Tanah Haram: Pengertian, Sejarah hingga Batas Wilayahnya

Tanah Haram: Pengertian, Sejarah hingga Batas Wilayahnya

Tanah Haram merupakan wilayah yang memiliki kedudukan sangat istimewa dalam Islam. Di tempat ini berlaku aturan-aturan khusus yang tidak ditemukan di wilayah lain, baik terkait ibadah maupun perilaku sehari-hari. Makkah dan Madinah sebagai pusat Tanah Haram menjadi tujuan jutaan umat Muslim dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji dan umroh. Memahami makna, sejarah, serta batas Tanah Haram menjadi penting agar setiap Muslim dapat menjaga adab dan kesucian saat berada di dalamnya.

Definisi Tanah Haram

Secara bahasa, kata haram berarti sesuatu yang disucikan dan dilarang untuk dilanggar. Dalam konteks syariat Islam, Tanah Haram adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai tempat suci, di mana berlaku larangan-larangan khusus seperti tidak boleh berburu, menebang tanaman, serta melakukan tindakan yang merusak atau menodai kesuciannya.

Tanah Haram bukan sekadar wilayah geografis, melainkan kawasan ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi. Keberadaannya dimaksudkan sebagai tempat yang memberikan rasa aman, ketenangan, dan kekhusyukan bagi siapa saja yang memasukinya. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga perilaku, ucapan, dan niat ketika berada di Tanah Haram, karena pelanggaran di dalamnya memiliki konsekuensi dosa yang lebih besar dibandingkan di luar wilayah tersebut.

Sejarah Tanah Haram

Sejarah Tanah Haram telah ada sejak masa Nabi Ibrahim AS. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail AS membangun Ka’bah sebagai pusat ibadah tauhid. Sejak saat itulah wilayah di sekitar Ka’bah ditetapkan sebagai Tanah Haram Makkah, tempat yang dimuliakan dan dilindungi oleh Allah.

Dalam perkembangannya, Rasulullah SAW menegaskan kembali batas dan keutamaan Tanah Haram. Beliau melarang segala bentuk kekerasan, peperangan, serta perusakan alam di dalamnya. Bahkan dalam sejarah Islam, meski terjadi berbagai konflik, Tanah Haram tetap dijaga kesuciannya dan tidak boleh dijadikan tempat pertumpahan darah.

Selain Makkah, Madinah juga ditetapkan sebagai Tanah Haram setelah Rasulullah SAW hijrah. Penetapan ini menunjukkan bahwa kesucian wilayah tidak hanya berpusat pada bangunan fisik, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual, sejarah dakwah, dan keberkahan yang terkandung di dalamnya.

Wilayah yang Termasuk Tanah Haram

Tanah Haram memiliki batas-batas tertentu yang telah ditentukan secara jelas. Batas ini menjadi penanda wilayah di mana aturan khusus Tanah Haram mulai berlaku. Secara umum, terdapat dua wilayah utama yang termasuk Tanah Haram, yaitu Makkah dan Madinah, dengan karakteristik dan batas yang berbeda.

1. Tanah Haram Makkah

Tanah Haram Makkah merupakan wilayah suci yang mengelilingi Ka’bah. Batas-batasnya ditandai oleh beberapa titik penting, seperti Tan’im, Ji’ranah, Hudaibiyah, dan Arafah (yang berada di luar Tanah Haram). Di dalam wilayah ini, umat Islam dilarang berburu hewan, mencabut tumbuhan liar, dan melakukan tindakan yang dapat mengganggu kesucian serta keamanan.

Keutamaan Tanah Haram Makkah sangat besar. Setiap amalan kebaikan yang dilakukan di dalamnya akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh sebab itu, jamaah haji maupun umroh dianjurkan memperbanyak ibadah seperti shalat, dzikir, doa, serta membaca Al-Qur’an selama berada di Makkah.

2. Tanah Haram Madinah

Selain Makkah, Madinah juga memiliki status sebagai Tanah Haram. Batas Tanah Haram Madinah ditentukan antara Gunung ‘Air hingga Gunung Tsaur. Meskipun larangan di Madinah tidak seketat di Makkah, kesuciannya tetap harus dijaga dengan penuh adab.

Madinah memiliki keutamaan khusus karena menjadi tempat hijrah Rasulullah SAW dan lokasi Masjid Nabawi. Kota ini menjadi saksi perjuangan dakwah Islam dan tempat dimakamkannya Nabi Muhammad SAW. Berada di Tanah Haram Madinah diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan terhadap Rasulullah serta menambah keimanan dan ketenangan hati.

Memahami Tanah Haram bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga kesiapan hati untuk menjaga adab dan keikhlasan saat beribadah. Jika Anda ingin merasakan langsung keberkahan Tanah Haram Makkah dan Madinah dengan perjalanan yang aman, nyaman, dan terarah, Arrayyan Travel siap menjadi mitra ibadah Anda. Dengan pilihan paket umroh Arrayyan yang terprogram, pembimbing berpengalaman, serta pelayanan profesional, Arrayyan membantu Anda fokus beribadah dan meraih umroh yang mabrur. Saatnya wujudkan niat suci Anda dan jejakkan langkah ke Tanah Haram bersama Arrayyan.

Nama Lain Kota Madinah dan Sejarah Penamaannya

Nama Lain Kota Madinah dan Sejarah Penamaannya

Kota Madinah Al-Munawwarah merupakan salah satu kota suci paling penting dalam sejarah Islam. Kota ini tidak hanya dikenal sebagai tempat berdirinya masjid Nabawi dan pusat dakwah Nabi Muhammad selepas hijrah, namun juga memiliki banyak nama lain yang mencerminkan sejarah, keutamaan, dan makna spiritual kota tersebut. Nama-nama itu menunjukkan kedudukan tinggi Madinah dalam peradaban umat Islam sepanjang masa.

Nama Lain Kota Madinah

Sejumlah sejarawan dan ulama mencatat berbagai nama yang pernah digunakan untuk menyebut kota Madinah. Namun dari penelusuran riwayat-riwayat yang sahih, hanya enam nama utama yang banyak dibahas dalam literatur Islam klasik, dengan makna dan latar belakang masing-masing.

1. Yasrib

Nama Yasrib adalah nama kota ini sebelum kedatangan Islam. Di zaman jahiliyah, kota ini dikenal dengan nama tersebut dan menjadi tempat tinggal berbagai suku Arab di Jazirah Arab. Setelah hijrah Nabi Muhammad, penamaan ini diganti dan beliau menganjurkan kaum Muslimin untuk tidak lagi menyebut kota itu dengan Yasrib, melainkan dengan nama yang baru sesuai dengan cahaya Islam yang menyinari kota tersebut.

2. Al Madinah

Nama Al Madinah atau “Kota” mulai digunakan secara luas setelah Nabi melakukan hijrah dari Makkah ke kota ini. Nama ini tidak hanya populer dalam percakapan umat Islam, tetapi juga disebutkan secara implisit dalam Al-Qur’an dan hadis, menggambarkan peran kota ini sebagai pusat komunitas Muslim yang baru dan pusat dakwah Islam.

3. Thabah

Thabah merupakan salah satu nama yang diambil dari hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, di mana disebutkan bahwa Allah Ta’ala menamai kota ini dengan kata Thabah. Nama ini menggambarkan nilai kebaikan dan keistimewaan kota Madinah dalam sejarah Islam.

4. Thaibah

Nama Thaibah juga datang dari hadis, yang mengulang frasa “Ia adalah Thaibah, ia adalah Thaibah, ia adalah Thaibah”. Nama ini mengandung arti kebaikan dan kesucian, serta menjadi salah satu julukan yang menonjol karena menggambarkan kota yang bersih, baik, dan penuh berkah.

5. Ad Daar

Nama Ad Daar muncul dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 8 ketika Allah SWT menyebut “orang-orang yang telah menempati kota Ad-Daar…”, dimana Ad Daar dipahami sebagai salah satu nama lain dari kota Madinah. Nama ini membawa makna tempat tinggal atau tempat berpindah yang menunjukkan peran kota ini sebagai tempat hijrah dan bermukimnya kaum Muslim pertama.

6. Al Iman

Bersama Ad Daar, nama Al Iman juga disebutkan dalam ayat yang sama dalam Al-Qur’an. Makna Al Iman berkaitan erat dengan keimanan, menandakan bahwa kota ini adalah tempat tumbuhnya iman yang kuat di kalangan para sahabat dan Muslim awal. Nama ini memperkuat nilai spiritual Madinah sebagai kota yang penuh keyakinan dan keberkahan.

Makna di Balik Nama-Nama Madinah

Selain enam nama utama di atas, para sejarawan juga mencatat banyak nama lain yang berkaitan dengan sifat, keutamaan, atau peristiwa besar yang terjadi di kota ini, seperti Al-Munawwarah (Bercahaya), Darul Hijrah (Tempat Hijrah), Darus Salam (Tempat Kedamaian), dan sebagainya. Nama-nama ini menunjukkan bahwa Madinah bukan sekadar tempat geografis, tetapi simbol spiritual, sosial, dan sejarah yang mendalam dalam Islam.

Mengetahui nama-nama kota Madinah dan sejarah penamaannya membantu kita lebih menghargai kedalaman makna kota suci ini dalam sejarah Islam. Ini bukan hanya tentang istilah, tetapi tentang gambaran transformasi sosial dan spiritual yang terjadi sejak zaman Nabi Muhammad. Jika Anda tengah merencanakan perjalanan ibadah seperti umroh, mempertimbangkan paket umroh di Arrayyan bisa menjadi pilihan tepat untuk mengunjungi kota bersejarah ini dengan fasilitas yang nyaman dan pengalaman yang mendalam. Jadikan perjalanan Anda bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati untuk lebih memahami sejarah dan nilai spiritual Madinah.

Bacaan Tawasul Bahasa Arab, Latin Lengkap dengan Artinya

Tawasul tahlil adalah bacaan yang kerap diamalkan oleh sebagian muslim di Indonesia khususnya sebelum melakukan tahlilan. Tawasul tahlil biasanya dibacakan sebagai perantara atau pengantar kepada Surat Al-Fatihah pada awal majelis tahlil, dengan maksud agar doa dan bacaan Al-Fatihah yang dilantunkan dapat lebih diterima dan dipertemukan dengan pahala bagi mereka yang ditujukan. Konsep tawasul sendiri dalam Islam adalah upaya memohon kepada Allah SWT melalui wasilah atau perantara tertentu, bisa berupa kekasih-Nya, Nabi SAW, keluarga, ulama, maupun insan saleh, namun semuanya kembali kepada pengharapan rahmat Allah semata. 

Pengertian Tawassul

Secara bahasa, tawasul bermakna mengambil wasilah atau sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam tradisi muslim, tawasul dilakukan dengan mengingat dan menyebut perantara yang dianggap dekat kepada Allah agar doa yang dipanjatkan semakin dipermudah dalam pengabulannya. Hal ini tidak berarti bahwa permohonan ditujukan kepada makhluk, tetapi tetap kepada Allah yang Maha Mengabulkan segala hajat. 

Dari sisi syariat, tawasul telah dipraktikkan oleh para ulama salaf dan umat Islam sepanjang sejarah melalui doa-doa yang memohon keberkahan melalui kedudukan Nabi Muhammad SAW atau orang-orang shalih. Meski penerapannya memiliki variasi, inti tawasul tetap mengajak kaum muslim untuk lebih humbly memohon rahmat Allah dengan mengingat keutamaan hamba-hamba pilihan-Nya. 

Bacaan Tawasul Tahlil Singkat: Arab, Latin, dan Artinya

Berikut ini adalah tiga versi bacaan tawasul tahlil yang dikenal dalam tradisi Tahlilan Islam di Nusantara, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan arti terjemahannya.

1. Bacaan Tawasul Tahlil Versi Kesatu

Arab:

 إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالِٰهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَأَوْلَادِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِينَ شَيْءٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Latin: Ilaa hadhratin nabiyyil mushthafaa rasuulillaahi shallallahu ‘alaihi wa sallam wa aalihi wa ashhaabihii wa azwaajihii wa aulaadihi wa dzurriyyaatihi ajma’-iin, syai-ul lillaahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Ditujukan kepada yang terhormat Nabi yang terpilih Rasulullah SAW, beserta istri-istri, sahabat-sahabat, keluarga, anak cucu, serta seluruh keturunannya. Bacaan Al-Fatihah ini kami haturkan kepada Allah dan pahalanya kami tujukan untuk mereka semua. Al-Fatihah.” 

2. Bacaan Tawasul Tahlil Versi Kedua

Arab:

 اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ … ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ…

Latin: Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ikhwanihi wa minal anbiyaa-i wal mursalin wal auliyaa-i wasy syuhada-i wash shalihin wash shabati wat tabi’in wal ‘ulamaa-i wal mushonnifinal mukhlashiin wa jami’il malaa-ikatil muqarrabin… syaiul lillahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para nabi, rasul, wali, syuhada, orang-orang shalih, ulama, serta para malaikat Muqarrabin; serta untuk semua ahli kubur muslim—laki-laki dan perempuan—dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut. Pahala Al-Fatihah ini kami tujukan kepada mereka semua. Al-Fatihah.” 

3. Bacaan Tawasul Tahlil Versi Ketiga

Arab:

 اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبهِ… ثُمَّ… خُصُوْصًا سَيِّدنَا الشَّيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ الجَيْلاَنِي…

Latin: Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa shahbihi, syaiul lillaahi lahum Al-Fatihah… khushuson sayyidnaa syaikhi ‘abdil qodir aljailani radhiyallahu ‘anhu, syaiul lillaahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, serta untuk seluruh para nabi, wali, ulama, malaikat, khususnya Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, dan semua ahli kubur yang beriman. Pahala Al-Fatihah ini kami tujukan kepada mereka semua. Al-Fatihah.” 

Pemahaman dan Keutamaan Bacaan Tawasul Tahlil

Tawasul tahlil sering diamalkan terutama dalam majlis tahlilan, haul, atau peringatan kematian, dimana umat Islam mengumpulkan bacaan doa dan Al-Fatihah untuk mendoakan almarhum. Meski bentuk bacaan tawasul berbeda-beda di tiap komunitas, esensi utamanya tetap mengajak hati untuk merendahkan diri kepada Allah, mengingat keutamaan hamba-Nya yang terdahulu, serta berharap doa-doa diterima oleh-Nya melalui wasilah kepada yang dekat kepada-Nya. 

Dalam kajian Islam, tawasul dipahami sebagai wasilah (perantara) yang sah menurut sebagian ulama, terutama dengan niat yang lurus dan tetap menyadari bahwa pengabulan doa hanya datang dari Allah SWT.

Menyerap dan mengamalkan bacaan tawasul tahlil dapat memperkaya ibadah spiritual Anda, terutama ketika melakukan zikir, doa, atau peringatan untuk orang-orang yang kita cintai. Jika Anda ingin memperdalam pengalaman spiritual dan ibadah dalam suasana yang penuh hikmah, pertimbangkan untuk mengikuti paket umroh bersama Arrayyan — menikmati perjalanan rohani yang terarah, didampingi pembimbing berpengalaman, serta kesempatan memperdalam dzikir seperti tawasul dan doa di tanah suci. Segera hubungi Arrayyan untuk informasi paket dan jadwal terbaik yang sesuai kebutuhan ibadah Anda dan keluarga.

Pintu Masjid Nabawi: Nama dan Letaknya

Pintu Masjid Nabawi: Nama dan Letaknya

Masjid Nabawi merupakan salah satu tempat paling mulia bagi umat Islam. Terletak di jantung Kota Madinah, masjid ini dibangun langsung oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi masjid tersuci kedua setelah Masjidil Haram. Selain menjadi pusat ibadah, Masjid Nabawi juga memiliki keindahan arsitektur yang luar biasa, salah satunya terlihat dari puluhan pintu megah yang mengelilinginya. Setiap pintu memiliki nama, sejarah, serta lokasi yang berbeda dan sarat makna.

Pintu Masjid Nabawi dan Letaknya

Dengan luas area yang sangat besar, Masjid Nabawi memiliki lebih dari 40 pintu sebagai akses keluar masuk jemaah dari berbagai penjuru. Pintu-pintu ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur mobilitas, tetapi juga menjadi simbol sejarah Islam, karena banyak di antaranya dinamai berdasarkan sahabat Nabi, peristiwa besar, maupun tempat penting dalam sejarah Islam. Berikut penjelasan lengkap nama-nama pintu Masjid Nabawi beserta letaknya.

Bab as-Salam (Gerbang No. 1)

Bab as-Salam berarti “Gerbang Kedamaian”. Pintu ini merupakan salah satu yang paling terkenal dan paling sering dilalui jemaah. Letaknya berada di sisi barat masjid dan menjadi jalur utama untuk memasuki area makam Rasulullah SAW. Sejak masa awal, Bab as-Salam sudah menjadi pintu penting dan terus dipertahankan hingga kini.

Bab Abu Bakar (Gerbang No. 2)

Terletak di sebelah utara Bab as-Salam, pintu ini dinamai Abu Bakar ash-Shiddiq, sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW dan khalifah pertama. Pintu ini mencerminkan kedekatan Abu Bakar dengan Rasulullah serta perannya yang besar dalam sejarah Islam.

Bab al-Rahmah (Gerbang No. 3)

Bab al-Rahmah atau Gerbang Rahmat merupakan salah satu pintu tertua yang sudah ada sejak masa Rasulullah SAW. Letaknya di sisi barat masjid dan melambangkan kasih sayang serta rahmat Allah bagi seluruh umat.

Bab al-Hijrah (Gerbang No. 4)

Pintu ini mengingatkan umat Islam pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Terletak di sisi selatan, Bab al-Hijrah menjadi simbol awal berdirinya masyarakat Islam di Madinah.

Bab Quba (Gerbang No. 5)

Bab Quba berada di sisi selatan masjid dan dinamai dari Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam. Nama ini mengingatkan jemaah akan pentingnya persatuan dan awal dakwah Islam.

Bab Malik al-Saud (Gerbang No. 7, 8, 9)

Gerbang ini dinamai Raja Saud bin Abdulaziz yang memprakarsai perluasan besar Masjid Nabawi. Letaknya di area barat daya dan terdiri dari beberapa portal besar yang memudahkan akses jemaah.

Bab Imam Bukhari (Gerbang No. 10)

Dinamai dari Imam Bukhari, ulama besar penyusun kitab hadis sahih. Gerbang ini terletak di sisi barat masjid dan dekat dengan perpustakaan Masjid Nabawi.

Bab al-Aqeeq (Gerbang No. 11)

Bab al-Aqeeq berada di sisi barat dan mengambil nama dari Wadi al-Aqeeq, sebuah lembah bersejarah di Madinah yang dikenal sejak masa sahabat Nabi.

Bab al-Majeedi (Gerbang No. 12, 13, 14)

Gerbang ini terletak di sisi barat laut dan dinamai Sultan Abdul Majid. Pintu ini menjadi bagian dari ekspansi modern Masjid Nabawi dan memiliki desain arsitektur yang khas.

Bab Umar ibn al-Khattab (Gerbang No. 16, 17, 18)

Terletak di sisi utara, gerbang ini dinamai Umar bin Khattab, khalifah kedua yang terkenal dengan ketegasan dan keadilannya.

Bab Badr (Gerbang No. 19)

Bab Badr mengingatkan pada Perang Badar, salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Gerbang ini berada di dinding utara masjid.

Bab Malik al-Fahad (Gerbang No. 20, 21, 22)

Merupakan gerbang terbesar Masjid Nabawi dan terletak di sisi utara. Pintu ini dinamai Raja Fahd bin Abdulaziz dan menjadi salah satu akses utama bagi jemaah dalam jumlah besar.

Bab Ohad (Gerbang No. 23)

Bab ini mengambil nama dari Gunung Uhud, lokasi terjadinya Perang Uhud. Letaknya berada di sisi utara masjid.

Bab Utsman bin Affan (Gerbang No. 24, 25, 26)

Terletak di sisi timur laut, pintu ini dinamai Utsman bin Affan, khalifah ketiga dan sahabat Rasulullah yang terkenal dermawan.

Bab ‘Ali bin Abi Thalib (Gerbang No. 28, 29, 30)

Pintu besar di sisi timur masjid ini dinamai Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW.

Bab Abu Zar Ghaffari (Gerbang No. 31)

Bab ini dinamai Abu Dzar al-Ghifari, sahabat Nabi yang dikenal dengan kezuhudan dan keteguhannya terhadap kebenaran. Letaknya di sisi timur.

Bab Imam Muslim (Gerbang No. 32)

Dinamai Imam Muslim, ulama hadis besar. Gerbang ini berada di sisi timur dan berdekatan dengan fasilitas eskalator menuju lantai atas masjid.

Bab Malik ‘Abdulaziz (Gerbang No. 33, 34, 35)

Gerbang ini terletak di sudut tenggara masjid dan dinamai Raja Abdulaziz bin Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi.

Bab Makkah (Gerbang No. 37)

Bab Makkah berada di sisi selatan dan menghadap langsung ke arah kota Makkah. Desainnya simetris dengan Bab Quba.

Bab Bilal (Gerbang No. 38)

Dinamai Bilal bin Rabah, muazin pertama dalam Islam. Gerbang ini terletak di area selatan masjid.

Bab an-Nisa (Gerbang No. 39)

Bab an-Nisa dikhususkan sebagai akses bagi jemaah perempuan. Letaknya di sisi timur dan termasuk gerbang yang paling dekat dengan makam Rasulullah SAW.

Bab Jibril (Gerbang No. 40)

Bab Jibril atau Bab an-Nabi dipercaya sebagai pintu yang sering dilewati Malaikat Jibril menurut tradisi Islam. Terletak di sisi timur masjid.

Bab al-Baqi’ (Gerbang No. 41)

Gerbang ini menghadap langsung ke Pemakaman Baqi’, tempat dimakamkannya banyak sahabat Nabi dan keluarga Rasulullah.

Bab ul-Aimah (Gerbang No. 42)

Merupakan pintu kecil yang biasanya digunakan oleh para imam. Gerbang ini juga dikenal sebagai Bab al-Janayez karena digunakan untuk prosesi jenazah.

Bab ‘Abdulmajid

Bab ini merupakan bagian dari ekspansi awal Masjid Nabawi pada masa Ottoman dan kini telah menyatu dengan bangunan utama masjid.

Mengenal nama dan letak pintu-pintu Masjid Nabawi akan membantu jemaah beribadah dengan lebih nyaman, khusyuk, dan terarah saat berada di Madinah. Setiap gerbang menyimpan sejarah dan makna mendalam yang memperkaya pengalaman spiritual Anda. Jika Anda ingin merasakan langsung keagungan Masjid Nabawi dengan perjalanan yang terencana dan penuh kenyamanan, Arrayyan Travel siap menemani Anda melalui berbagai paket umroh Arrayyan yang amanah, profesional, dan sesuai sunnah. Segera wujudkan niat suci Anda ke Tanah Haramain bersama Arrayyan, dan rasakan perjalanan umroh yang lebih bermakna.