini merupakan bagian dari ibadah dan wujud penghormatan terhadap rumah Allah SWT. 

Ingin merasakan pengalaman Buka puasa di Madinah, tepatnya di Masjid Nabawi? Bergabunglah dengan Paket Umroh Ramadhan Arrayyan Al Mubarak! Nikmati perjalanan spiritual yang nyaman dengan fasilitas terbaik dan kesempatan untuk meraih pahala berlipat ganda di bulan suci. Segera daftarkan diri Anda dan keluarga untuk meraih pengalaman ibadah yang tak terlupakan!

Daftar Doa Bulan Syaban dan Amalan Lain yang Dianjurkan

Daftar Doa Bulan Syaban dan Amalan Lain yang Dianjurkan

Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang penuh berkah dalam Islam. Bulan ini berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadan, sehingga menjadi momen penting bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadan. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca doa bulan Syaban, yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Doa-Doa yang Dianjurkan di Bulan Syaban

Banyak doa yang dapat diamalkan selama bulan Syaban untuk memohon keberkahan dan pengampunan dari Allah SWT. Berikut beberapa doa bulan Syaban yang bisa dibaca:

  1. Doa Bulan Syaban yang Pertama 

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ

Allahumma ad-khilhu ‘alainaa bil amni wal iimaani was salaamati wal islaam, wa jiwaarim minasy-syaithooni, wa ridhwanim minar rohmaani

Artinya: “Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan agar kami mendapat ridha Allah (Ar-Rahman).” (HR. Al-Baghawi dalam Mu’jam Ash-Shahabah, sanadnya sahih).

  1. Doa Bulan Syaban yang Kedua 

Doa ini dapat dibaca apabila seseorang melihat hilal secara langsung. Berikut bacaan doanya:

اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahumma ahlilhu ‘alayna bilyumni wal iimaani was salaamati wal islaami. Rabbi wa rabbukallah

Artinya: “Ya Allah, tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” (HR. Ahmad, 1:162 dan Tirmidzi, no. 3451, dan Ad-Darimi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan gharib. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).

  1. Doa Bulan Syaban Ketiga 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allahumma barik lana fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadan.”

Dengan rutin membaca doa bulan Syaban, seorang Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan yang melimpah.

Amalan-Amalan Lain di Bulan Syaban

Selain membaca doa bulan Syaban, ada beberapa amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan yang mulia ini, antara lain:

  1. Memperbanyak Puasa Sunnah 

Rasulullah SAW dikenal sering berpuasa di bulan Syaban. Puasa sunnah ini merupakan latihan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadan.

  1. Memperbanyak Istighfar dan Dzikir 

Memohon ampunan kepada Allah dengan memperbanyak istighfar dan dzikir sangat dianjurkan di bulan ini.

  1. Membaca Al-Qur’an 

Bulan Syaban adalah waktu yang tepat untuk mulai meningkatkan bacaan Al-Qur’an sebagai persiapan menyambut Ramadan.

  1. Bersedekah 

Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan akan mendatangkan pahala yang besar dan keberkahan dalam hidup.

  1. Mengerjakan Shalat Malam 

Melakukan shalat tahajud dan shalat hajat di bulan Syaban merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bulan Syaban adalah bulan yang penuh berkah dan menjadi momen terbaik untuk meningkatkan ibadah. Dengan membaca doa bulan Syaban serta melaksanakan amalan-amalan sunnah lainnya, umat Islam dapat memperoleh keberkahan dan persiapan yang lebih baik dalam menyambut Ramadan. Keutamaan bulan ini sebaiknya dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Ingin mendapatkan lebih banyak keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah? Salah satu cara terbaik adalah dengan melaksanakan ibadah umrah di bulan Syaban. Bergabunglah bersama Arrayyan Al Mubarak dan rasakan pengalaman spiritual yang mendalam di Tanah Suci. Segera daftarkan diri Anda dan raih kesempatan beribadah dengan penuh kekhusyukan!

Jenis-Jenis Zakat dalam Islam serta Syarat & Ketentuannya

Jenis-Jenis Zakat dalam Islam serta Syarat & Ketentuannya

Dalam Islam, zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Zakat berfungsi sebagai bentuk penyucian harta dan sebagai sarana untuk membantu mereka yang membutuhkan. Menunaikan zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah ibadah yang mendatangkan keberkahan. Jenis-jenis zakat dalam Islam memiliki beberapa ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi agar zakat yang ditunaikan sah dan diterima. Berikut adalah beberapa jenis zakat dalam Islam.

Jenis-Jenis Zakat

A picture of Zakat rice bag with coins, tasbeeh and part of Quran. Zakat is a form of alms-giving treated in Islam as a religious obligation or tax, importance after solat by Quranic sequence.

Islam mengajarkan dua jenis zakat yang utama, yaitu:

  1. Zakat Fitrah
    • Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim menjelang Idul Fitri.
    • Besaran zakat fitrah adalah satu sha’ (sekitar 2,5 – 3 kg atau 3,5 liter) bahan makanan pokok seperti beras atau gandum.
    • Wajib ditunaikan oleh setiap Muslim, baik kaya maupun miskin, asalkan memiliki makanan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya pada hari raya Idul Fitri.
  2. Zakat Mal
    • Zakat yang dikenakan atas harta tertentu yang dimiliki oleh seorang Muslim yang telah mencapai nisab dan haul.
    • Zakat mal terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
      • Zakat Emas, Perak, dan Logam Mulia Lainnya: Dikenakan atas kepemilikan emas, perak, maupun logam mulia lainnya yang telah mencapai nisab (sekitar 85 gram emas) dan telah mencapai haul (telah dimiliki selama satu tahun penuh) dengan besaran zakat sebesar 2,5% dari kepemilikan logam mulia tersebut
      • Zakat Perdagangan: Dikenakan pada hasil usaha atau perdagangan sesuai dengan nisab dan haulnya.
      • Zakat Pertanian: Berlaku bagi hasil pertanian seperti padi, gandum, atau hasil bumi lainnya sesuai dengan nisab dan haulnya.
      • Zakat Hewan Ternak: Berlaku bagi peternak yang memiliki sejumlah ternak tertentu, seperti sapi, kambing, atau unta, sesuai dengan nisab dan haulnya.
      • Zakat Penghasilan (Profesi): Dikenakan atas pendapatan yang diperoleh seseorang jika mencapai nisab dan telah memenuhi syarat haul.
      • Zakat Investasi dan Saham: Berlaku bagi individu yang memiliki investasi atau saham yang mendatangkan keuntungan, serta mencapai nisab dan haul.

Ketentuan dan Syarat Zakat

Agar zakat yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah, ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Islam

Hanya umat Muslim yang diwajibkan membayar zakat.

  1. Harta yang Halal

Harta yang dizakatkan harus berasal dari sumber yang halal dan diperoleh dengan cara yang baik.

  1. Mencapai Nisab

Zakat hanya wajib bagi mereka yang hartanya telah mencapai batas minimum (nisab) yang ditentukan. Perhitungan nisab dapat berbeda-beda tergantung jenis harta yang dimiliki. Sebelum menunaikan zakat, sebaiknya bertanya kepada badan zakat resmi untuk perhitungan nisab yang sesuai syariah.

  1. Haul

Untuk zakat mal, harta tersebut harus sudah mencapai haul (sudah dimiliki selama satu tahun penuh).

  1. Memberikan kepada yang Berhak

Zakat harus diberikan kepada delapan golongan penerima zakat (asnaf), seperti fakir, miskin, amil, muallaf, dan lainnya.

Manfaat dan Hikmah Zakat

Menunaikan zakat membawa berbagai manfaat, baik bagi individu yang menunaikannya maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Beberapa manfaat dan hikmah zakat antara lain:

  • Menyucikan Harta: Zakat membantu membersihkan harta dari sifat kikir dan keserakahan.
  • Menumbuhkan Kepedulian Sosial: Dengan menunaikan zakat, seseorang ikut membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan.
  • Mendapat Keberkahan dan Pahala: Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang menunaikan zakat dengan ikhlas.
  • Mengurangi Kesenjangan Sosial: Zakat membantu mendistribusikan kekayaan secara lebih merata, sehingga mengurangi ketimpangan ekonomi. 

Jenis-jenis zakat dalam Islam memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Dengan memahami ketentuan dan syarat zakat, umat Islam dapat menunaikannya dengan benar dan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Sebagai salah satu bentuk ibadah wajib, zakat tidak hanya membawa manfaat bagi penerimanya, tetapi juga membersihkan harta dan jiwa pemberinya. 

Selain menunaikan zakat, umat Muslim juga dapat meningkatkan ibadah mereka dengan melaksanakan umrah bersama Arrayyan Al Mubarak. Dengan menunaikan umrah, Anda tidak hanya semakin mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mengikuti jejak para sahabat dan ulama yang selalu berusaha meningkatkan keimanan mereka. Segera daftarkan diri Anda dan rasakan nikmatnya ibadah bersama tim Arrayyan Al Mubarak!

Nama-Nama Sahabat Nabi yang Masuk Surga Tanpa Hisab

Nama-Nama Sahabat Nabi yang Masuk Surga Tanpa Hisab

nama-nama sahabat nabi yang masuk surga

Setiap Muslim tentu mendambakan masuk surga tanpa hisab, sebuah anugerah luar biasa yang hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah. Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa sahabat Nabi yang masuk surga tanpa hisab karena keimanan, ketakwaan, dan pengorbanan luar biasa mereka dalam menegakkan ajaran Islam. Keutamaan ini bukan hanya karena kedekatan mereka dengan Rasulullah SAW, tetapi juga karena amal dan akhlak mulia yang mereka miliki. Dengan meneladani kehidupan mereka, kita juga dapat berusaha untuk meraih keutamaan ini.

Sahabat Nabi yang Dijanjikan Masuk Surga Tanpa Hisab

Beberapa sahabat Nabi yang masuk surga tanpa hisab telah disebutkan dalam berbagai hadis. Mereka adalah pribadi-pribadi yang memiliki keteguhan iman dan kesabaran luar biasa dalam menjalani kehidupan di dunia. Berikut adalah beberapa nama sahabat nabi yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab:

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat terdekat Rasulullah SAW. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 573 M dan tumbuh menjadi seorang pedagang sukses dan dihormati. Abu Bakar dikenal sebagai orang yang sangat jujur dan mendapat gelar Ash-Shiddiq karena selalu membenarkan Rasulullah dalam setiap peristiwa, termasuk ketika Isra Mi’raj. Abu Bakar juga menemani Rasulullah di Gua Tsur saat hijrah ke Madinah.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua dalam sejarah Islam. Beliau lahir pada tahun 584 M di Mekkah dan dikenal karena ketegasannya. Pada mulanya, Umar merupakan seseorang yang menentang dan ingin menghentikan dakwah Rasulullah, namun setelah memeluk agama Islam, Umar justru menjadi salah satu pilar kekuatan Islam. Umar juga sangat berani dalam membela kebenaran, hingga Rasulullah SAW menyebutnya sebagai Al-Faruq, yang artinya pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga yang terkenal karena kelembutan dan kedermawanannya. Beliau lahir dalam keluarga kaya Bani Umayyah pada tahun 576 M. Utsman berjasa dalam membiayai perluasan Masjid Nabawi dan Masjid Al-Haram, serta berjasa dalam mengumpulkan mushaf Al-Qur’an untuk pertama kali. Kedermawanan Utsman tak pernah luntur dan kebaikannya terus mengalir dalam sejarah Islam.

4. Ali bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu dan menantu Rasulullah SAW. Beliau merupakan khalifah keempat dan terkenal sebagai sosok yang pemberani dan adil. Ali juga dikenal karena keilmuannya dan sikap zuhud terhadap dunia. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali mengambil risiko besar dengan tidur di tempat tidur Rasulullah demi melindunginya dari bahaya. Keilmuan dan ketawadhuannya menjadikan Ali sosok pemimpin yang dihormati oleh semua kalangan.

5. Talhah bin Ubaidillah 

Thalhah bin Ubaidillah lahir pada tahun 594 M di Mekkah dan merupakan salah satu dari sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Beliau merupakan seorang saudagar sukses yang dermawan dan salah satu pelindung Rasulullah SAW dalam Perang Uhud. Ketika perang, beliau rela terluka parah demi melindungi Nabi Muhammad dari bahaya.

6. Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam lahir pada tahun 594 M dan merupakan sepupu Rasulullah SAW. Beliau juga merupakan salah satu dari tujuh orang pertama yang masuk Islam. Beliau dikenal sebagai prajurit yang gagah berani dan setia kepada Rasulullah SAW. Zubair mendapat julukan “Hawari” atau pengikut setia Nabi.

7. Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf adalah seorang muslim yang berhasil dalam bisnis, namun tetap tawadhu dan dermawan. Beliau lahir pada tahun 580 M dan merupakan sahabat yang selalu mendermakan kekayaannya untuk keperluan perjuangan Islam. Beliau rela hidup dalam kesederhanaan demi bisa membiayai perjuangan dakwah nabi dalam mengajarkan agama Islam.

8. Sa’ad bin Abi Waqqas

Sa’ad bin Abi Waqqas merupakan sahabat nabi yang doanya selalu mustajab. Beliau dikenal sebagai pemanah pertama dalam sejarah Islam. Keberaniannya dalam setiap pertempuran membuatnya dihormati di kalangan sahabat nabi.

9. Sa’id bin Zaid

Sa’id bin Zaid adalah salah satu sahabat yang berasal dari suku Quraisy. Beliau lahir pada tahun 593 M dan memeluk agama Islam bersama istrinya, Fathimah, yang juga merupakan saudari dari Umar bin Khattab. Beliau juga selalu berada di garis depan perjuangan Islam bersama Rasulullah SAW.

10. Abu Ubaidillah bin Jarrah

Abu Ubaidillah bin Jarrah adalah sahabat nabi yang lahir pada tahun 583 Masehi. Abu dikenal karena kejujuran dan sifat rendah hatinya. Beliau juga dijuluki sebagai “Amirul Umara” atau pemimpin para pemimpin oleh Rasulullah SAW. Abu Ubaidillah selalu mengutamakan kepentingan Islam di atas segala hal.

Karakteristik dan Amalan yang Membawa pada Surga Tanpa Hisab

Tidak sembarang orang bisa mendapatkan keistimewaan masuk surga tanpa hisab. Ada beberapa karakteristik dan amalan yang menjadi penyebab seseorang mendapatkan keistimewaan ini, antara lain:

  1. Keimanan yang Teguh

Sahabat Nabi yang masuk surga tanpa hisab memiliki keyakinan kuat terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta tidak pernah ragu dalam menjalankan ajaran Islam.

  1. Ketakwaan dan Kesabaran 

Mereka senantiasa bersabar dalam menghadapi cobaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam perjuangan menegakkan agama Islam.

  1. Kedermawanan 

Banyak dari mereka yang tidak ragu menyumbangkan harta dan tenaga untuk kepentingan dakwah dan kesejahteraan umat Islam.

  1. Menjauhi Perbuatan Syirik dan Bergantung Sepenuhnya pada Allah 

Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu kelompok yang akan masuk surga tanpa hisab adalah mereka yang tidak meminta ruqyah, tidak melakukan tathayyur (percaya pada pertanda buruk), dan hanya bertawakal kepada Allah.

  1. Jihad Fisabilillah 

Para sahabat yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab memiliki dedikasi tinggi dalam berjihad di jalan Allah, baik melalui perang, dakwah, maupun pengorbanan lainnya.

Sahabat Nabi yang masuk surga tanpa hisab adalah mereka yang memiliki keimanan dan ketakwaan luar biasa. Keistimewaan ini diperoleh berkat amalan mereka yang penuh keikhlasan, seperti keteguhan dalam Islam, kedermawanan, serta ketawakkalan kepada Allah SWT. Umat Islam masa kini bisa meneladani sifat-sifat mulia tersebut agar dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan tempat terbaik di akhirat. 

Jika Anda ingin menjadi bagian dari umat Rasulullah SAW yang berusaha menuju surga dengan amalan-amalan shalih, maka salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan memperbanyak ibadah, termasuk menunaikan ibadah umrah. Bersama Arrayyan Al Mubarak, Anda bisa merasakan pengalaman umrah yang penuh makna dan berkah. Mari perbanyak amal shalih dan ikuti jejak para sahabat dengan menjalankan ibadah umrah bersama Arrayyan Al Mubarak. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang dirahmati dan diberi kemudahan masuk surga tanpa hisab yang memberatkan. Aamiin.

Tips dan Larangan saat Buka Puasa di Masjidil Haram

Tips dan Larangan saat Buka Puasa di Masjidil Haram

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bagi mereka yang berkesempatan untuk berbuka puasa di Mekkah, khususnya di Masjidil Haram, pengalaman ini tentunya akan menjadi momen spiritual yang tak terlupakan. Suasana yang penuh kebersamaan, lantunan doa, dan kehangatan umat Muslim dari berbagai negara menjadikan buka puasa di Mekkah sebagai pengalaman istimewa. Namun, agar ibadah dan kenyamanan bersama tetap terjaga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, baik dalam bentuk tips maupun larangan saat buka puasa di Masjidil Haram.

Tips Buka Puasa di Masjidil Haram

Buka Puasa di Masjidil Haram

Agar pengalaman berbuka puasa di Masjidil Haram lebih nyaman dan penuh berkah, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

1. Datang Lebih Awal

Masjidil Haram selalu dipenuhi jamaah selama bulan Ramadhan. Untuk mendapatkan tempat yang nyaman, sebaiknya datang lebih awal sebelum waktu Maghrib. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk berdoa dan berdzikir sebelum berbuka.

2. Membawa Bekal Secukupnya

Meskipun biasanya tersedia makanan buka puasa yang disediakan oleh pihak masjid atau para dermawan, membawa bekal sendiri seperti kurma dan air putih bisa menjadi cadangan jika makanan yang dibagikan terbatas.

3. Menjaga Kebersihan

Setelah berbuka, pastikan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Masjidil Haram adalah tempat suci yang harus selalu dijaga kebersihannya agar tetap nyaman bagi semua jamaah.

4. Berbuka dengan Makanan Ringan

Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, berbukalah dengan kurma dan air sebelum melaksanakan shalat Maghrib. Hindari makan berlebihan agar tetap fokus dalam menjalankan ibadah selanjutnya.

5. Menghormati Jamaah Lain

Saat berbuka puasa di Mekkah, ribuan jamaah berkumpul dalam satu area. Oleh karena itu, penting untuk saling berbagi tempat, tidak berdesakan, dan menjaga adab agar tetap kondusif.

6. Menjaga Barang Berharga

Masjidil Haram selalu ramai, sehingga disarankan untuk menjaga barang-barang pribadi seperti tas, handphone, dan uang agar tidak hilang atau tertukar.

Larangan saat Buka Puasa di Masjidil Haram

Selain mengikuti tips di atas, ada beberapa hal yang harus dihindari agar tidak mengganggu kenyamanan bersama:

1. Membuang Sampah Sembarangan

Meskipun makanan tersedia dalam jumlah banyak, jangan meninggalkan sisa makanan atau sampah sembarangan. Kebersihan Masjidil Haram harus tetap dijaga oleh setiap jamaah.

2. Makan Berlebihan dan Berisik

Hindari makan dalam jumlah berlebihan sebelum shalat Maghrib. Selain tidak baik bagi pencernaan, hal ini juga dapat mengurangi kekhusyukan ibadah. Selain itu, tetaplah berbicara dengan suara pelan agar tidak mengganggu jamaah lain.

3. Menempati Tempat Secara Berlebihan

Masjidil Haram adalah tempat ibadah yang digunakan oleh ribuan jamaah setiap hari. Jangan mengambil tempat lebih dari yang dibutuhkan atau menghalangi jalan jamaah lain yang ingin berbuka.

4. Membawa Makanan yang Berbau Tajam

Hindari membawa makanan dengan aroma menyengat yang dapat mengganggu jamaah lain. Pilihlah makanan yang ringan dan mudah dikonsumsi.

5. Menyebabkan Keributan atau Berdesakan

Saat berbuka puasa di Mekkah, terkadang jamaah berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan atau tempat duduk. Tetaplah tenang dan bersabar, serta ikuti aturan yang ada untuk menjaga ketertiban.

6. Mengambil Makanan Berlebihan

Jika menerima makanan dari panitia atau dermawan, ambillah secukupnya. Jangan sampai ada makanan yang terbuang karena tidak habis dikonsumsi. 

Buka puasa di Mekkah, terutama di Masjidil Haram, adalah pengalaman yang sangat berharga dan penuh berkah. Dengan mengikuti tips seperti datang lebih awal, menjaga kebersihan, dan berbuka secukupnya, serta menghindari larangan seperti membuang sampah sembarangan atau makan berlebihan, jamaah dapat menikmati momen berbuka dengan lebih nyaman dan khusyuk.

Raih berkah Ramadhan dengan berbuka puasa di tempat paling suci bagi umat Islam! Ingin merasakan pengalaman spiritual yang mendalam di Tanah Suci? Bergabunglah dengan Paket Umroh Ramadhan Arrayyan Al Mubarak dan nikmati kenyamanan ibadah selama bulan suci. Segera daftarkan diri Anda untuk mendapatkan layanan terbaik dalam perjalanan ibadah Anda!

7 Menu Buka Puasa di Masjid Nabawi selama Ramadhan

7 Menu Buka Puasa di Masjid Nabawi selama Ramadhan

Ramadhan di Masjid Nabawi selalu menjadi momen istimewa yang penuh berkah dan kebersamaan. Salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah menu buka puasa di Masjid Nabawi yang disajikan untuk para jamaah dari seluruh dunia. Dengan suasana yang penuh kekhusyukan dan kehangatan, Masjid Nabawi menghadirkan berbagai hidangan sederhana namun penuh makna, mulai dari kurma segar, roti Arab, hingga sup hangat yang menggugah selera. Setiap suapan bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah kemuliaan kota Madinah.

Menu Berbuka Puasa Ramadhan di Masjid Nabawi

menu buka puasa di masjid nabawi

Setiap bulan Ramadhan, Masjid Nabawi di Madinah menjadi salah satu tempat yang paling istimewa untuk berbuka puasa. Ribuan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di sini untuk menikmati momen berbuka dengan menu tradisional yang khas dan penuh berkah. Menu buka puasa di Masjid Nabawi terkenal dengan kesederhanaannya namun penuh dengan makna spiritual dan nilai gizi yang baik bagi tubuh setelah seharian berpuasa. Berikut adalah tujuh menu berbuka puasa di Masjid Nabawi yang selalu disajikan selama bulan suci Ramadhan.

Air Zam-Zam

Menu buka puasa di Masjid Nabawi tentu tidak lengkap tanpa Air Zam-Zam. Air suci ini berasal dari sumur Zam-Zam di Mekah dan dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan serta keberkahan bagi siapa saja yang meminumnya dengan niat yang baik. Setiap berbuka puasa, para jamaah diberikan segelas Air Zam-Zam yang segar dan dingin untuk melepas dahaga setelah berpuasa seharian. Minuman ini tidak hanya memberikan kesegaran, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi.

Kurma

Kurma adalah makanan yang hampir selalu ada dalam menu buka puasa di Masjid Nabawi. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan berbuka puasa dengan kurma karena kandungan gula alami yang cepat mengembalikan energi tubuh. Kurma yang disediakan di Masjid Nabawi biasanya berasal dari Madinah yang terkenal dengan kualitasnya yang tinggi, seperti kurma Ajwa yang memiliki rasa manis khas dan tekstur lembut. Selain menjadi sunnah, kurma juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang membantu pencernaan setelah seharian berpuasa.

Laban

Laban, atau susu fermentasi khas Timur Tengah, juga merupakan salah satu bagian dari menu buka puasa di Masjid Nabawi. Minuman ini mirip dengan yoghurt cair dan memiliki rasa yang sedikit asam namun menyegarkan. Laban sangat baik untuk pencernaan karena mengandung probiotik alami yang membantu menjaga kesehatan usus. Selain itu, kandungan proteinnya juga membantu tubuh untuk memulihkan energi setelah berpuasa sepanjang hari. Minuman ini sering disajikan dalam kemasan kecil yang praktis bagi para jamaah.

Sambusa

Sambusa, atau yang lebih dikenal sebagai samosa di beberapa negara, adalah camilan berbentuk segitiga dengan isian daging cincang yang dibumbui dengan rempah-rempah khas Arab. Makanan ini menjadi favorit dalam menu buka puasa di Masjid Nabawi karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah. Sambusa biasanya digoreng hingga kecokelatan, memberikan rasa yang lezat serta kandungan karbohidrat dan protein yang cukup untuk mengisi kembali energi yang hilang selama berpuasa.

Duqqah

Duqqah adalah campuran rempah-rempah khas Arab yang terdiri dari biji wijen, kacang-kacangan, dan berbagai bumbu lainnya. Menu buka puasa di Masjid Nabawi sering menyajikan duqqah sebagai pelengkap roti atau makanan lainnya. Duqqah memiliki rasa yang khas dengan aroma rempah yang kuat, memberikan tambahan rasa yang lezat pada makanan yang disantap bersama jamaah lainnya. Selain menambah cita rasa, duqqah juga kaya akan nutrisi seperti protein dan lemak sehat yang baik bagi tubuh setelah seharian menahan lapar.

Kopi Arab

Kopi Arab atau yang dikenal dengan sebutan Qahwa adalah minuman tradisional yang juga sering disajikan dalam menu buka puasa di Masjid Nabawi. Kopi ini memiliki cita rasa yang khas dengan aroma rempah seperti kapulaga dan cengkeh. Berbeda dengan kopi pada umumnya, Qahwa memiliki kadar kafein yang lebih rendah sehingga tidak menyebabkan gangguan tidur setelah berbuka puasa. Minuman ini sering dinikmati bersama kurma untuk menciptakan kombinasi rasa yang sempurna.

Roti Tamis

Roti Tamis adalah roti khas Arab yang memiliki tekstur lembut dan rasa yang sedikit manis. Roti ini sering disajikan dalam menu buka puasa di Masjid Nabawi sebagai pendamping makanan lain seperti duqqah atau keju. Roti Tamis biasanya disantap dengan mencelupkannya ke dalam madu atau mentega, memberikan rasa yang lezat dan mengenyangkan. Kandungan karbohidrat dalam roti ini membantu mengisi kembali energi yang hilang selama berpuasa.

Menu buka puasa di Masjid Nabawi tidak hanya sekadar makanan untuk mengisi perut setelah berpuasa, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi. Dari Air Zam-Zam yang penuh berkah hingga Roti Tamis yang mengenyangkan, setiap makanan yang disajikan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan memberikan pengalaman berbuka puasa yang istimewa bagi para jamaah. Bagi siapa saja yang berkesempatan untuk berbuka di Masjid Nabawi, merasakan menu tradisional ini tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menikmati suasana berbuka yang penuh berkah di Masjid Nabawi suatu hari nanti.

Ingin merasakan sendiri keistimewaan buka puasa di Masjid Nabawi selama Ramadhan? Bergabunglah bersama Paket Umroh Ramadhan di Arrayyan Al Mubarak yang siap membawa Anda merasakan atmosfer spiritual yang tak terlupakan. Selain beribadah di tempat suci, Anda juga akan menikmati momen berbuka puasa bersama ribuan jamaah lain di Masjid Nabawi dengan sajian khas yang penuh berkah. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperdalam ibadah dan meraih pahala berlipat ganda di bulan suci Ramadhan!

7 Menu Buka Puasa di Masjidil Haram selama Ramadhan

7 Menu Buka Puasa di Masjidil Haram selama Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan kebersamaan, terutama bagi umat Muslim yang berkesempatan untuk berbuka puasa di Masjidil Haram, Mekah. Suasana berbuka di sana penuh dengan semangat persaudaraan dan kehangatan, di mana ribuan jamaah berkumpul untuk menikmati menu buka puasa di Masjidil Haram yang sederhana namun penuh makna. Menu ini dirancang untuk memberikan energi dan hidrasi setelah seharian berpuasa. 

Menu Buka Puasa Ramadhan di Masjidil Haram

menu buka puasa di masjidil haram

Berikut adalah beberapa hidangan yang biasa disajikan:

1. Sepotong roti

Roti menjadi bagian penting dalam menu buka puasa di Masjidil Haram. Biasanya, roti yang disajikan adalah jenis roti Arab seperti khubz atau pita yang memiliki tekstur lembut dan mudah dikonsumsi setelah berpuasa. Roti ini sering disantap bersama dengan hidangan lainnya seperti yoghurt atau duqqah, menambah cita rasa yang khas dan lezat. Kehadiran roti dalam menu buka puasa ini mencerminkan tradisi kuliner Timur Tengah yang telah berlangsung selama berabad-abad.

2. Yoghurt

Yoghurt merupakan pilihan yang populer dan menyehatkan dalam menu buka puasa di Masjidil Haram. Selain rasanya yang segar, yoghurt membantu menyeimbangkan kembali elektrolit tubuh dan mempermudah pencernaan setelah seharian berpuasa. Yoghurt sering disajikan polos atau dengan tambahan sedikit madu untuk memberikan rasa manis alami. Kombinasi yoghurt dengan roti atau kurma menjadi favorit banyak jamaah karena selain lezat, juga memberikan manfaat kesehatan.

3. Maamoul 

Maamoul adalah kue tradisional Timur Tengah yang biasanya berisi kurma, kacang-kacangan seperti kenari atau pistachio, dan dibumbui dengan rempah-rempah ringan. Kue ini sering kali menjadi bagian dari menu buka puasa di Masjidil Haram karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut. Maamoul tidak hanya enak, tetapi juga memberikan energi cepat berkat kandungan gula alami dari kurma. Hidangan ini sering dinikmati bersama secangkir teh hangat setelah berbuka.

4. Jus apel

Untuk menjaga hidrasi tubuh setelah berpuasa, jus apel menjadi minuman yang sangat populer dalam menu buka di Masjidil Haram. Jus apel memberikan rasa manis alami yang menyegarkan dan kaya akan vitamin serta antioksidan. Minuman ini membantu mengembalikan energi yang hilang dan menambah kesegaran setelah seharian menahan haus. Jus apel sering kali disajikan dingin, memberikan sensasi menyegarkan di tengah suhu Mekah yang panas.

5. Kurma

Kurma adalah makanan utama yang hampir selalu ada dalam menu buka puasa di Masjidil Haram. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, berbuka dengan kurma menjadi tradisi yang tidak hanya bermakna religius, tetapi juga menyehatkan. Kurma kaya akan gula alami, serat, dan nutrisi penting lainnya yang membantu tubuh pulih dengan cepat setelah berpuasa. Kurma biasanya disajikan dalam berbagai jenis, dari yang segar hingga yang kering, memberikan variasi rasa dan tekstur.

6. Duqqah

Duqqah adalah campuran rempah-rempah dan kacang-kacangan yang digunakan sebagai bumbu atau celupan untuk roti. Dalam menu buka puasa ini, duqqah menambah rasa gurih dan aroma khas pada hidangan sederhana seperti roti. Kombinasi rempah dalam duqqah tidak hanya memperkaya cita rasa, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan seperti meningkatkan metabolisme dan pencernaan. Duqqah sering kali menjadi pelengkap yang sempurna untuk makanan berbuka yang ringan.

7. Air Mineral

Air mineral adalah elemen terpenting dalam menu buka puasa di Masjidil Haram. Setelah berpuasa selama lebih dari 12 jam di bawah teriknya matahari Mekah, tubuh sangat membutuhkan hidrasi yang cukup. Air mineral membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menjaga keseimbangan elektrolit. Biasanya, air mineral disajikan dalam botol kemasan yang memudahkan jamaah untuk mengkonsumsinya dengan praktis. Minum air mineral sebelum menikmati makanan lainnya juga membantu mempersiapkan sistem pencernaan.

Menu buka puasa di Masjidil Haram tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang pengalaman ibadah dan kebersamaan. Hidangan seperti sepotong roti, yoghurt, mamoul, jus apel, kurma, duqqah, dan air mineral dirancang untuk memberikan nutrisi seimbang setelah berpuasa. Setiap elemen dalam menu buka ini memiliki makna dan manfaatnya sendiri, menciptakan pengalaman berbuka yang penuh berkah dan kenangan yang tak terlupakan bagi para jamaah.

Raih keberkahan Ramadhan dengan pengalaman ibadah tak terlupakan! Nikmati momen istimewa berbuka puasa di Masjidil Haram sambil menjalankan ibadah umroh bersama Paket Umroh Ramadhan Arrayyan Al Mubarak. Dapatkan layanan terbaik, kenyamanan perjalanan, serta kesempatan merasakan suasana suci di Tanah Haram saat bulan penuh rahmat. Segera daftarkan diri Anda dan keluarga ke Arrayyan Al Mubarak untuk meraih pahala berlipat ganda di bulan suci ini!

25 Oleh-Oleh Madinah Terbaik, Mulai Dari Makanan hingga Souvenir Populer

25 Oleh-Oleh Madinah Terbaik, Mulai Dari Makanan hingga Souvenir Populer

Madinah, kota suci kedua bagi umat Islam setelah Makkah, selalu menjadi destinasi yang penuh makna spiritual. Selain menjalankan ibadah di Masjid Nabawi, para jamaah sering memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa pulang oleh-oleh khas Madinah. Berbagai jenis oleh-oleh tersedia, mulai dari makanan lezat hingga souvenir bernuansa religius yang sarat makna. Oleh-oleh ini tidak hanya sekadar hadiah untuk keluarga dan kerabat di tanah air, tetapi juga simbol kenangan dari perjalanan suci yang penuh berkah. Berikut adalah daftar oleh-oleh Madinah yang wajib Anda pertimbangkan untuk dibawa pulang.

oleh-oleh madinah, bukhur
Oleh Oleh Madinah

Kurma Ajwa

Kurma Ajwa adalah salah satu oleh-oleh paling ikonik dari Madinah. Dikenal sebagai “Kurma Nabi,” Ajwa memiliki rasa manis yang khas dengan tekstur yang lembut dan kaya nutrisi. Kurma ini tidak hanya menjadi makanan favorit karena rasanya, tetapi juga karena keistimewaannya yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Oleh-oleh Madinah ini dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan energi, menjaga pencernaan, dan menguatkan daya tahan tubuh. Harga kurma Ajwa bervariasi tergantung kualitasnya, namun nilai spiritual dan manfaat kesehatannya menjadikannya pilihan oleh-oleh yang sangat berharga.

Air Zamzam

Air Zamzam adalah salah satu oleh-oleh paling dicari dari Tanah Suci, termasuk Madinah. Meskipun sumber air ini berasal dari Makkah, air Zamzam sering dijual di Madinah sebagai bagian dari oleh-oleh ibadah haji atau umrah. Oleh-oleh Madinah ini dipercaya memiliki keutamaan spiritual dan manfaat kesehatan, seperti memberikan energi dan menyembuhkan penyakit. Air ini biasanya dikemas dalam botol khusus untuk memudahkan para jamaah membawanya pulang. Membagikan air Zamzam kepada keluarga dan kerabat adalah salah satu cara untuk menyebarkan berkah perjalanan suci.

Madu Madinah

Madu Madinah terkenal karena kualitasnya yang sangat baik dan kemurniannya. Madu ini dihasilkan dari lebah yang menghisap nektar bunga-bunga di sekitar pegunungan Madinah, yang membuat rasanya begitu alami dan lezat. Oleh-oleh Madinah ini tidak hanya menjadi makanan yang menyehatkan, tetapi juga sering digunakan sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Kandungan nutrisinya yang tinggi menjadikannya oleh-oleh favorit yang penuh manfaat bagi penerimanya.

Tasbih

Tasbih merupakan salah satu souvenir populer yang banyak diburu jamaah di Madinah. Oleh-oleh Madinah ini tersedia dalam berbagai bahan, mulai dari kayu, batu alam, hingga kristal. Selain sebagai alat untuk berdzikir, tasbih dari Madinah sering dihargai karena keindahan dan kualitasnya. Membawa pulang tasbih sebagai oleh-oleh bukan hanya berarti memberikan hadiah fisik, tetapi juga mengingatkan penerimanya untuk selalu mengingat Allah dalam keseharian mereka.

Miswak

Miswak adalah kayu pembersih gigi alami yang telah digunakan sejak zaman Rasulullah SAW. Oleh-oleh Madinah ini terkenal dengan kualitasnya yang baik dan segar. Selain sebagai sunnah Nabi, penggunaan miswak juga memiliki manfaat kesehatan, seperti mencegah bau mulut, menguatkan gusi, dan membersihkan gigi secara alami. Miswak biasanya dikemas dengan praktis sehingga mudah dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Dengan harga yang terjangkau, miswak menjadi salah satu pilihan terbaik untuk diberikan kepada keluarga dan teman.

Pakaian Ihram

Pakaian ihram adalah pakaian putih sederhana yang dikenakan oleh jamaah saat melaksanakan ibadah haji atau umrah. Oleh-oleh Madinah ini bisa menjadi oleh-oleh berharga, terutama bagi kerabat yang berencana menunaikan ibadah haji atau umrah di masa mendatang. Pakaian ihram dari Madinah biasanya terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang nyaman dipakai. Selain sebagai perlengkapan ibadah, pakaian ihram juga mengandung makna spiritual yang mendalam.

Minyak Wangi (Attar)

Minyak wangi atau attar adalah oleh-oleh khas Madinah yang sangat diminati. Attar terbuat dari bahan alami, seperti bunga dan rempah-rempah, sehingga tidak mengandung alkohol. Aroma oleh-oleh Madinah ini sangat beragam, mulai dari yang lembut hingga yang kuat, sehingga bisa dipilih sesuai selera. Minyak wangi ini sering digunakan untuk keperluan ibadah, seperti saat shalat atau berziarah, serta sebagai pewangi sehari-hari. Dengan kemasannya yang cantik, attar menjadi pilihan oleh-oleh yang istimewa.

Kismis

Kismis dari Madinah memiliki rasa yang manis alami dan kualitas yang unggul. Buah anggur kering ini sering dibeli sebagai oleh-oleh karena manfaat kesehatannya yang melimpah, seperti meningkatkan energi, melancarkan pencernaan, dan memperkuat sistem imun tubuh. Oleh-oleh Madinah ini biasanya dikemas dalam berbagai ukuran, sehingga praktis untuk dibawa pulang. Selain enak dimakan langsung, kismis juga sering digunakan sebagai campuran dalam makanan atau kue.

Buku dan Al-Quran

Buku-buku keislaman dan Al-Quran dari Madinah sering menjadi pilihan oleh-oleh yang penuh makna. Al-Quran dari Madinah dikenal memiliki kualitas cetakan yang sangat baik dengan tulisan yang jelas dan rapi. Selain itu, banyak juga buku-buku yang membahas tentang sejarah Islam, tafsir, dan hadis yang bisa menambah wawasan keislaman. Oleh-oleh Madinah ini sangat cocok diberikan kepada keluarga atau kerabat yang ingin mendalami ilmu agama lebih dalam.

Sajadah

Sajadah adalah salah satu oleh-oleh populer yang banyak dibeli jamaah di Madinah. Sajadah dari Madinah terkenal dengan kualitas bahan yang lembut dan desain yang indah. Banyak sajadah yang dihiasi dengan motif Islami yang khas, seperti gambar Masjid Nabawi atau Ka’bah. Selain sebagai perlengkapan ibadah, oleh-oleh Madinah ini juga bisa menjadi kenang-kenangan berharga dari perjalanan spiritual ke Tanah Suci.

Buah Tin

Buah tin adalah salah satu buah yang disebutkan dalam Al-Quran dan dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Oleh-oleh Madinah ini sering dikeringkan sehingga tahan lama dan mudah dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Rasa buah tin kering yang manis dan teksturnya yang lembut menjadikannya camilan sehat yang digemari banyak orang. Buah tin juga sering dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat karena kaya akan serat, vitamin, dan mineral.

Cokelat Arab

Cokelat Arab adalah salah satu oleh-oleh favorit, terutama bagi anak-anak. Cokelat ini memiliki rasa yang khas dengan tambahan isian kurma, kacang, atau rempah-rempah. Oleh-oleh Madinah ini sering dijual dalam kemasan yang menarik, sehingga cocok dijadikan hadiah. Selain lezat, cokelat ini juga mengandung nilai budaya dan cita rasa khas dari Timur Tengah.

Kacang Arab

Kacang Arab atau chickpeas adalah oleh-oleh khas yang sering dibeli di Madinah. Kacang ini biasanya dijual dalam bentuk panggang atau mentah, dengan tekstur yang renyah dan rasa gurih. Oleh-oleh Madinah ini kaya akan protein dan serat, sehingga baik untuk kesehatan. Selain dijadikan camilan, kacang Arab juga sering digunakan dalam berbagai hidangan, seperti salad atau hummus.

Kain Penutup Kabah Miniatur

Kain penutup Ka’bah miniatur adalah oleh-oleh yang memiliki nilai simbolis dan spiritual tinggi. Miniatur ini biasanya dibuat dengan desain menyerupai kiswah asli yang menutupi Ka’bah di Makkah. Souvenir ini sering dibeli sebagai hiasan rumah atau hadiah untuk orang-orang terdekat. Keindahan dan makna religius dari kain penutup Ka’bah miniatur menjadikannya oleh-oleh yang istimewa.

Minyak Zaitun

Minyak zaitun dari Madinah dikenal karena kemurnian dan kualitasnya yang tinggi. Oleh-oleh Madinah ini sering digunakan sebagai bahan makanan, obat, atau perawatan tubuh. Kandungan antioksidan dan lemak sehat dalam minyak zaitun membuatnya bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung, kulit, dan rambut. Minyak zaitun dari Madinah biasanya dikemas dalam botol elegan, sehingga cocok dijadikan oleh-oleh yang bermanfaat.

Kerudung dan Jilbab

Kerudung dan jilbab merupakan salah satu oleh-oleh yang paling dicari oleh para jamaah umrah dan haji. Madinah dikenal dengan produk tekstil berkualitas tinggi yang nyaman digunakan dan tahan lama. Oleh-oleh Madinah ini biasanya memiliki desain yang sederhana namun elegan, dengan warna-warna yang lembut dan sesuai dengan gaya Islami. Produk ini sering dijual di toko-toko dekat Masjid Nabawi atau di pasar tradisional seperti Pasar Qiblatain. Harganya bervariasi tergantung pada bahan dan motifnya, tetapi tetap terjangkau untuk dibawa sebagai buah tangan.

Souvenir Islami

Souvenir Islami seperti tasbih, sajadah, Al-Qur’an mini, dan kaligrafi adalah pilihan oleh-oleh yang sangat populer. Oleh-oleh Madinah ini tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga estetika yang indah untuk dijadikan dekorasi rumah. Misalnya, tasbih dari kayu atau batu alami yang dibuat dengan detail halus, atau sajadah berbahan lembut dengan motif khas Timur Tengah. Kaligrafi berlafazkan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibuat dari kayu, logam, atau kaca juga menjadi favorit banyak orang sebagai hadiah spesial.

Bukhur (Dupa Arab)

Bukhur atau dupa Arab adalah salah satu produk khas Timur Tengah yang sangat digemari. Oleh-oleh Madinah ini digunakan untuk memberikan aroma wangi di dalam rumah atau masjid, serta sering digunakan saat acara-acara penting seperti pernikahan atau pengajian. Aromanya yang khas berasal dari bahan alami seperti kayu gaharu dan minyak atsiri. Bukhur tersedia dalam berbagai varian aroma, mulai dari yang ringan hingga yang kuat. Produk ini juga dikemas dalam wadah cantik yang cocok dijadikan hadiah atau kenang-kenangan.

Almond Berlapis Gula

Bagi pecinta camilan manis, almond berlapis gula adalah pilihan yang tepat. Oleh-oleh Madinah ini dikenal sebagai “Nugget Arab” karena bentuknya yang kecil namun memiliki rasa yang lezat. Almond berlapis gula biasanya dijual dalam berbagai varian warna dan kemasan yang menarik. Rasa gurih dari almond berpadu dengan manisnya lapisan gula, menjadikannya salah satu oleh-oleh makanan yang tidak hanya enak, tetapi juga tahan lama. Almond berlapis gula sering dijadikan sajian saat berkumpul bersama keluarga.

Perhiasan Emas

Madinah juga terkenal dengan produk perhiasan emas berkualitas tinggi. Toko-toko emas di Madinah menawarkan berbagai jenis perhiasan, seperti cincin, kalung, gelang, dan anting dengan desain khas Timur Tengah. Kualitas emas yang dijual di sini umumnya sangat baik, dengan kadar yang bervariasi mulai dari 18 karat hingga 24 karat. Selain itu, desain perhiasan emas dari Madinah memiliki nilai seni yang tinggi dan bisa menjadi simbol kenang-kenangan dari perjalanan spiritual Anda. Pastikan Anda membeli oleh-oleh Madinah ini dari toko yang terpercaya agar mendapatkan kualitas terbaik.

Kopi Arab

Kopi Arab atau “Qahwa” adalah salah satu minuman tradisional yang populer di Arab Saudi, termasuk Madinah. Kopi ini memiliki cita rasa yang unik karena disajikan dengan tambahan rempah seperti kapulaga, cengkeh, atau kayu manis. Oleh-oleh Madinah ini sering dinikmati bersama kurma sebagai pelengkap, terutama saat berkumpul bersama keluarga atau tamu. Anda bisa membeli biji kopi Arab yang sudah disangrai atau bubuk kopi siap seduh sebagai oleh-oleh. Kopi ini biasanya dikemas dalam wadah yang elegan, cocok untuk dibawa pulang.

Kurma Sukkari

Kurma Sukkari adalah salah satu jenis kurma yang paling populer dari Madinah. Kurma ini memiliki tekstur yang lembut dan rasa manis alami yang lezat. Berbeda dengan jenis kurma lainnya, Kurma Sukkari dikenal karena kelembutannya yang hampir meleleh di mulut. Oleh-oleh Madinah ini tidak hanya enak, tetapi juga kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Anda bisa membeli kurma Sukkari dalam berbagai kemasan, mulai dari kotak kecil hingga ukuran besar, sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarga dan teman.

Sabun Zaitun

Sabun zaitun adalah salah satu produk alami yang banyak dicari di Madinah. Sabun ini terbuat dari minyak zaitun murni yang kaya akan manfaat untuk kesehatan kulit. Oleh-oleh Madinah ini dikenal dapat melembapkan kulit, mencegah penuaan dini, dan mengatasi berbagai masalah kulit seperti jerawat dan iritasi. Produk ini sangat cocok sebagai oleh-oleh karena selain bermanfaat, sabun zaitun juga dikemas dengan desain yang menarik dan praktis. Anda bisa menemukannya di toko-toko herbal atau pasar tradisional di Madinah.

Air Mawar

Air mawar adalah produk serbaguna yang memiliki banyak manfaat. Di Madinah, air mawar sering digunakan untuk perawatan kulit wajah, sebagai pewangi alami, atau bahkan untuk campuran makanan dan minuman. Oleh-oleh Madinah ini memiliki kualitas yang baik karena dibuat dari kelopak mawar pilihan. Produk ini sering dikemas dalam botol kaca yang elegan, menjadikannya oleh-oleh yang cocok untuk kerabat atau teman. Air mawar juga sangat disukai oleh kaum wanita sebagai bagian dari rutinitas perawatan kecantikan.

Baju Gamis

Baju gamis adalah pakaian khas Timur Tengah yang banyak diminati oleh para jamaah umrah dan haji. Oleh-oleh Madinah ini memiliki desain yang elegan dengan bahan berkualitas tinggi seperti katun atau satin yang nyaman dipakai. Selain itu, baju gamis tersedia dalam berbagai ukuran dan warna, sehingga bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Gamis ini tidak hanya cocok untuk digunakan dalam acara keagamaan, tetapi juga bisa dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Membeli baju gamis sebagai oleh-oleh adalah pilihan tepat bagi keluarga atau sahabat di tanah air.

Membawa oleh-oleh Madinah tidak hanya sekadar memberikan hadiah, tetapi juga sebagai simbol kenangan dari perjalanan spiritual Anda. Oleh-oleh khas Madinah, mulai dari kerudung, souvenir Islami, hingga makanan lezat seperti kurma Sukkari, akan selalu menjadi pengingat indah akan pengalaman beribadah di Tanah Suci.

Untuk memastikan perjalanan ibadah Anda berjalan lancar dan nyaman, Arrayyan Al Mubarak hadir dengan berbagai paket wisata halal terbaik. Kami siap membantu Anda merencanakan perjalanan umrah atau wisata halal dengan fasilitas terbaik dan pelayanan profesional. Jangan lewatkan kesempatan untuk berziarah dan membawa pulang oleh-oleh Madinah bersama Arrayyan Al Mubarak!

Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan booking paket wisata halal impian Anda. Arrayyan Al Mubarak, Sahabat Perjalanan Ibadah Anda.

Keutamaan dan Larangan saat I’tikaf di Masjidil Haram

Keutamaan dan Larangan saat I’tikaf di Masjidil Haram

I’tikaf di Masjidil Haram adalah salah satu ibadah yang penuh keutamaan dan memiliki nilai spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Dalam ibadah ini, seseorang berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak dzikir, doa, dan ibadah lainnya. Keutamaan i’tikaf di Masjidil Haram terletak pada keberkahan tempatnya, yang merupakan masjid paling mulia di muka bumi, sehingga setiap amal ibadah yang dilakukan di dalamnya memiliki pahala yang berlipat ganda.

Apa Itu I’tikaf

I’tikaf adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini biasanya dilakukan selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, namun dapat juga dilakukan di waktu-waktu lain. Tujuan utama i’tikaf adalah memperbanyak ibadah seperti shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan merenungkan kebesaran Allah. Di antara lokasi terbaik untuk melaksanakan i’tikaf adalah Masjidil Haram, karena keutamaan yang luar biasa dari tempat suci ini.

Tata Cara Melakukan I’tikaf

Melaksanakan i’tikaf memerlukan niat yang tulus untuk mencari ridha Allah SWT. Berikut adalah tata cara i’tikaf yang dapat dilakukan, khususnya di Masjidil Haram:

  1. Niat: Sebelum memulai i’tikaf, seorang Muslim harus berniat di dalam hati untuk melaksanakan ibadah ini.
  2. Memilih tempat yang suci: Masjidil Haram adalah salah satu tempat terbaik untuk melaksanakan i’tikaf karena kemuliaannya.
  3. Meninggalkan urusan duniawi: Selama i’tikaf, fokuskan diri hanya pada ibadah dan jauhi aktivitas yang bersifat duniawi.
  4. Melaksanakan ibadah secara konsisten: Isi waktu i’tikaf dengan shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dzikir, berdoa, dan merenungkan ayat-ayat Allah.
  5. Mematuhi adab-adab i’tikaf: Hindari perilaku yang tidak sesuai dengan semangat ibadah ini, seperti berbicara sia-sia atau berselisih dengan orang lain.

Dengan tata cara ini, i’tikaf di Masjidil Haram menjadi salah satu pengalaman spiritual yang mendalam dan bermakna.

Hal yang Membatalkan Ibadah I’tikaf

Ada beberapa hal yang dapat membatalkan ibadah i’tikaf, di antaranya:

  1. Keluar dari masjid tanpa alasan syar’i: I’tikaf harus dilakukan di dalam masjid, dan keluar tanpa kebutuhan yang mendesak dapat membatalkannya.
  2. Melakukan hubungan suami istri: Larangan ini berlaku selama masa i’tikaf.
  3. Melakukan perbuatan maksiat: Semua bentuk maksiat, seperti bergunjing atau berkata-kata kotor, dapat merusak kesucian ibadah ini.
  4. Hilangnya niat: Jika seseorang tidak lagi berniat untuk beribadah selama i’tikaf, maka ibadahnya dianggap batal.

Untuk menjaga kesucian i’tikaf di Masjidil Haram, penting untuk memahami dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan ibadah ini.

Adab Saat Melaksanakan I’tikaf

Agar i’tikaf menjadi lebih berkah, penting untuk menjaga adab selama melaksanakannya, khususnya di Masjidil Haram. Berikut adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan:

  1. Menjaga kebersihan: Pastikan area tempat berdiam tetap bersih dan nyaman.
  2. Tidak mengganggu jamaah lain: Hindari membuat keributan atau menghalangi aktivitas ibadah orang lain.
  3. Mengurangi berbicara: Gunakan waktu untuk berdzikir dan berdoa, bukan untuk percakapan yang tidak penting.
  4. Memakai pakaian yang sopan dan bersih: Ini mencerminkan penghormatan kepada tempat suci.
  5. Memperbanyak doa dan istighfar: Masjidil Haram adalah tempat yang penuh berkah, sehingga doa di tempat ini memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

Dengan menjaga adab-adab ini, pengalaman i’tikaf di Masjidil Haram akan menjadi lebih bermakna dan penuh manfaat.

Keutamaan Ibadah I’tikaf di Masjidil Haram

I’tikaf di Masjidil Haram memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Melaksanakan i’tikaf di Masjidil Haram memberikan kesempatan istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Suasana yang khusyuk dan sakral di tempat ini membantu seseorang untuk fokus pada ibadah.

Mempererat Hubungan dengan Allah SWT

Selama i’tikaf, seseorang akan menghabiskan waktu dengan berdoa, berdzikir, dan merenungkan kebesaran Allah. Hal ini dapat mempererat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

Mengharapkan Pahala Berlipat Ganda

Masjidil Haram adalah tempat yang istimewa, di mana setiap ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya. I’tikaf di Masjidil Haram memberikan peluang besar untuk meraih pahala yang melimpah.

Menciptakan Kebiasaan Gemar Beribadah

Dengan melaksanakan i’tikaf, seseorang dapat membangun kebiasaan baik dalam beribadah. Kebiasaan ini dapat terus dilanjutkan setelah bulan Ramadhan berakhir.

Memproteksi Diri dari Godaan Duniawi

Selama i’tikaf, seseorang akan menjauhkan diri dari hiruk-pikuk duniawi dan fokus sepenuhnya pada ibadah. Ini membantu membersihkan hati dan pikiran dari godaan dunia.

Durasi I’tikaf di Masjidil Haram

Durasi i’tikaf di Masjidil Haram biasanya berlangsung selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. I’tikaf dimulai setelah terbenamnya matahari pada malam ke-21 Ramadhan dan berakhir pada malam terakhir bulan suci ini. Dalam periode ini, umat Muslim dianjurkan untuk memaksimalkan waktu mereka dalam ibadah.

Jam Mulai Durasi I’tikaf di Masjidil Haram

Secara umum, waktu i’tikaf di Masjidil Haram dimulai sekitar pukul 24:30 atau setengah satu malam lebih. Pada waktu ini, suasana masjid menjadi lebih tenang, sehingga jamaah dapat lebih khusyuk dalam beribadah. Ini adalah waktu yang sangat ideal untuk memperbanyak dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an.

Larangan Saat I’tikaf di Masjidil Haram

Meskipun i’tikaf adalah ibadah yang sangat mulia, ada beberapa larangan yang harus dihindari agar ibadah ini tetap sah dan berkah. Berikut adalah beberapa larangan tersebut:

  1. Berbicara tentang hal yang tidak bermanfaat: Hindari percakapan yang tidak ada hubungannya dengan ibadah.
  2. Menyebabkan gangguan bagi jamaah lain: Jangan melakukan aktivitas yang mengganggu orang lain, seperti membuat kebisingan.
  3. Meninggalkan masjid tanpa alasan syar’i: Tetap berada di dalam masjid selama durasi i’tikaf kecuali untuk kebutuhan mendesak seperti buang hajat.
  4. Melakukan perbuatan maksiat: Hindari segala bentuk perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Dengan memahami dan mematuhi larangan-larangan ini, i’tikaf di Masjidil Haram akan menjadi lebih bermakna dan membawa banyak keberkahan.

Melaksanakan i’tikaf di Masjidil Haram adalah kesempatan yang luar biasa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami tata cara, adab, dan larangan yang telah disebutkan, setiap Muslim dapat meraih manfaat spiritual yang besar dari ibadah ini. 

Raih kesempatan istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan I’tikaf di Masjidil Haram, tempat paling suci bagi umat Islam. Nikmati suasana khusyuk dan penuh berkah di tengah gemerlap ibadah di tanah suci. Bersama Arrayyan Al Mubarak, kami hadirkan paket umroh terbaik yang memadukan kenyamanan perjalanan dengan bimbingan ibadah yang sempurna. Daftarkan diri Anda sekarang dan jadikan pengalaman spiritual ini lebih bermakna bersama kami. Segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan wujudkan impian Anda beribadah di Tanah Suci!