Hajar Aswad merupakan salah satu peninggalan suci yang sangat dihormati dalam Islam. Bagi umat Muslim, keberadaannya memiliki makna spiritual yang mendalam, terutama terkait dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah di Masjidil Haram, Mekkah. Batu ini memiliki sejarah panjang dan keutamaan yang menjadikannya salah satu simbol penting dalam agama Islam.
Apa Itu Hajar Aswad?
Hajar Aswad adalah sebuah batu hitam yang ditempatkan di sudut timur Ka’bah, bangunan paling suci dalam Islam. Secara harfiah, “Hajar Aswad” berarti “Batu Hitam” dalam bahasa Arab. Batu ini bukanlah sembarang batu, melainkan dianggap sebagai tanda fisik dari rahmat Allah yang dikirim ke bumi sebagai panduan bagi umat manusia. Dalam tradisi Islam, Hajar Aswad dipandang sebagai batu yang berasal dari surga dan diletakkan di bumi oleh Nabi Ibrahim AS ketika membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail AS.
Bagi para jamaah haji dan umrah, menyentuh atau mencium Hajar Aswad merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan selama menjalankan tawaf. Namun, karena jumlah jamaah yang sangat banyak, tidak semua orang bisa melakukannya, sehingga mereka cukup memberikan isyarat dari jauh. Batu ini diyakini sebagai simbol perjanjian antara manusia dan Allah, mengingatkan umat Muslim akan pentingnya ketakwaan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama.
Bentuk dan Letak Hajar Aswad
Hajar Aswad terletak di sudut timur Ka’bah, sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah. Batu ini terdiri dari beberapa bagian kecil yang disatukan dengan bingkai perak untuk melindunginya dari kerusakan lebih lanjut. Bingkai perak tersebut dipasang oleh Khalifah Abdullah bin Zubair, seorang pemimpin Islam yang memerintah di era awal kekhalifahan Islam.
Batu ini memiliki bentuk bulat tidak sempurna dengan warna yang dominan hitam keabu-abuan. Namun, ada bagian Hajar Aswad yang berwarna kemerah-merahan dan terlihat lebih terang. Awalnya, Hajar Aswad memiliki ukuran yang lebih besar, tetapi seiring berjalannya waktu dan karena berbagai insiden sejarah, batu ini mengalami kerusakan dan ukurannya mengecil. Saat ini, hanya tersisa delapan pecahan kecil yang masih bisa dilihat oleh para jamaah.
Letaknya di sudut Ka’bah menjadi salah satu alasan mengapa Hajar Aswad sangat dihormati. Setiap kali jamaah melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah, mereka memulai dan mengakhiri putaran dari sudut Hajar Aswad. Dengan demikian, Hajar Aswad menjadi titik awal dan akhir dalam ritual tawaf, yang memperkuat peran pentingnya dalam ibadah haji dan umrah.
Sejarah Hajar Aswad
Sejarah Hajar Aswad penuh dengan makna dan peristiwa penting dalam perjalanan spiritual umat Islam. Menurut riwayat, Hajar Aswad pertama kali ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau sedang membangun Ka’bah bersama Nabi Ismail AS. Batu ini dipercaya berasal dari surga dan awalnya berwarna putih. Namun, dosa-dosa manusia menyebabkan warnanya berubah menjadi hitam, sebagaimana yang terlihat saat ini.
Selama berabad-abad, Hajar Aswad mengalami berbagai peristiwa yang mempengaruhi keadaannya. Salah satu peristiwa yang paling terkenal adalah ketika Ka’bah dihancurkan oleh banjir pada zaman Jahiliyah. Pada saat itu, bangunan Ka’bah harus dibangun kembali, dan para pemimpin suku Quraisy berdebat mengenai siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Akhirnya, mereka sepakat untuk meminta Nabi Muhammad SAW memutuskan. Dengan kebijaksanaannya, beliau meletakkan Hajar Aswad di atas sehelai kain, dan semua pemimpin suku memegang kain tersebut bersama-sama, sehingga tidak ada yang merasa dilewati.
Selain itu, Hajar Aswad juga pernah dicuri oleh sekte Qarmatians pada abad ke-10. Sekte ini menyerang Mekkah, menjarah Ka’bah, dan membawa Hajar Aswad ke wilayah mereka. Batu suci tersebut hilang selama lebih dari 20 tahun, hingga akhirnya dikembalikan ke tempat asalnya. Selama pencurian ini, Hajar Aswad mengalami kerusakan, dan saat dikembalikan, kondisinya sudah tidak utuh lagi.
Seiring dengan perjalanan waktu, Hajar Aswad terus menjadi simbol penting bagi umat Muslim. Keberadaannya di Ka’bah menjadi pengingat akan sejarah panjang perjuangan umat Islam dalam menjaga kesucian tempat-tempat ibadah mereka. Setiap kali jamaah melakukan tawaf, Hajar Aswad menjadi penghubung antara sejarah, ibadah, dan keimanan mereka kepada Allah.
Keutamaan Hajar Aswad
Keutamaan Hajar Aswad dalam Islam sangat besar. Bukan hanya karena letaknya di Ka’bah, tetapi juga karena berbagai hadis yang menyebutkan keutamaan dan pentingnya batu ini bagi umat Muslim. Salah satu hadis yang masyhur adalah bahwa Hajar Aswad berasal dari surga dan awalnya berwarna putih, tetapi berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Hadis ini menekankan makna simbolis dari Hajar Aswad sebagai pengingat bagi umat Muslim tentang pentingnya bertaubat dan menjaga kesucian hati.
Hajar Aswad juga disebut sebagai “tangan kanan Allah di bumi.” Hal ini mengisyaratkan bahwa mencium atau menyentuh Hajar Aswad seolah-olah adalah bentuk perjanjian antara manusia dan Allah, simbol dari keinginan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Meskipun tidak diwajibkan dalam pelaksanaan tawaf, banyak jamaah yang berusaha mencium Hajar Aswad karena keutamaan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Demi Allah, Hajar Aswad akan datang pada Hari Kiamat dengan dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Ia akan memberikan kesaksian atas siapa saja yang menyentuhnya dengan ikhlas.” Hadis ini menunjukkan bahwa Hajar Aswad bukanlah sekadar batu biasa, melainkan sebuah entitas yang memiliki peran khusus pada Hari Kiamat sebagai saksi bagi orang-orang yang telah menghormatinya.
Selain itu, Hajar Aswad juga dianggap sebagai salah satu syiar Allah, yang di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Dengan menyentuh atau mencium Hajar Aswad, umat Muslim diingatkan untuk memperbaharui tekad mereka dalam menjalankan perintah Allah dan menjaga ketaatan kepada-Nya. Batu ini menjadi simbol persatuan umat Muslim di seluruh dunia, karena setiap orang yang berhaji atau umrah memiliki tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah di Masjidil Haram.
Hajar Aswad memiliki makna yang mendalam dalam Islam, baik dari segi sejarah, letak, bentuk, hingga keutamaannya. Sebagai salah satu bagian dari Ka’bah yang paling dihormati, Hajar Aswad menjadi simbol perjanjian antara manusia dan Allah, mengingatkan umat Muslim akan pentingnya taubat, ketaatan, dan kesucian hati. Keberadaan Hajar Aswad di Ka’bah menghubungkan umat Muslim dengan sejarah panjang Islam dan memberikan keberkahan spiritual bagi siapa saja yang menyentuhnya.
Untuk dapat keutamaan ketika di Hajar Aswad, memerlukan perencanaan ibadah haji dan umrah yang tepat, tidak terkecuali agen travelnya. Arrayyan Al Mubarak menawarkan berbagai pilihan paket dengan jadwal keberangkatan yang fleksibel. Pilih paket umrah dan haji yang sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda. Segera wujudkan ibadah umrah dan haji Anda bersama kami!