Ketentuan Lengkap Ibadah Shalat Jumat yang Perlu Kamu Ketahui

Shalat Jumat adalah salah satu ibadah yang memiliki keistimewaan dan kedudukan penting dalam Islam. Tidak hanya menggantikan shalat Dhuhur pada hari Jumat, namun pelaksanaannya juga diatur dengan ketentuan khusus yang berbeda dari shalat fardhu lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap ketentuan shalat Jumat, mulai dari dalil, waktu, niat, hingga syarat sah dan wajibnya.

Dalil Shalat Jumat

Shalat Jumat memiliki landasan yang sangat kuat dalam syariat Islam. Di antara dalilnya adalah hadits dari Abul Ja’di ad-Dhamri, di mana Rasulullah SAW bersabda:

من ترك ثلاث جمع تهاونا بها طبع الله على قلبه
 

Siapa pun yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali karena meremehkannya, maka Allah Ta’âlâ akan mengecap (menutup) hatinya (sehingga tak mampu menerima hidayah).” (HR Ahmad dan al-Hakim, hadits hasan)

Hadits lain dari Jabir bin Abdillah RA menyatakan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَعَلَيْهِ الْجُمُعَةُ…

 “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ia wajib shalat Jumat pada hari Jumat, kecuali bagi orang sakit, musafir, anak kecil, atau budak…” (HR al-Baihaqi)

Karena keutamaan dan penekanan syariat terhadap shalat Jumat, ulama besar seperti Syekh Zainuddin al-Malibari menyatakan bahwa “Shalat Jumat adalah shalat yang paling utama di antara shalat lainnya.”

Hari Mulia

Hari Jumat adalah hari paling mulia dalam sepekan. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ…

 “Hari terbaik di mana matahari terbit di hari itu adalah hari Jumat. Pada hari itulah Nabi Adam AS diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan dari surga, dan hari Jumat pula adalah hari terjadinya kiamat.” (HR Ahmad)

Hari Jumat disebut oleh para malaikat sebagai Yaumul Mazîd (hari bonus besar-besaran) karena banyaknya keberkahan, rahmat, dan karunia yang Allah turunkan pada hari itu.

Niat Shalat Jumat

Niat dalam shalat Jumat dibedakan berdasarkan posisi orang yang shalat, apakah sebagai imam atau makmum.

  • Sebagai makmum:


أُصَلِّي فَرْضَ الْجُمْعَةِ مَأْمُومًا لِلهِ تَعَالَى

 “Saya shalat Jumat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

  • Sebagai imam:


أُصَلِّي فَرْضَ الْجُمْعَةِ إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
 

“Saya shalat Jumat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Jika seseorang terlambat dan tidak sempat satu rakaat bersama imam, ia wajib menyempurnakan shalatnya menjadi shalat Dhuhur empat rakaat.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat Jumat sama dengan waktu shalat Dhuhur, yaitu dimulai dari tergelincirnya matahari (zawal) hingga bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya. Namun, apabila waktu tidak cukup untuk menyelesaikan dua rakaat dan dua khutbah, atau ada keraguan waktu sudah habis, maka shalat Jumat harus diganti dengan shalat Dhuhur.

Syarat Shalat Jumat

Shalat Jumat memiliki tiga kategori syarat:

1. Syarat Wajib

Yaitu syarat yang menentukan apakah seseorang diwajibkan shalat Jumat atau tidak. Ada tujuh syarat wajib:

  1. Islam
  2. Baligh
  3. Berakal sehat
  4. Merdeka
  5. Laki-laki
  6. Sehat
  7. Bermukim

Orang yang hanya menetap sementara (muqîm) seperti santri atau pedagang tidak diwajibkan, berbeda dengan orang yang berdomisili (mustauthin) yang tidak berniat meninggalkan daerah tersebut.

2. Syarat Sah

Syarat ini menentukan apakah shalat Jumat yang dilakukan sah secara syariat. Di antaranya:

  • Dilaksanakan pada waktu Dhuhur
  • Diadakan di daerah pemukiman
  • Jumlah jamaah minimal 40 orang laki-laki, baligh, merdeka, dan bermukim
  • Dilakukan berjamaah
  • Tidak ada dua pelaksanaan dalam satu wilayah kecuali darurat
  • Didahului dengan dua khutbah yang memenuhi syarat dan rukun

3. Syarat In’iqâd

Syarat ini menunjukkan apakah shalat Jumat tersebut menggugurkan kewajiban shalat Dhuhur bagi jamaah atau tidak. Syarat ini terpenuhi jika seluruh syarat wajib dan sah juga terpenuhi. Ulama membagi status jamaah shalat Jumat dalam beberapa golongan:

  • Wajib, sah, dan in’iqâd: Mustauthin laki-laki, sehat, baligh
  • Wajib dan sah, tapi tidak in’iqâd: Muqîm (tidak berdomisili tetap)
  • Wajib tapi tidak sah atau in’iqâd: Orang murtad
  • Tidak wajib, tidak sah, tidak in’iqâd: Orang gila, anak kecil belum tamyiz
  • Tidak wajib, sah tapi tidak in’iqâd: Perempuan, anak tamyiz, musafir
  • Tidak wajib, sah dan in’iqâd: Orang sakit atau uzur

Dengan memahami kategori ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam memastikan apakah shalat Jumat yang kita kerjakan benar-benar memenuhi semua aspek syariat atau tidak.

Setelah memahami semua ketentuan shalat Jumat, mulai dari syarat wajib hingga syarat sah dan in’iqâd, penting bagi kita untuk selalu menjaga kualitas ibadah, terutama saat berada di tempat-tempat suci seperti Makkah dan Madinah.

Menunaikan umroh bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga menyempurnakan ibadah dengan pemahaman yang benar. Bersama Arrayyan Travel, kamu akan dibimbing oleh pembimbing berpengalaman dan berlandaskan ilmu syar’i agar setiap ibadah, termasuk shalat Jumat di Masjidil Haram, dapat kamu laksanakan dengan sah dan sempurna.

Pilih Paket Umroh Arrayyan Travel yang sesuai dengan kebutuhanmu. Nikmati kenyamanan, fasilitas eksklusif, serta panduan ibadah yang sesuai syariat di setiap langkah perjalanan. Karena ibadah yang sah adalah kunci terkabulnya doa dan diterimanya amal.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp