Apa Itu Peringatan Maulid Nabi Muhammad? Pahami Sejarah, Makna, dan Amalan Perayaannya

Apa Itu Peringatan Maulid Nabi Muhammad? Pahami Sejarah, Makna, dan Amalan Perayaannya

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tradisi keagamaan yang penuh makna dalam kehidupan umat Islam. Maulid, yang berarti kelahiran, merujuk pada hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Di tahun 2025, perayaan ini diperkirakan berlangsung pada Kamis, 4 September hingga Jumat, 5 September 2025.

Momentum ini menjadi saat istimewa bagi umat Islam untuk mengenang dan meneladani sosok Nabi Muhammad SAW—seorang pemimpin, teladan akhlak, dan pembawa risalah Islam yang mulia. Perayaan ini dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan, mulai dari pembacaan salawat, pengajian, ceramah, sedekah, hingga tradisi-tradisi budaya yang telah mengakar di berbagai daerah.

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat ditelusuri ke masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11 M. Dinasti ini mengadakan perayaan kelahiran Nabi sebagai bagian dari kegiatan keagamaan dan budaya yang bertujuan memperkuat rasa cinta umat terhadap Rasulullah serta mempererat solidaritas umat Islam.

Seiring waktu, perayaan ini menyebar ke berbagai wilayah dunia Islam, di antaranya Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika Utara, bahkan Eropa. Meskipun bentuk perayaannya berbeda-beda, intinya tetap sama, yaitu memperingati kelahiran Rasulullah dengan rasa syukur dan cinta.

Ulama besar seperti Imam Jalaluddin al-Suyuti menyebut bahwa memperingati Maulid Nabi termasuk perbuatan baik selama dilakukan dalam batas syariat Islam. Dalam kitab Husnul Maqsid fi Amalil Maulid, beliau menjelaskan bahwa kegiatan seperti pembacaan Al-Qur’an, salawat, pengajian, serta kegiatan positif lainnya dapat menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.

Sementara itu, Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam karyanya Fath al-Bari menyatakan bahwa memperingati Maulid adalah salah satu cara mengungkapkan rasa cinta dan penghormatan terhadap sosok yang paling dicintai Allah, yaitu Rasulullah SAW. Kendati tidak secara langsung diperintahkan dalam Al-Qur’an atau hadis, perayaan ini dinilai sebagai bid’ah hasanah, atau inovasi yang baik, selama isinya bersifat positif dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Amalan yang Dianjurkan dalam Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum spiritual yang diisi dengan berbagai amalan kebaikan. Berikut beberapa amalan yang umum dan dianjurkan dilakukan saat Maulid:

1. Pembacaan Sholawat

Sholawat adalah bentuk pujian dan doa untuk Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sendiri bersabda, “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim). Di hari Maulid, umat Islam dianjurkan memperbanyak sholawat sebagai tanda cinta dan penghormatan kepada beliau.

2. Mendengarkan Kisah Kehidupan Nabi

Majelis-majelis Maulid biasanya diisi dengan pembacaan kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW, mulai dari kelahiran, masa kecil, kenabian, hingga wafatnya. Dengan mengenal lebih dalam perjalanan hidup beliau, umat dapat mengambil pelajaran dan menjadikannya teladan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bersedekah dan Berbagi

Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan di setiap waktu, apalagi dalam momen istimewa seperti Maulid Nabi. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan. Oleh karena itu, memperingati Maulid dengan berbagi kepada sesama, khususnya kepada yang membutuhkan, adalah bentuk meneladani sifat beliau.

4. Meningkatkan Ibadah dan Ketakwaan

Momentum Maulid juga dimanfaatkan untuk memperdalam ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, melakukan dzikir, shalat sunnah, hingga memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Ini merupakan wujud syukur atas kelahiran Nabi yang membawa cahaya Islam.

Pandangan Ulama tentang Peringatan Maulid

Perayaan Maulid memang tidak luput dari perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama dari kalangan salafi menyebut bahwa peringatan ini tidak dilakukan oleh Rasulullah maupun para sahabat, sehingga dianggap tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat.

Namun, ulama dari kalangan Asy’ariyah dan Maturidiyah justru menganggap perayaan ini sebagai sarana untuk mengingat Rasulullah dan menyebarkan ajaran Islam secara damai. Menurut mereka, selama perayaan tersebut diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan tidak menyimpang dari syariat, maka hal itu diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan.

Tujuan dan Makna Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid memiliki berbagai makna dan tujuan penting dalam kehidupan umat Islam. Berikut beberapa di antaranya:

Mengenang Kelahiran Rasulullah

Peringatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok yang membawa risalah kebenaran dan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.

Meneladani Akhlak Rasulullah

Rasulullah adalah suri teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Melalui peringatan Maulid, umat diingatkan kembali untuk menjadikan akhlak Nabi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak.

Mempererat Ukhuwah Islamiyah

Acara Maulid sering kali diadakan secara berjamaah, baik di masjid, majelis taklim, maupun di komunitas Muslim. Ini menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat solidaritas sesama umat Islam.

Memperkuat Iman dan Takwa

Momen ini menjadi saat yang tepat untuk refleksi diri dan memperkuat kembali komitmen dalam menjalankan perintah agama, menjauhi larangan-Nya, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mempelajari Sejarah dan Ajaran Islam

Melalui kajian, ceramah, dan pembacaan sirah Nabi, umat Islam bisa memperdalam pemahaman terhadap sejarah perjuangan Rasulullah dan inti ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan rahmat.

Tradisi Peringatan Maulid di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki beragam tradisi unik dalam memperingati Maulid Nabi, di antaranya:

Grebeg Maulud – Solo, Jawa Tengah

Kirab gunungan berisi makanan dan hasil bumi yang melambangkan rasa syukur dan berbagi.

Endog-endogan – Banyuwangi, Jawa Timur

Tradisi menghias telur dan menyusunnya dalam bentuk tumpeng sebagai simbol keberkahan dan kehidupan.

Weh-wehan – Kendal, Jawa Tengah

Masyarakat saling berbagi makanan kepada tetangga dan sanak saudara.

Ampyang Maulid – Kudus, Jawa Tengah

Perayaan dengan pembagian makanan khas dan parade budaya Islami.

Walima – Gorontalo

Acara pembacaan doa bersama dan ceramah agama sebagai bentuk penghormatan terhadap Rasulullah SAW.

Berbagai tradisi ini memperkaya khasanah budaya Islam di Nusantara tanpa menghilangkan esensi utamanya, yaitu meneladani Rasulullah dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

Maulid Nabi Memperingati Apa?

Secara esensial, Maulid Nabi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang membawa rahmat bagi semesta alam. Ini adalah bentuk cinta, penghormatan, dan rasa syukur umat Islam atas diutusnya seorang nabi terakhir yang menjadi teladan sepanjang zaman. Umat Islam merayakannya dengan harapan dapat menumbuhkan kembali semangat untuk meneladani akhlak dan perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam secara damai.

Ingin lebih dekat dengan jejak langkah Rasulullah? Wujudkan impian spiritual Anda dengan mengikuti Umroh Maulid bersama Arrayyan, travel umroh terpercaya yang telah berpengalaman memberangkatkan jamaah ke Tanah Suci. Nikmati layanan terbaik, bimbingan ibadah yang sesuai sunnah, dan kesempatan berziarah ke tempat-tempat bersejarah yang penuh makna. Kunjungi arrayyan.travel dan daftar sekarang paket umroh untuk keberangkatan spesial Maulid Nabi!